Wednesday, August 8, 2012

SENTRA TANAMAN HIAS DI PENJARINGAN, JAKARTA UTARA

SENTRA TANAMAN HIAS DI PENJARINGAN, JAKARTA UTARA

Sentra tanaman di Penjaringan: Mudah diakses (1)

Sentra tanaman hias di Jalan Pluit Raya, Penjaringan, Jakarta Utara merupakan tempat yang tepat untuk berburu bunga. Di ruas jalan ini ada satu lokasi yang khusus dijadikan area penjualan tanaman hias. Tak kurang ada 100 kios tanaman hias berada di sini.
Sentra ini sendiri sudah sangat populer di kalangan para penyuka tanaman hias. Selain warga Pluit, banyak juga warga dari berbagai daerah penyangga Jakarta, seperti Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi berburu tanaman hias di sini. Kawasan ini juga terbilang nyaman untuk berburu tanaman hias. Selain koleksinya tanamannya lengkap, kawasan ini juga mudah diakses dari berbagai wilayah.
Dari sebelah utara Jakarta, Anda bisa mengaksesnya dari Muara Karang, Pantai Indah Kapuk di sebelah Barat, Ancol di wilayah Timur, dan Jelambar dari arah Selatan. Pilihan sarana transportasi umum menuju lokasi ini juga banyak.
Selain bus Transjakarta Koridor IX jurusan Pluit-Pinang Ranti, juga tersedia banyak angkutan kota yang melayani trayek menuju Pluit. "Wilayahnya persis di pintu gerbang utama kawasan Pluit," ujar Tatang Sutarman, Pengelola Toko Ideal Flora.
Sentra ini mulai ada akhir tahun 1980 dan mulai ramai awal tahun 1990-an. Konon, wilayah ini memang dipersiapkan sebagai jalur hijau. Maka itu, pemerintah membiarkan kehadiran pedagang tanaman hias di lokasi ini.
Saat KONTAN berkunjung ke sentra ini, Sabtu (23/6), tak terlalu terlihat aktivitas transaksi di sentra ini. Di kios berukuran rata-rata 16 meter x 8 meter ini, hanya tampak pemilik kios yang sedang sibuk merapikan dan menyiram tanaman.
Beberapa pedagang juga terlihat duduk santai menunggu pembeli. Kendati tampak sepi, menurut Tatang, bisnis tanaman hias masih menjanjikan. "Penjualannya stabil," katanya.
Tatang mulai bergabung di sentra ini sejak tahun 1994. Di kiosnya, ia menjual beragam jenis tanaman hias. Namun, yang sedang menjadi tren saat ini tanaman jenis kamboja dan bonsai.
Dalam sebulan, ia bisa menjual 20 tanaman dengan harga mulai Rp 1 juta per pot. Dari situ, omzet yang didapat mencapai Rp 20 juta dengan laba 30%. Tatang bilang, lokasinya berjualan merupakan tempat ideal berburu tanaman hias. "Kualitas tanaman di sentra ini sudah terjaga selama hampir 20 tahun," katanya.
Pedagang lain adalah Rudi yang sudah bergabung di sentra ini sejak 1995. Ia mengaku, selama membuka kios di kawasan ini, penjualannya relatif stabil. Di kiosnya, Rudi mengoleksi beragam jenis tanaman bonsai, seperti beringin, asam, dan jeruk. Selain dari wilayah Jabodetabek, konsumennya juga banyak dari daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan hingga Sumatera Utara.
Umumnya, mereka ini pecinta tanaman bonsai. "Mereka selalu menyempatkan diri mencari tanaman bonsai di sini," katanya. Beragam tanaman bonsai itu dibanderol mulai Rp 5 juta hingga ratusan juta rupiah per pot, tergantung usia tanaman dan bentuk bonsai. Dalam sebulan, Rudi bisa menjual hingga 10 tanaman bonsai, dengan omzet sekitar Rp 50 juta. Adapun labanya sekitar 15%-30%.

