Friday, March 9, 2012

Tips Berbisnis Mainan Edukatif

Hits : 1740 PDF Cetak E-mail
Jumat, 09 Maret 2012 15:16
mainan_edu0312Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat mengembangkan bisnis mainan edukatif yang Anda buat. Menurut konsultan keuangan Pietra Sarosa dari Sarosa Consulting Group, kita harus lebih kreatif saat membuat desain. Salah satu keunggulan produk kita, Indonesia, dibanding produk negara lain, terutama China, adalah bahannya. Mainan yang kita produksi lebih dikenal baik karena terbuat dari kayu, sementara produk-produk China dibuat dari plastik yang tidak terjamin aspek keamanannya.

Untuk bahan kayu, kita bisa memanfaatkan sisa kayu dari pabrik-pabrik. Banyak pabrik yang mengizinkan limbah kayunya diambil dengan cuma-cuma alias gratis. Kalaupun dikenakan biaya, harganya relatif murah.

Demikian pula jika Anda hendak membuat mainan dari bahan kain. Sebisa mungkin, manfaatkanlah kain sisa. Motif yang tidak selalu seragam justru menjadi sebuah kelebihan karena mainan jadi kaya warna.

Saat bisnis Anda sudah berjalan sukses, lakukanlah pengembangan. Karena pelanggan Anda juga berasal dari kalangan sekolah, Anda bisa menawarkan kepada mereka untuk membuat berbagai perabot sekolah yang menarik bagi anak-anak. Misalnya rak buku, lemari tas, lemari sepatu, lemari mainan, dan masih banyak lagi. Hal yang sama juga bisa ditawarkan kepada pelanggan individu.

Ikutilah saran yang diberikan Pietra agar bisa menjadi pengusaha yang baik:
1. Perhatikan target usia yang dituju. Jangan membuat mainan yang terlalu sulit atau terlalu mudah untuk setiap level.
2. Berkonsultasilah dengan yang ahli dalam dunia anak. Ahli ini bisa saja guru, psikolog, dan juga orang tua.
3. Kembangkan kreativitas. Gali lagi apa yang bisa dikembangkan untuk mainan. Kalau bisa menciptakan mainan yang tidak biasa dan tetap mendidik, usaha Anda bisa menonjol.
4. Cantumkan target usia dalam setiap kemasan mainan. Ini akan sangat membantu orang tua memilih mainan yang cocok bagi anaknya.
5. Sertakan instruksi penggunaan yang jelas dalam kemasan. Kalau bisa, instruksinya dalam bentuk gambar dan tulisan. Ini terutama diperlukan untuk mainan-mainan baru yang tidak biasa.

Produsen mainan seringkah lupa menyertakan instruksi tersebut sehingga orang yang baru pertama kali membelinya jadi kebingungan ketika hendak menggunakannya. Sayang sekali kalau mainan itu malah tidak bisa dimanfaatkan.

Sementara itu, Anna Surti Ariani, psikolog dari Medicare Clinic, menyarankan, sebaiknya dalam instruksi itu juga tercantum apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Misalnya mainan tidak boleh terkena air.

6. Selalu utamakan keamanan mainan yang diproduksi. Untuk bayi dan batita, buatlah mainan dalam ukuran besar.
7. Miliki tenaga kerja terampil dan teliti. Mereka harus bisa membuat mainan dengan kondisi sesuai standar yang sudah ditetapkan. Tidak asal jadi.
8. Gencarkan promosi. Rajin-rajinlah berpartisipasi dalam bazar, pameran, atau acara lainnya.
9. Jangan lupa memberi nama pada usaha Anda sehingga mudah dikenal. Pilih nama yang unik dan mudah diingat. Apabila memiliki toko, Anda bisa menampilkan satu booth mainan untuk setiap jenis sebagai contoh. Dengan cara ini, pengunjung bisa tahu pasti mainan seperti apa yang dibeli. (*/Kompas.com/ian)

http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/15104-tips-berbisnis-mainan-edukatif.html

No comments:

Post a Comment