Thursday, December 8, 2011

Gusti Ngurah Anom, Sukses dengan Oleh-oleh Khas Bali

Views :197 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 08 Desember 2011 08:56
Ada yang kurang rasanya jika berlibur ke Pulau Bali tanpa membawa pulang oleh-oleh untuk rekan maupun sanak saudara. Ada banyak memang oleh-oleh khas Pulau Dewata. Mulai dari baju hingga cinderamata.

oleh2baliSadar jika oleh-oleh merupakan hal kedua yang diburu wisatawan setelah mengunjungi destinasi di Bali, Gusti Ngurah Anom membidik peluang pusat oleh-oleh di Bali. Tak tanggung-tanggung, sudah empat toko pusat oleh-oleh dibuatnya. Bahkan, ia berencana membuka pusat oleh-oleh di seluruh Indonesia. Tak ayal, ia dijuluki raja oleh-oleh khas Bali.

Kendati begitu, pria yang akrab disapa Ajik ini berbesar hati membagi pengalamannya membesarkan bisnis toko oleh-oleh miliknya. Ya, kiat-kiat jitu memulai dan membesarkan bisnis oleh-oleh dituangkannya dalam buku biografi yang diberi judul “Raja Oleh-oleh Khas Bali”.

Melihat ke belakang, Ajik sendiri bukan dari kalangan bermodal. Ia berlatar keluarga miskin. Pendidikannya pun hanya tamat SMP. Namun, tak lantas membuat ia berkecil hati. Tekad sudah bulat. Pria asal Buleleng ini merantau ke Denpasar. Di ibu kota Bali itu, ia mulai bekerja seadanya untuk bertahan hidup mulai dari mencuci mobil tamu di salah satu hotel di kawasan Sanur, hingga menjadi pesuruh di salah satu garmen di Denpasar.

“Kisah hidup ini saya tuangkan ke dalam buku dengan harapan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk giat bekerja menekuni usaha wiraswasta. Utamanya, kepada mereka yang tidak beruntung lantaran memiliki keterbatasan fisik seperti cacat, agar mau bangkit karena banyak peluang yang bisa dikerjakan," kata Gusti Ngurah Anom di Sanur, Kota Denpasar, Bali, seperti dikutip dari VIVAnews.

Bapak empat anak ini mengatakan, berkat ketekunan dan kegigihannya ingin Mandiri dengan membuka usaha jual baju kaos, dirinya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan waktu itu pemilik perusahaan mengizinkan dan memberikan dorongan untuk maju.

"Dari situlah awalnya saya bersama istri membuka usaha kecil-kecilan konveksi baju kaos. Saya lakoni usaha ini dengan kerja keras selama enam tahun. Saya mempromosikan lewat selebaran ke sekolah-sekolah, lampu merah, dan lainnya," kata suami Ni Ketut Mastrining.

Menurut dia, pekerjaan apa pun dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil. Dengan kepercayaannya itu secara perlahan-lahan usaha yang dirintis semakin maju. "Kemajuan dalam usaha konveksi itu menjadikan inspirasi untuk membuka toko Krisna yaitu menjual oleh-oleh khas Bali," katanya.

Dia mengatakan, toko oleh-oleh khas Bali pertama dibuka di Jalan Nusa Indah Denpasar pada Mei 2007. “Alasan awal membuka usaha yang saya rintis dibuka pada Mei, karena dengan pertimbangan pada Juni bertepatan musim liburan sekolah dan momentum Pesta Kesenian Bali (PKB) dengan harapan akan banyak pembeli yang datang berbelanja oleh-oleh khas Bali," kata Ngurah Anom yang akrab dipanggil Ajik Anom.

Setelah membuka pusat oleh-oleh pertama itu, kata Ajik Anom, mulai berpikir, bagaimana cara mempromosikan usahanya secara efektif dan efisien. Akhirnya, dia memutuskan untuk berpromosi lewat brosur. Ajik Anom kemudian mulai mempromosikan pusat oleh-oleh Krisna di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana selama dua bulan. "Selama 24 jam saya bekerja mengedarkan brosur pusat oleh-oleh Krisna. Waktu itu saya turun tangan sendiri menyebarkan brosur promosi kepada wisatawan yang baru tiba di Bali. Dan akhirnya saya berhasil mendatangkan wisatawan menikmati liburan di Pulau Dewata," kata Ajik Anom mengenangnya.

Kini usaha yang dirintis itu, kata dia, sudah terus maju dengan omzet miliaran rupiah, sehingga toko Krisna yang menjual oleh-oleh khas Bali itu ada di empat lokasi. Toko oleh-oleh terbesar di Bali itu, kini sudah memperkerjaan karyawan sebanyak 1.080 orang yang tersebar di empat toko. Bahkan, toko yang berlokasi di Jalan Raya Tuban, Kuta buka selama 24 jam.

"Khusus yang di Jalan Raya Tuban, saya sengaja buka 24 jam. Hal ini dengan harapan wisatawan yang tidak sempat jalan-jalan dan keburu mau pulang malam hari, mereka bisa beli oleh-oleh di toko tersebut," kata pria yang sempat ingin bunuh diri lantaran putus asa ini.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/perdagangan/13324-gusti-ngurah-anom-sukses-dengan-oleh-oleh-khas-bali.html

No comments:

Post a Comment