Monday, March 26, 2012

Seberapa sehat keuanganmu?

KIAT KOCEK

Seberapa sehat keuanganmu?

Seberapa sehat keuanganmu?

JAKARTA. Sudah 90 hari sejak tahun baru, apa saja yang telah Anda lakukan untuk keuangan Anda? Mengevaluasi kesehatan keuangan adalah hal paling mendasar yang wajib Anda lakukan sebelum mulai berinvestasi.
Seseorang yang sehat secara finansial, umumnya tahu kondisi aset dan utangnya, mampu untuk selalu bayar cicilan utang tepat waktu, dan tahu bagaimana cara menggunakan aset dan sisa arus kas untuk mencapai berbagai keinginan dalam hidup. Apakah ini Anda?

Cara termudah untuk mengetahui kesehatan keuangan adalah dengan melakukan financial check up. Proses ini bisa dikerjakan sendiri atau pun bisa dengan konsultasi bersama seorang perencana keuangan. Anda akan diajak untuk menghitung ulang jumlah aset dan jumlah utang yang dimiliki saat ini. Selain itu, Anda juga akan diminta untuk membeberkan berapa jumlah penghasilan yang diterima setiap bulan dan ke mana saja larinya penghasilan tersebut.

Ada lima area yang harus Anda perhatikan untuk menentukan seberapa sehat keuangan Anda, dan seberapa dekat Anda dalam mencapai berbagai keinginan dalam hidup.

Pertama, dana darurat. Setiap orang wajib punya dana darurat setidaknya 3 kali pengeluaran rutin bulanan. Jadi, kalau tiap bulan perlu Rp 5 juta untuk hidup, maka jumlah dana darurat minimal adalah Rp 15 juta. Meski demikian, saya sangat sarankan Anda untuk menargetkan 12 kali pengeluaran rutin bulanan, mengingat kondisi ekonomi global yang masih kurang menentu.
Dana darurat ini harus berbentuk aset likuid dan nilainya tidak turun, seperti tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang. Jika saat ini tidak punya dana darurat, mulailah menyisihkan 10% dari penghasilan, sedikit demi sedikit hingga hasil ideal tercapai.

Kedua, utang. Jumlahkan semua pembayaran minimum tagihan utang Anda. Ini termasuk kartu kredit, kredit kendaraan, kredit perumahan, dan kredit dana tunai. Jumlah total pembayaran segala cicilan utang Anda tidak boleh melebihi 35% dari penghasilan rutin bulanan. Khusus untuk cicilan kredit perumahan, porsinya tidak bisa melebihi 30% dari penghasilan rutin bulanan.
Misalkan, gaji bulanan Rp 10 juta, maka maksimal cicilan adalah Rp 3 juta. Jika cicilan Anda melebihi itu, Anda harus kerja ekstra membayar pokok utang agar cicilan per bulan bisa turun.

Jangan lupa diversifikasi

Ketiga, pundi-pundi pensiun. Siapkan masa depan Anda dengan mulai berinvestasi untuk dana pensiun. Percaya atau tidak, Anda pasti akan mengalami masa penurunan produktivitas. Untuk Anda yang karyawan, pasti akan pensiun. Untuk Anda yang punya bisnis, ada masanya meneruskan bisnis ke anak. Merencanakan dana pensiun sangat vital untuk Anda yang tidak rela punya gaya hidup yang menurun di masa depan.
Coba periksa berapa banyak dari penghasilan sekarang yang disisihkan untuk investasi pensiun. Anda yang karyawan, umumnya telah menyisihkan 8% dari gaji dalam bentuk JHT Jamsostek dan produk DPLK. Tapi, nilai ini tidak cukup!

Usahakan untuk menyisihkan 10% dari penghasilan ke produk investasi yang sesuai untuk dana pensiun. Jika ada bonus atau THR, Anda bisa gunakan momentum ini untuk menambal kekurangan investasi di bulan-bulan sebelumnya.

Keempat, pundi-pundi pendidikan. Di Indonesia, biaya pendidikan menjadi ketakutan terbesar banyak orangtua. Bagaimana tidak, dengan kenaikan biaya pendidikan yang rata-rata bisa mencapai 15% per tahun, Anda tidak bisa trial and error dalam mempersiapkan masa depan si buah hati.
Pastikan Anda sudah menghitung berapa kebutuhan dana pendidikan anak Anda dan Anda sudah berinvestasi untuk mencapainya. Ingat, saya minta Anda berinvestasi, bukan berasuransi untuk menambah saldo dana pendidikan.

Kelima, asuransi. Melindungi nilai aset dan nilai ekonomis jiwa Anda sangatlah penting. Satu kejadian sakit keras atau musibah yang dapat melenyapkan rumah, dapat menghancurkan kesehatan keuangan Anda. Jika Anda punya tanggungan (anak, orangtua, atau saudara), maka punya asuransi jiwa murni menjadi wajib untuk Anda.
Proteksi diperoleh dengan asuransi, menambah jumlah kekayaan yang diperoleh dengan menabung dan berinvestasi. Evaluasi kebutuhan proteksi Anda, dan pastikan Anda punya asuransi yang benar-benar dibutuhkan oleh keluarga Anda.

Keenam, diversifikasi kekayaan. Mari evaluasi aset, dana pensiun, dan dana pendidikan Anda. Apakah aset Anda terdiversifikasi dengan baik? Atau, nyaris 100% uang Anda ada di tabungan dan deposito? Memiliki aset yang tersebar di tiga alokasi berbeda adalah hal yang bijaksana. Kombinasi yang harus ada: aset likuid stabil (tabungan, deposito), aset investasi fisik (logam mulia, properti), dan aset investasi di pasar modal (reksadana, ORI, sukuk ritel, saham).
Untuk masing-masing kategori, Anda bisa pilih salah satu. Perhatikan tujuan finansial Anda, situasi Anda saat ini, dan berapa banyak waktu yang Anda punya untuk mencapai berbagai keinginan tersebut.

Memiliki keuangan yang sehat adalah langkah awal menuju tahap financial freedom. Seperti halnya tubuh manusia, kesehatan keuangan itu harus diraih dan dipelihara. Pastikan rapor Anda hijau untuk enam prioritas di atas. Betul, sehat itu bukan segalanya. Tapi, tanpa sehat, segalanya jadi tak berarti. Live a beautiful life!

Sumber:
http://personalfinance.kontan.co.id/news/seberapa-sehat-keuanganmu/?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

No comments:

Post a Comment