Peluang Usaha
Rabu, 30 November 2011 | 13:33 oleh Ragil Nugroho
SENTRA MEBEL TAMANSARI, BANDUNG
Sentra mebel Tamansari: Harga miring, namun kualitas bersaing (1)
Wilayah Tamansari sangat dekat dengan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Di sini sekitar 15 sampai 20 pedagang menjual berbagai mebel berharga murah namun berkualitas. Pedagang menjual dengan harga murah karena menggunakan bahan baku kayu bekas.Tamansari yang berada di Kecamatan Bandung Wetan merupakan satu dari sekian banyak sentra ekonomi di Kota Bandung. Di tempat ini, berbagai jenis mebel, seperti lemari, kursi, meja, hingga kitchen set dijual.
Taman Sari bisa dicapai dengan mudah baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Jika Anda menggunakan kendaraan umum, selepas Terminal Ledeng, Bandung, Anda hanya perlu naik angkutan umum jurusan terminal Cicaheum dan turun di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tak jauh dari Mesjid Salman ITB, di depan gedung Program Master Administrasi Bisnis ITB, sentra mebel Tamansari bisa ditemukan. Ada sekitar 15 sampai 20 toko mebel berjejer memadati jalan sepanjang 1 km di depan gedung tersebut. "Sentra ini sudah ada sejak 1972," kata Hadi Permana, pemilik toko Karya Agung di Taman Sari.
Hadi mengaku sudah berdagang mebel di sentra ini sejak 1975. Dia menetap sebagai pedagang mebel di sentra ini setelah banyak pedagang yang dulunya menjajakan mebel dengan berkeliling mencari tempat menetap. Apalagi pada saat itu mayoritas penjual mebel keliling adalah warga Tamansari. Dia bercerita, pada awalnya hanya ada tiga toko mebel saja di Tamansari. Seiring berjalannya waktu, sentra mebel Tamansari semakin dikenal. Apalagi di sini menjual aneka produk mebel yang lengkap dan murah. "Di sini harganya lebih murah namun kualitas tetap terjaga," klaim lelaki berusia 60 tahun itu.
Hadi menjual meja komputer mulai harga Rp 90.000 per unit, meja tulis biasa Rp 70.000, lemari pakaian Rp 170.000 sampai Rp 220.000, ranjang kayu Rp 270.000 sampai Rp 350.000. "Harga itu 70% lebih murah dibanding tempat lain di Bandung," tambah Hadi berpromosi.
Walaupun sudah menawarkan dengan harga rendah, Hadi masih mempersilakan pembeli untuk menawar. Oleh karena itulah, banyak konsumen yang datang tidak hanya dari Bandung, namun juga Jakarta, Bekasi, Sumedang, hingga Tasikmalaya.
Tak hanya Hadi saja yang menawarkan harga murah. Selisih harga antara toko mebel yang satu dengan toko yang lain tidak jauh berbeda. "Agak murah karena mayoritas bahan kayu yang digunakan dari kayu bekas atau kayu sisa industri," kata Aditya Nugraha, pemilik toko Afdhol dengan jujur.
Di Tamansari memang tak banyak mebel yang dibuat dari bahan kayu baru. Beberapa jenis kayu yang biasa dipakai adalah jati belanda, mahoni, dan kamper.
Walau banyak menggunakan kayu bekas. Namun menurut Hadi pemilihannya sangat selektif sehingga tidak menurunkan kualitas.
Hadi menambahkan, Tamansari hanya dipakai menjual mebel, sedangkan pembuatan mebel dilakukan di Jalan Pasirkoja dan Jalan Sriwijaya, Bandung. Dari sentra pembuatan ini, produk mebel di kirim ke Tamansari dalam bentuk setengah jadi.
Nantinya pedagang di Tamansari yang menyempurnakan dan memberi polesan akhir berupa pelitur atau cat. Dengan memberlakukan sistem, pedagang bisa lebih menekan harga jual.
