TAWARAN KEMITRAAN JASA BINATU
Bisnis jasa binatu semakin laku saja
Bagi kaum urban yang supersibuk, mencuci pakaian mungkin adalah pekerjaan yang sulit untuk dilakukan sendiri. Karena itu, sebagian besar dari mereka memilih jasa pembantu atau menyambangi kios jasa binatu alias laundry.
Tempat terakhir ini agaknya menjadi pilihan yang paling rasional, mengingat jasa binatu sudah menjamur dan lazim digunakan oleh berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa hingga ibu-ibu rumah tangga memakai jasa binatu dengan alasan kepraktisan.
Meningkatnya permintaan binatu pakaian jelas menjadi peluang bagus. Tak heran, pemain baru usaha binatu pun bermunculan. Jelas, hal ini membuat persaingan di bisnis ini juga kian sengit.
Tapi, meski persaingan kian ketat, bisnis binatu makin berkembang. Beberapa usaha binatu yang menawarkan kemitraan atau waralaba bahkan terus berhasil menggandeng mitra baru.
Tentu saja, keberhasilan pemilik kemitraan atau waralaba ini berkat beragam inovasi yang mereka lakukan. Seperti menggunakan mesin-mesin cuci teknologi baru, membuat bahan detergen sendiri sehingga lebih ramah lingkungan atau dengan mengubah beberapa skema kemitraan atau waralaba.
Selain itu, beberapa pewaralaba berusaha untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan. Mereka memberikan layanan antar jemput binatu dan menggaransi pelayanan mereka untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
Berikut KONTAN mencoba mengulas tiga kemitraan jasa binatu, yakni Dressed Laundry, Si KinClong, dan Beach Laundry. KONTAN memberikan kilasan gambaran perkembangan mereka dengan membandingkan kondisi beberapa waktu lalu.
• Dressed Laundry
Menanamkan investasi dengan bergabung menjadi mitra jasa binatu ternyata masih menjanjikan keuntungan lumayan. Tengok saja perkembangan mitra Dressed Binatu yang didirikan Dedi Setiadi pada 2009 lalu. Kemitraan yang baru ditawarkan pada 2010 ini telah memiliki 16 mitra. Jasa binatu ini membidik pasar kalangan menengah.
Pada saat KONTAN mengulas kemitraan ini tahun lalu, Dedi baru menawarkan dua paket investasi Dressed Laundry, yakni paket Rp 30 juta dan paket Rp 40 juta.
Kini, Dedi telah mengubah strategi bisnisnya. Ia tak lagi menyasar kalangan menengah. Dressed Binatu menawarkan jasa cuci untuk segmen pasar premium.
Alhasil, perubahan bisnis ini ikut merombak bisnis kemitraannya. Dedi menyediakan empat paket investasi Dressed Laundry, mulai dari harga Rp 450 juta hingga Rp 2,4 miliar. "Kami ingin menjaga kualitas pelayanan dengan mengganti mesin cuci di setiap gerai," jelas Dedi.
Perubahan lainnya, Dressed Binatu juga melayani cuci satuan. Langkah ini ditempuh untuk memberikan layanan yang lebih optimal bagi konsumen dari kalangan ekspatriat. "Kami saat ini ingin lebih fokus menjadi penyedia jasa binatu kelas premium," ujar Dedi mantap.
Sejak tiga bulan lalu, Dedi pun mengembangkan teknologi robotik dalam proses pemindahan pakaian dari pencucian hingga ke tahap pengemasan. Dengan menggunakan semacam lengan robot tersebut, Dedi bilang, proses binatu menjadi lebih cepat.
Tak hanya itu, mereka juga menggunakan mesin pressing yang menggantikan proses penyetrikaan secara manual. Alhasil, tampilan akhir pun menjadi lebih rapi dan memuaskan. "Layanan kami menjadi lebih cepat dengan teknologi robotik ini," ujar Dedi.
• Si KinClong
Usaha binatu ini mulai berdiri sejak 2004 silam dan mulai menawarkan konsep waralaba setahun kemudian. Saat KONTAN mengulas waralaba asal Bandung ini pada Juni 2008, Si KinClong baru mempunyai 10 gerai yang tersebar di Bandung, Indramayu, dan Lampung.
