Senin, 6 Agustus 2012 | 10:06 WIB
KONTAN/BAIHAKI
Mie Ayam
JAKARTA, KOMPAS.com -
Bisnis mi ayam memang sudah bejubel pemainnya. Toh, tak berarti
peluang bisnis mi ayam kian sempit. Celah pasar tetap terbuka lebar
bagi pemain baru.
Maklum saja, mi sudah
seperti makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat kita. Jadi, tak
heran pedagang mie ayam nyaris tak pernah kehilangan pelanggan.
Lagipula, penggemar makanan ini tak mengenal kasta, mulai anak-anak
hingga orang dewasa, dari kaum berduit hingga yang penghasilannya
pas-pasan.
Wajar, semakin banyak yang
menyisir rezeki dari bisnis mi ayam. Ada pula yang mengembangkan
bisnisnya itu lewat jalur kemitraan.
Ambil
contoh, Agus Wiratno, pemilik Mie Ayam Malioboro. Ia memulai usahanya
itu sejak 2004 silam. Nah, mulai 2010, Agus menawarkan kemitraan Mie
Ayam Malioboro.
Saat ini, Mie Ayam Malioboro
telah memiliki 10 mitra, dan dua gerai milik sendiri, yang tersebar di
Yogyakarta dan sekitarnya. "Jadi total cabang mencapai 12 gerai," jelas
Agus.
Sesuai namanya, Mie Ayam Maliboro menawarkan rasa mi ayam khas Yogyakarta yang manis. Ukuran topping ayamnya pun juga mantap. Harganya pun terjangkau antara Rp 6.000 hingga Rp 10.000 per porsi, tergantung pilihan menunya..
Beberapa
menu mi ayam yang dijual adalah mi ayam original, mi ayam bakso, mi
ayam bayam dan mi ayam wortel. Agus bilang, akan terus melakukan
inovasi produk agar menunya terus bertambah.
Bagi
yang berminat, Mie Ayam Malioboro menawarkan dua paket kemitraan.
Paket pertama dengan investasi Rp 20 juta. Terdiri dari investasi
kemitraan
Rp 15 juta, dan dana cadangan Rp 5 juta. Dari paket ini, mitra akan mendapatkan alat masak seperti kompor gas, dandang rebus kotak, termasuk peralatan saji seperti mangkok, sendok atau sumpit.
Rp 15 juta, dan dana cadangan Rp 5 juta. Dari paket ini, mitra akan mendapatkan alat masak seperti kompor gas, dandang rebus kotak, termasuk peralatan saji seperti mangkok, sendok atau sumpit.
Calon mitra juga akan mendapat bahan
baku dan training. Agus menargetkan, mitra bisa mendapatkan omzet
sekitar Rp 13 juta hingga Rp 15 juta per bulan. "Balik modal sekitar
tiga sampai empat bulan," jelas Agus.
Paket
kedua dengan investasi Rp 30 juta, terdiri dari investasi kemitraan Rp
25 juta dan dana cadangan Rp 5 juta. Di paket ini, mitra akan
mendapatkan mesin pembuatan mi ayam sehingga tidak perlu lagi memesan mi
dari pusat. Paket ini juga akan menjadi master franchise yang
akan mensuplai bahan baku mi ayam kepada mitra yang berada di
wilayahnya. Estimasi omzet dalam sebulan sekitar Rp 17 juta - Rp 20
juta.
Agar laris, Agus menyarankan calon mitra mencari lokasi strategis seperti mal, daerah perkantoran, pasar dan kampus. (Noverius Laol/Kontan)
Editor :
Erlangga Djumena
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/06/10061513/Mencicipi.Kemitraan.Mi.Ayam.Malioboro
No comments:
Post a Comment