Views :589 Times |
Jumat, 23 Desember 2011 13:42 |
Dalam era teknologi saat ini, siapa pun bisa dengan mudah mengalami ‘banjir’ informasi. Fenomena ini sangat mudah ditemui karena arus informasi yang sangat deras dan tak terbendung. Entrepreneur juga tidak luput dari banjir informasi ini. Volume data yang dapat kita akses seakan-akan tak henti-hentinya mengalir tiap detiknya, dalam kuantitas yang tak terduga sebelumnya. Ini menciptakan sebuah jurang pemisah antara data dan makna. Jurang tersebut membuat entrepreneur merasa kewalahan untuk dapat membuat keputusan secara efisien dan tepat. Manusia, tak terkecuali entrepreneur, membutuhkan waktu untuk berpikir dan berkontemplasi. Pada sisi lain, beberapa orang terlalu berfokus pada kontemplasi sehingga malah tidak sempat membuat tindakan. Berbuat tanpa berpikir dan berpikir tanpa berbuat merupakan dua hal yang menjadi jebakan mematikan bagi sebuah bisnis baru. Tantangannya ialah untuk menemukan titik keseimbangan yang sempurna dan membuat pemikiran reflektif dan mendalam. Dalam bukunya “Consider”, Daniel Patrick Forrester mengemukakan mengenai sejumlah entrepreneur kelas dunia yang meluangkan sedikit waktu mereka untuk berpikir dengan tenang. Mereka tinggalkan kantor dan pekerjaan untuk kemudian menikmati ketenangan dalam sebuah pondok di tengah hutan. Sementara yang lain cukup meluangkan waktu untuk merenung di pagi hari yang tenang untuk berpikir sendirian tanpa gangguan, meskipun mereka memiliki segudang aktivitas padat. Lalu apakah masalah dan pertanyaan yang menjadi bahan renungan entrepreneur-entrepreneur hebat ini? Inilah rangkuman dari pengamatan Forrester: * Kendali yang kita berikanSementara banyak dari kita yang tidak bisa menghentikan aliran data dan mencegah pembuatan konten yang memenuhi sekitar kita, kita dapat mengendalikan bagaimana kita menyusun momen yang membangkitkan dan tanggapan kita. Sebagai pemimpin, kendali yang diberikan dalam pemecahan masalah memberikan panduan umum bagi semua komponen sebuah perusahaan. * Tingkat perhatian yang diberikanKini kita bekerja dalam keadaan memberikan sebagian perhatian secara terus menerus pada semua masalah di hadapan kita. Sementara tidak semua hal patut untuk dipikirkan secara mendalam, ternyata masalah yang kurang patut mendapat pemikiran mendalam juga diberikan perhatian layaknya hal yang pantas mendapat perhatian lebih. * Jenis komunikasi yang digunakanJika email atau pesan pendek ialah cara Anda semula berinteraksi, Anda telah menyatakan bagaimana kedudukan komunikasi dalam perusahaan Anda. Saat teknologi memungkinkan kita untuk berkomunikasi lebih cepat dan praktis, ada kalanya makna dan empati dari interaksi tatap muka menjadi hilang dan menurun maknanya. * Nilai dari dialog pendek yang terputusDalam banyak cara, pemecahan masalah telah menyusut menjadi serangkaian dialog yang terjadi di sepanjang transmisi digital dengan interaksi tatap muka yang kadang kala terjadi. * Waktu yang terisi penuh dengan pikiranDengan banyaknya waktu yang terisi oleh penggunaan teknologi sekarang ini, seolah waktu menjadi prioritas terakhir. Alih-alih mengadakan pertemuan dengan orang lain, sediakan waktu untuk sebuah pertemuan dengan diri kita sendiri. * Bercermin sebelum mengirimkan pesanSaat orang menuntut kesegeraan dari Anda, apakah Anda berpikir bagaimana orang lain menangkap pesan tersebut sebelum Anda mengirimkan sebuah pesan? Kadang kita perlu mengadakan perbaikan atau editing pada pesan tersebut saat kita menyadari konsekuensinya. Apakah sebuah pesan elektronik merupakan sebuah jawaban? Waktu berpikir dan refleksi tidak hanya bisa dilakukan saat kita sendirian. Usaha baru pasti akan terlibat dalam wacana dan dialog melalui pertemuan-pertemuan. Anda perlu memastikan wacana yang efektif dalam pertemuan dengan memastikan bahwa tidak akan ada konsekuensi negatif untuk berbeda pendapat dan berdebat. Jika tidak, pertemuan hanya akan terasa sebagai sebuah kegiatan yang membuang-buang waktu saja. Saat teknologi dan internet memungkinkan kita untuk berbuat dan bereaksi dengan lebih cepat daripada sebelumnya, Anda harus mempertimbangkan apa saja konsekuensinya secara mendalam sebelum benar-benar merealisasikannya. Di samping memecahkan masalah dengan cara yang benar, pastikan Anda memecahkan masalah yang benar. |
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/37-advise/13661-renungan-entrepreneur-di-era-teknologi.html
No comments:
Post a Comment