Wednesday, March 7, 2012

5 Kesalahan Akunting yang Bisa Tenggelamkan Bisnis

Views :909 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 07 Maret 2012 09:17
akuntansi0312Menjalankan bisnis berarti si pemilik akan ‘dipaksa’ untuk melakukan beberapa peran sekaligus. Tanggung jawab yang mereka pikul juga bervariasi dan bisa menuntut dalam waktu yang bersamaan. Pemilik bisnis kecil sering merasa tak berdaya karena harus mengurus pembukuan sendiri dan ini sangat melelahkan bagi mereka.

Banyak pemilik usaha yang juga berpikir bahwa karena usaha mereka skalanya masih kecil, mereka tak perlu untuk mencurahkan banyak perhatian di sana. Namun, apapun skala bisnis yang kita kelola idealnya kita harus menjalankan sistem akunting yang baik dan tertata.

Jika Anda memutuskan untuk melakukan pembukuan dengan tenaga sendiri, setidaknya terdapat 5 hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tugas itu:

1. Software yang tidak memadaiAkuntan yang Anda pekerjakan sudah begitu berpengalaman dalam bidangnya. Dengan begitu, sangat masuk akal jika Anda yang tidak berlatar belakang pendidikan atau profesi akuntansi memiliki kesulitan dalam memahami cara kerjanya dan semua informasi yang ia sajikan dan olah. Apa yang Anda bisa lakukan ialah mendirikan sebuah perusahaan dengan software akunting yang dinamis dan sesuai kebutuhan Anda.

Ada begitu banyak program di luar sana, sering ada program yang dikhususkan untuk industri yang berbeda. Melakukan sedikit riset untuk mengetahui software mana yang sesuai dengan perusahaan baru Anda tentu membutuhkan waktu. Software yang tepat akan bisa membimbing Anda menjalankan proses akunting bisnis yang membingungkan bagi pemula atau orang awam.

2. InkonsistensiBisnis Anda mungkin bukan bisnis akunting. Jadi bisa dipahami bagi banyak pemilik bisnis, akunting sangat membuat frustrasi. Khawatir untuk mencatat dengan rutin pajak penghasilan dan melaporkannya ke pihak yang berwenang atau melaporkan rekening bank juga kurang penting tampaknya. Tetapi saat Anda menundanya, tingkat stres akan makin meningkat. Dan itu belum lagi ditambah dengan kemungkinan membuat kesalahan yang makin tinggi. Kuncinya adalah bagaimana menaati sebuah jadwal yang sudah ditetapkan, katakanlah 20-30 menit seminggu untuk memastikan semuanya seperti yang diinginkan.

3. Pembayaran yang terlambatPembayaran yang terlambat ialah satu cara untuk membuat bisnis Anda masuk daftar hitam. Apakah Anda ingin berbisnis dengan perusahaan yang membayar tagihan dengan tidak konsisten dan Anda harus mengomel untuk menagihnya setiap saat? Mungkin tidak. Membangun reputasi yang kokoh dalam komunitas Anda dimulai dari mereka yang sehari-hari berbisnis dengan Anda, bukan hanya pelanggan Anda.

Tidak mengatur dengan baik keadaan keuangan bisnis Anda merupakan kesalah terbesar untuk semua bisnis. Pembayaran pinjaman atau kartu kredit yang gagal bisa membuat perusahaan Anda amat sukar untuk tumbuh di masa depan.

4. Pencatatan tagihan yang buruk

Sebuah usaha haruslah dijalankan atas prinsip bisnis bukan badan amal! Selalu memantau penagihan pelanggan sangat penting untuk menjaga kesehatan arus kas dalam perusahaan. Inilah titik di mana software akunting Anda bisa menjadi sandaran. Melakukan sistematisasi dalam proses penagihan akan membuat Anda lebih efektif dalam melakukan penagihan. Selain itu, pengingat otomatis untuk pembayaran yang terlambat bisa menjadi penyelamat untuk rekening bank Anda sebelum benar-benar habis.

5. Tidak melakukan pembatasan

Bahkan jika Anda seorang pemilik bisnis, operator dan majikan tunggal di perusahaan Anda, sebuah rekening bank terpisah adalah satu kunci menuju sukses yang vital. Mencampur dana pribadi dengan uang perusahaan bisa jadi bibit masalah. Tak hanya ini akan mebuat akuntabilitas pajak dan pencatatan transaksi keuangan menjadi lebih rumit dan membingungkan, tetapi ini juga membuat keamanan keuangan pribadi Anda menjadi lebih rentan.

(*/Disarikan dari “5 Accounting Mistakes That Can Sink a Business” oleh Adam Toren/AP)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/bina-usaha/54-sinyal-bahaya/15012-5-kesalahan-akunting-yang-bisa-tenggelamkan-bisnis.html

No comments:

Post a Comment