Kamis, 01 Desember 2011 | 14:02 oleh Ragil Nugroho
SENTRA MEBEL TAMANSARI, BANDUNG
Sentra mebel Tamansari: Daur ulang mebel bekas berkualitas (2)
Untuk menyediakan mebel daur ulang yang antik, pedagang mebel di Tamansari, Bandung mencari mebel bekas dari gedung tua, museum hingga ke luar negeri. Tapi tak seluruh mebel tua didaur ulang, pedagang hanya mencari mebel tua dari kayu yang berkualitas.
Terkenal sebagai pusat penjualan mebel murah tidak membuat pedagang mebel di Sentra Tamansari, Bandung menyepelekan kualitas. Mereka menjual mebel daur ulang dari mebel bekas pakai yang terbuat dari kayu yang berkualitas tinggi.
Darmayadi, pemilik toko Lancar Jaya bilang, tak semua mebel bekas atau mebel tua itu yang terbuat dari kayu yang berkualitas tinggi. Untuk mencari mebel bekas berkualitas tinggi itu, pedagang mesti mengetahui jenis kayu yang digunakan, termasuk bentuk serat kayu pada mebel itu.
Darmayadi memberi contoh, mebel daur ulang yang banyak diminati adalah mebel yang terbuat dari kayu jati belanda, meranti atau kayu kamper.
Untuk mendapatkan mebel bekas berkualitas itu tidaklah mudah. Darmayadi harus memiliki banyak jaringan untuk mendapatkannya. Biasanya, ia mendapat pasokan mebel bekas dari pemilik bangunan tua, rumah pejabat diplomatik atau dari museum. "Jaringan luas dibutuhkan untuk mengetahui sumber mebel bekas itu," terang Darmayadi.
Baru-baru ini, Darmayadi baru saja membeli sebuah kursi bekas dari gedung Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Kursi bekas pakai itu dibeli seharga Rp 2 juta per unit. Ia mengaku berani beli tinggi karena kursi itu terbuat dari kayu eboni yang bernilai tinggi. "Setelah didaur ulang kursi saya jual seharga Rp 7 juta," kata Darmayadi.
Menurut dia, pembeli mebel daur ulang kebanyakan penggemar barang antik. Semakin tua dan semakin berkualitas kayu mebel bekas tersebut, maka semakin banyak kolektor yang akan memburunya.
Sementara itu, Indrawan Hikmawan, pemilik toko mebel Hikmah menempuh cara berbeda untuk mendapatkan pasokan mebel bekas. Karena sudah 20 tahun berkecimpung di dunia mebel, Indrawan bisa mendapatkan mebel bekas dari mancanegara, seperti Italia, Belanda, dan Prancis. "Jika kayu mebel bekas impor itu bagus, saya berani beli hingga Rp 5 juta per unit," tegasnya.
Namun begitu, pasokan mebel bekas mancanegara itu tidaklah rutin. Indrawan harus bersabar menunggu mebel bekas itu datang ke Indonesia. "Pasokan datang sebulan sekali itu sudah bagus," ujar Indrawan.
Ia berani membeli tinggi mebel bekas dari luar negeri itu karena pasarnya yang menarik. Mebel daur ulang dari mebel bekas impor itu juga banyak dicari oleh kolektor benda antik. "Tapi memang jumlah pembelinya terbatas," terang Indra.
Karena pasokan mebel bekas dari luar negeri terbatas, Indrawan pun terbatas menjualnya. Dari seluruh penjualan Indrawan, mebel daur ulang dari mebel bekas impor itu hanya menyumbang 30% .
Penjualan Indrawan terbanyak datang dari penjualan mebel daur ulang yang terbuat dari mebel bekas lokal. Selain itu penjualan Indrawan datang dari penjualan mebel yang terbuat dari kayu bekas industri. Tak hanya itu Indrawan juga mengantongi penjualan dari mebel yang terbuat dari kayu baru.
Untuk menjual mebel kayu baru, Indrawan lebih banyak ikut tren pasar mebel. Sedangkan bahan kayu yang digunakan berasal dari kayu jati dari Jawa Tengah. "Mebel baru lebih banyak berdesain minimalis yang tidak memerlukan banyak ruang," terang Indrawan.