Sentra tanaman di Penjaringan: Andalkan bonsai (2)

Seperti halnya anggrek, tanaman bonsai adalah jenis tanaman hias yang tidak mengenal tren. Lantaran permintaan tanaman ini tinggi di pasaran, banyak pedagang tanaman hias di Jalan Pluit Raya, Penjaringan, Jakarta Utara mengandalkan tanaman bonsai sebagai tulang punggung penjualan.
Berkat tanaman bonsai juga, pamor pusat tanaman hias di kawasan ini tetap tersohor di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Terbukti, , sentra tanaman hias di Jalan Puit Raya tetap ramai diserbu pembeli. "Satu hal membuat sentra ini tetap ramai adalah bonsai," ujar Rudi Hardadi Widjaja, pemilik Toko Rose Garden di Pluit Raya.
Rudi mengaku, bonsai merupakan komoditas utama yang diperdagangkan di sentra ini. Bahkan, ia mengklaim, kawasannya berjualan merupakan sentra bonsai terbesar di Indonesia. "Meski ada tanaman hias lain dijual di sini, tapi umumnya pelanggan yang datang adalah para pecinta bonsai," ujarnya.
Rudi sendiri fokus menjual bonsai yang bibitnya, ia impor dari Taiwan. Pelanggan Rudi tak hanya pembeli domestik. Ia mengaku ada beberapa pelanggannya yang berasal dari luar negeri, seperti Australia, Singapura, Malaysia, India, dan Thailand.
Tidak hanya berburu bonsai, pelanggan dari luar negeri juga kerap meminta tenaga terampil dari sentra ini untuk membudidayakan bonsai di negaranya. Lantaran sehari-hari bergelut dengan bonsai, para pedagang di sentra ini memang sangat menguasai seluk beluk tanaman ini.
Rudi, misalnya, sudah membudidayakan bonsai sejak 26 tahun lalu. Makanya, ia sangat menguasai tanaman yang bisa berumur hingga 35 tahun ini.
Sementara pedagang lain, seperti Akim sudah bergelut dengan bonsai sejak 30-an tahun lalu. Ia konsisten menggeluti usaha ini karena bonsai adalah tanaman yang tak pernah berhenti diburu. Bahkan, kata dia, ada kecenderungan permintaan bonsai terus meningkat setiap tahunnya.
Sama halnya Rudi, ia juga kerap kedatangan pembeli dari luar negeri. Sementara pelanggan local kebanyakan para reseller yang membeli untuk dijual kembali.
Berbeda dengan Rudi yang menjual bonsai dewasa, Akim hanya menjual bibit bonsai ukuran mini. "Harganya sekitar Rp 50.000 per pieces," ujarnya.
Menurut Akim, tidak menutup kemungkinan, kelak bila bibit bonsai itu sudah dewasa bisa dihargai tinggi. Apalagi, bila mampu membentuknya dengan indah, bisa saja harganya mencapai Rp 300 juta. "Terlebih lagi kalau bonsai tersebut ikut kontes dan menang, harganya bisa jauh lebih tinggi," ujar pria yang kerap menjadi dewan juri ajang kontes bonsai tingkat nasional dan daerah ini.
Tidak saja menjanjikan keuntungan tinggi, risiko budidaya bonsai juga relatif kecil. Lain halnya dengan tanaman hias yang harganya rentan dimainkan para spekulan. "Kan banyak tanaman hias tertentu yang pernah tren lalu kemudian hancur," katanya.
Akim berharap, kelak suatu saat tanaman bonsai hasil budidaya anak negeri dapat diapresiasi lebih tinggi olehmasyarakat, baik lokal maupun asing.

