Views :212 Times |
Rabu, 21 Maret 2012 14:05 |
Bisnis cokelat ternyata memang semanis rasanya. Hal ini tentu akan menjadi peluang yang menguntungkan untuk berbisnis. Apalagi, membuka usaha cokelat tidak membutuhkan modal awal yang besar. Dikutip dari okezone.com, Malhayanti dan Hendry E Ramdhan memaparkan dalam buku bertajuk "99 Bisnis Anak Muda," cara untuk merambah bisnis cokelat ini. Hendry sendiri kini merupakan praktisi franchise yang kini mengelola merek perusahaan franchise lokal yakni Restoran Bakmi Gila. Sementara Mala yang bekerja di Indscipt Creative mengatakan, untuk memulai bisnis ini, syaratnya harus punya kulkas dan kompor. "Apalagi, biasanya kedua barang tersebut sudah menjadi perabotan wajib di rumah kan? Jadi kita harus bisa memanfaatkan barang yang sudah ada," ungkap mereka dalam buku tersebut. Adapun peralatan lain yang harus dibeli yakni cetakan dengan harga kurang lebih Rp6.000 dan tentunya cokelat. "Untuk pemasaran, awalnya bisa dengan menawarkan ke teman-teman terdekat juga keluarga untuk meminimalisir modal," jelasnya. Memulai bisnis Dalam menjalankan bisnis cokelat ini, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Pertama, keterampilan berkomunikasi sangat dianjurkan untuk bisa menawarkan produk ke supermarket dan minimarket. "Suplai harus ke semua cabang dan harus rutin menawarkan setiap toko," kata dia. Meski begitu, penjualan bisa dilakukan dengan sistem konsinyasi atau beli putus. Kedua, perlu melakukan variasi dengan menghadirkan berbagai bentuk varian harus dihadirkan. "Semakin lucu bentuknya pasti akan semakin menarik pelanggan untuk membeli, terutama anak-anak," paparnya. Selain dari inspirasi sang pembuat cokelat, tempat produksi atau dapur memulai bisnis ini bisa dimulai di dapur sendiri. "Walaupun demikian, sebaiknya dapur ditata sedemikian rupa untuk memudahkan proses produksi," ungkap mereka. Selain itu, jangan lupa mempersiapkan kulkas serta lemari atau etalase untuk menjajakan dagangan Anda. Untuk memulai bisnis cokelat ini, tidak dibutuhkan dana yang terlalu besar. Dana tersebut salah satunya digunakan untuk membeli bahan baku cokelat. "Kejelian mencari bahan baku berkualitas dengan harga murah dibutuhkan untuk menekan biaya produksi yang akhirnya berimbas pada harga jual yang kompetitif," tutur dia. Namun, dalam berbisnis bukan berarti semua akan berjalan lancar walaupun Anda sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Dengan terjun langsung ke dunia bisnis, maka seseorang telah siap menghadapi tantangan. Antara lain, dari pemasaran. "Promosi yang kurang luas akan menghambat kesuksesan pemasaran," urainya. Jangan lupa, banyak pesaing yang sudah menjalankan bisnis ini. Yang lain yang juga perlu diperhatikan adalah tempat penyimpanan stok cokelat yang belum dipasarkan. "Jika salah menyimpan, cokelat akan meleleh dan rusak," tambah dia. Strategi bisnis Sukses berencana adalah setengah dari sukses hasil. Sukses memilih dan menjalankan strategi bisnis merupakan setengah perjalanan menuju sukses bisnis. Karena itu, perlu perencanaan terkait bisnis cokelat ini. Pertama, pelajari serba-serbi cokelat, jenis, dan sifat cokelat, teknik tempreing, pembuatan cokelat praline, baik dari teknis tempering sampai ke pembuatan ganahche, praline, dan karamel untuk filling cokelat. Kedua, pelajari trik mencetak cokelat agar hasilnya mulus dan siap untuk dikonsumsi. Ketiga, pilihlah bahan baku cokelat yang akan digunakan. Pilih cokelat yang berkualitas agar rasa dan hasilnya lebih memuaskan. Keempat, perhatikan kemasan. Walau sepele, kemasan cokelat ternyata amat penting. Maka dari itu, buatlah kemasan yang unik dan menarik. Terakhir, manfaatkan momen-momen tertentu seperti valentine agar cokelat lebih menarik. Analisa bisnis Dalam membuat cokelat diperlukan modal awal. Berikut perkiraan modal awal yang dibutuhkan untuk membuat cokelat. Peralatan seperti cetakan cokelat Rp500 ribu, panci Rp100 ribu, toples Rp500 ribu, serta lainnya Rp400 ribu dengan total mencapai Rp1,5 juta. Peralatan ini, akan mengalami penyusutan selama empat tahun dan memiliki nilai residu sebesar 10 persen yakni Rp150 ribu. Katakanlah penyusutan per tahun adalah (Rp1,5 juta-Rp150 ribu) dibagi empat, maka hasilnya sebesar Rp374.625 per tahun atau Rp31.200 per bulan. Selain itu, diperlukan biaya untuk pembuatan cokelat dengan rincian, bahan baku Rp1 juta dengan asumsi Rp33 ribu untuk 30 cokelat, kemasan Rp200 ribu, promosi Rp50 ribu, dan pewarna makanan Rp10 ribu, ditambah biaya penyusutan per bulan Rp31.200 maka total pembuatan cokelat per bulan mencapai Rp1.291.200. Dengan biaya tersebut, diperkirakan dapat memproduksi cokelat sebanyak 500 buah. Jika satu cokelat dijual dengan harga Rp5.000, maka dalam satu bulan dengan asumsi semua cokelat terjual akan memperoleh Rp2,5 juta. Dengan demikian, setiap bulan Anda akan mendapatkan pendapatan bersih Rp1.208.800 juta. Maka dalam 2,1 bulan modal Anda sejak memulai bisnis cokelat dapat kembali. Untuk lebih memperkaya referensi dalam membuat cokleat, kedua orang ini pun merekomendasikan dua merek cokelat yang harga dan kualitasnya seusai, yakni cokelat merek Colatta dan Tulip. Banyak bakery menggunakan kedua merek tersebut. Selain itu, ada beberapa jenis cokelat yang perlu diperhatikan, yakni compound dan couverture. Compound lebih umum, sedangkan couverture lebih banyak kandungan cocoa butter-nya sehingga rasanya lebih pahit dan lebih enak, tapi tentu saja lebih mahal. Cokelat juga dibagi menjadi tiga jenis yakni dark, milk, dan white. "Untuk uji coba resep, gunakan cokelat berukuran 250 gram dahulu. Kalau sudah mantap dengan pilihan, baru beli kemasan satu kilogram (kg). Biasanya tersedia di toko yang menjual bahan kue," tutup Malhayanti dan Hendry. |
Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/122-peluang-bisnis-perempuan/15430-membuka-bisnis-cokelat.html
No comments:
Post a Comment