Jumat, 02 Desember 2011 | 15:20 oleh Ragil Nugroho
SENTRA MEBEL TAMANSARI, BANDUNG
Sentra mebel Tamansari: Pedagang senang saat ajaran baru datang (3)
Pedagang mebel di sentra mebel Tamansari, Bandung, banyak memiliki pelanggan dari kalangan mahasiswa. Maklum, selain lokasinya yang dekat dengan kampus, banyak mahasiswa senang belanja mebel ke Tamansari karena di sini tersedia mebel dengan harga terjangkau.
Berada dekat dengan kampus ternama, Institut Teknologi Bandung (ITB), membuat sentra mebel Tamansari, Bandung, akrab bagi mahasiswa. Wajar jika sentra ini menjadi tujuan belanja mebel bagi mahasiswa ITB.
Kesempatan itu tentu dimanfaatkan dengan baik oleh pedagang mebel di Tamansari. Mereka menjual mebel khusus untuk kebutuhan mahasiswa. Mereka juga menyiasatinya dengan menjual perabotan murah yang sesuai dengan isi ATM mahasiswa.
Hadi Permana, pemilik toko mebel Karya Agung, menyebutkan, mebel untuk mahasiswa itu adalah mebel yang terbuat dari kayu bekas pakai, sehingga harganya relatif lebih miring. "Saat ini, 50% pelanggan saya adalah mahasiswa yang indekos," ujar Hadi.
Untuk melayani pelanggan mahasiswa itu, pedagang mebel menyediakan aneka perabotan seperti: kursi, meja belajar, lemari, rak buku, meja komputer hingga tempat tidur kayu.
Selain harga yang terjangkau, pedagang mebel di Tamansari juga menyediakan jasa pesan antar. "Mahasiswa tak perlu repot, kami antar pesanan mebel ke tempat tujuan," terang Hadi.
Karena pelanggan mereka banyak mahasiswa, membuat omzet pedagang mebel di Tamansari terpengaruh dengan siklus penerimaan mahasiswa baru. Hadi bilang, penjualan mebel terdongkrak naik ketika tahun ajaran baru tiba. Bahkan di saat itu, pedagang bisa kewalahan melayani pesanan.
Aditya Nugraha, pemilik toko mebel Afdhol bilang, pada tahun ajaran baru tepatnya pada Juli dan Agustus, omzet bisa naik hingga 67%. "Pada tahun ajaran baru omzet saya bisa Rp 30 juta dari hari biasa hanya Rp 18 juta per bulan," jelas Aditya.
Begitu juga dengan Hadi Permana. Di hari-hari biasa, omzet dia cuma Rp 20 juta per bulan. Pada saat tahun ajaran baru datang, omzetnya bisa naik menjadi Rp 35 juta per bulan.
Selain pembeli dari mahasiswa, pada saat tahun ajaran baru pesanan mebel juga datang dari lembaga pendidikan. Namun sayangnya, kenaikan permintaan untuk mahasiswa dan lembaga pendidikan hanya datang sekali atau dua kali dalam setahun.
Di luar tahun ajaran baru, pedagang mebel di Tamansari kesulitan mencari pelanggan. Bahkan ada pedagang mebel memilih gulung tikar karena tidak terbiasa menghadapi musim penjualan tahunan seperti itu.
Hadi mengungkapkan, sebelum tahun 1998, jumlah pedagang mebel di Tamansari mencapai 40 pedagang. Namun saat ini jumlah pedagang itu menyusut menjadi 20 orang saja. "Yang bertahan hanya pedagang besar yang tidak bergantung pada konsumen mahasiswa saja," ungkap Hadi.
Hadi menambahkan, dampak dari siklus penjualan musiman itu membuat pedagang harus punya modal besar. Apalagi mebel yang dipajang di toko mereka dibeli secara tunai. "Perajin hanya mau bekerja sama jika kita membeli tunai," katanya.
Jika pedagang mebel tidak memiliki modal banyak, bisa dipastikan etalase toko mebel mereka kosong dari mebel pajangan.
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1322634818/84023/Sentra-mebel-Tamansari-Harga-miring-namun-kualitas-bersaing-1-
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/84145/Sentra-mebel-Tamansari-Daur-ulang-mebel-bekas-berkualitas-2-
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/84272/Sentra-mebel-Tamansari-Pedagang-senang-saat-ajaran-baru-datang-3-
No comments:
Post a Comment