Sentra tanaman di Penjaringan: Selalu ramai (3)

Barangkali banyak para pedagang tanaman hias yang masih mengenang masa-masa kejayaan berjualan tanaman jenis anthurium. Tapi, hal berbeda diutarakan para pedagang di sentra tanaman hias Jalan Pluit Raya, Penjaringan, Jakarta Utara ini. Karena dari awal tak ikut-ikutan tren, maka begitu anthurium tumbang, bisnis para pedagang di sentra Pluit tetap hidup.
Tatang Sutarman, pengelola Ideal Flora di sentra ini menceritakan, sejak awal para pedagang memang fokus menjual tanaman hias yang sudah menjadi identitas kiosnya masing-masing. "Kalaupun misalnya ada yang menyetok tanaman gelom¬bang cinta itu juga dalam jumlah sedikit, sekadar memenuhi permintaan pelanggan," jelasnya.
Pedagang di sentra ini memilih konsisten dan menciptakan identitas sendiri mengenai tanaman yang mereka jual. Hanya segelintir kios di Pluit ikut-ikutan tren menjual tanaman yang menjadi tren masyarakat. Tatang merasa nyaman dengan tanaman hias dagangannya yang harga jualnya relatif stabil. Bukan sekedar harga yang stabil, grafik penjualannya pun menunjukkan kurva stabil.
Ia berprinsip dalam bisnis tanaman hias tak ada istilah peak season atau pesanan melonjak. "Yang ada hanya¬lah low season," tuturnya.
Tatang menyebut, saat memasuki tahun ajaran baru, mendekati Lebaran dan akhir tahun adalah masa dimana permintaan tanaman turun. Pernyataan itu diamini oleh Rudi Hardadi Widjaja, pemilik Rose Garden di lokasi yang sama. Menurut-nya, di bulan Juni–Juli, lalu berlanjut ke Agustus merupa¬kan masa dimana kantongnya sedikit lebih kempes.
Maklum, banyak para pecinta tanaman hias yang mengerem pembelian tanaman untuk mencukupi kebutuhan lain. "Orang akan mengutamakan alokasi dana untuk biaya sekolah dan liburan, ketimbang beli tanaman," tutur Rudi.
Sebagai salah satu pemain kawakan di bisnis tanaman, Rudi sudah hafal kebiasaan para pelanggannya itu. Tak heran jika masa low season ini, ia manfaatkan untuk mengikuti pameran ataupun mencari bibit tanaman bonsai yang potensial untuk dibudi¬dayakan.
Rudi juga menyiapkan siasat jitu lain agar tetap memperoleh pemasukan di bulan sepi seperti sekarang. Caranya, dia lebih rajin mengunggah foto-foto anyar bonsai miliknya ke website dan jejaring sosial. Rudi pun menjalin hubung¬an baik dengan komunitas pecinta bonsai yakni persatu¬an Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI).

Trik Rudi ini terbukti membantu mengerek penjualan saat permintaan di kiosnya sedang sepi. Tjang Soekimto alias Akim, pemilik Mega Flora menggu¬nakan istilah pelanggan menunda pembelian. Kalau lagi sepi pembeli, ia pun juga ikut pameran ataupun melakukan penjualan di luar area kios. Bagi pedagang menunggu pembeli bukanlah pilihan. "Kecuali sudah punya bisnis lain," ujarnya.

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-tanaman-di-penjaringan-mudah-diakses-1/2012/08/01
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-tanaman-di-penjaringan-andalkan-bonsai-2/2012/08/02
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-tanaman-di-penjaringan-selalu-ramai-3

8 comments:

  1. dear admin,

    Jika tidak salah foto ini diambil di lokasi kebun kami di samping Lotte Mart Meruya Jakarta Barat...karena kami tau betul detail posisi kebun dan jenis tanaman yang kami jual...terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf, Pak / Bu
      Saya sendiri kurang tahu lokasinya dimana krn saya ambil dari kontan news.
      Terima kasih.

      Delete
  2. Dsana afa j7al tanaman untuk anti nyamuk gak ?kyk lavender ,garumuum dll

    ReplyDelete
  3. sedia berbagi macam beringin dolar asli cilacap ( tanpa perantara ) minat email kami shalamoen6@gmail.com.
    http://beringindolarcilacapaddres.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. YG MINAT PUPUK KOMPOS ORGANIK HUB.089602555778,STOCK BANYAK HARGA YG 2KG 5000RB/YG KARUNGAN SEKARUNG 50RB

    ReplyDelete
  5. Wah, sepertinya bagus banget....

    ReplyDelete
  6. Yang minat pupuk BONE MEAL.. kami siap antar. Tks

    ReplyDelete