Tiga tahun berselang, kini Si KinClong sudah memiliki 16 outlet yang separuhnya merupakan milik sendiri. Hendra Susanto, Manajer Operasional Si KinClong mengatakan, yang berbeda dari waralaba ini sekarang dibanding tiga tahun lalu, adalah penawaran paket investasi dan fokus membidik pasar di daerah tertentu.
Menurut Hendra, jika tiga tahun lalu pihaknya menawarkan tiga paket waralaba yakni Paket Standar sebesar Rp 90 juta, paket Gold Rp 100 juta, dan paket Premium senilai Rp 135 juta. Kini, Si KinClong hanya menawarkan Paket Standar saja.
Dengan paket itu, lanjut Hendra, mitra bisa meraih omzet sekitar Rp 10 juta per bulan. Sedangkan untuk jasa pencucian Si KinClong tak menaikkan tarif yaitu Rp 6.000 per kg, tarif yang sama dengan tiga tahun lalu.
Hendra mengklaim, pengerucutan paket investasi ini bertujuan agar usahanya fokus pada segmen pasar tertentu. Dengan satu paket, Si KinClong juga menghindari adanya perbedaan kualitas.
Bukan itu saja, Hendra menambahkan, kini Si KinClong juga fokus bermain di wilayah Bandung. Sebab, menurut Hendra, pasar binatu di Bandung masih cukup luas dan belum benar-benar terjamah secara merata. "Tahun depan kami targetkan menambah dua hingga tiga gerai baru di Bandung ini," tegasnya.
Walau demikian, Hendra menilai potensi bisnis binatu secara keseluruhan masih sangat besar. Hal terlihat dengan konsumen binatu yang terus tumbuh. "Pasarnya menarik, permintaan terus tumbuh, tapi persaingan kian ketat," tandasnya.
Untuk memenangkan persaingan, Si KinClong juga berupaya untuk menyasar segmen di luar individu, yakni kalangan perusahaan. Walau dirasa cukup sulit namun Hendra optimistis hal itu bisa dilakukan.
• Beach Laundry
Perkembangan jumlah mitra juga dialami oleh Beach Laundry. Usaha binatu ini didirikan oleh Andi Rakhmat Santoso di Yogyakarta pada 2007 lalu.
Saat KONTAN menulis usaha ini pada 2010 lalu, Beach binatu telah memiliki 32 mitra, yang sebagian besar berada di Jabodetabek dan Jawa Tengah. Untuk para calon mitranya, mereka menawarkan tiga paket kemitraan, yaitu Rp 100 juta, Rp 120 juta, dan Rp 160 juta. "Paket itu tak berubah," ujar Andi.
Kini, usaha binatu di bawah PT Ghalasa Putera Indonesia ini makin berkembang. Beach Binatu sudah memiliki 60 mitra yang tersebar hingga wilayah Sumatera. Mitra cepat bertambah, karena Beach Binatu mengklaim punya beberapa keunggulan.
Mereka telah memproduksi detergen sendiri, sehingga harganya lebih murah. Hendra mengklaim detergen buatannya lebih ramah lingkungan. "Binatu kami telah memiliki kesadaran untuk ramah lingkungan," ujar Andi.
Tak hanya itu, Beach Binatu juga menawarkan jasa pencucian yang lumayan lengkap, yakni layanan binatu kiloan dan juga binatu satuan. Demi menjaga kepuasan pelanggan, mereka juga memberikan fasilitas pengiriman cucian secara gratis.
Tak cukup sampai di situ, mereka juga memberi kesempatan pada para pelanggannya untuk mengembalikan pakaian yang terbukti kurang bersih atau tidak rapi. "Kami memberikan jaminan layanan penuh tanpa pungutan biaya tambahan," ujar Andi.
Untuk semakin mengukuhkan posisi dalam layanan jasa bersih-bersih, pemilik Beach Binatu berencana mengembangkan layanan cucian motor, juga dalam paket kemitraan. Dengan pengembangan paket usaha cuci motor tersebut, Andi berharap akan dapat meningkatkan jumlah mitra dan memperluas ekspansi usaha mereka. "Kami mencoba mengikuti kebutuhan masyarakat yang berkembang saat ini," ujar Andi.
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/84153/Bisnis-jasa-binatu-semakin-laku-saja-
No comments:
Post a Comment