Angga Aliya - detikfinance
Jumat, 31/08/2012 07:55 WIB
Jakarta - Ada banyak cara yang bisa
dilakukan untuk menjadi investor, baik itu jangka pendek maupun panjang
untuk mendapatkan hasil terbaiknya. Semua tergantung dari target dan
kepuasan yang anda dapat.
Jika anda tidak suka bertransaksi tiap
hari dan lebih suka menunggu hasil investasi dengan sabar, maka
sebaiknya anda menjadi investor jangka panjang. Meski tidak ada aturan
khusus untuk menjadi investor jangka panjang, tapi setidaknya ada pakem
yang bisa anda ikuti.
Seperti dikutip dari Investopedia, Jumat
(31/08/2012), berikut adalah beberapa tips dengan konsep fundamental
yang harus diketahui oleh investor jangka panjang:
1. Jual saham jelek dan tahan saham bagus cukup lama
Sejak jaman dahulu kala, investor sukses adalah yang bisa
melepas saham berfundamental jelek dan tetap menyimpan saham-saham
bagus dalam jangka waktu lama. Jika investor tidak bisa membedakan
antara saham jelek dan bagus, maka skenario terburuk adalah menunggu
sampai sahamnya menyentuh level terendah. Memang teori pemisahan saham
bagus-jelek ini sangat bagus, tapi sulit diterapkan di dunia nyata.
2. Jangan mudah percaya isu atau rumor
Ketika anda mendapat isu atau rumor di pasar dari datang
dari kakak, sepupu, tetangga atau bahkan broker anda, jangan langsung
percaya. Ketika anda berinvestasi, sangatlah penting anda tahu alasan
dan latar belakang berinvestasi tersebut.
Lakukan riset dan
analisis sendiri terhadap sebuah perusahaan sebelum menempatkan uang
anda. Mengandalkan informasi yang tidak jelas dari orang lain sama saja
dengan berjudi.
Mungkin saja dengan sedikit keberuntungan,
investasi anda bisa sukses, tapi tetap saja risikonya cukup tinggi.
Tentunya hal ini tidak baik untuk investasi dalam jangka panjang.
3. Acuhkan hal-hal kecil
Sebagai investor jangka panjang, sebaiknya anda jangan
panik jika terjadi gejolak dalam investasi anda karena itu hanya terjadi
dalam jangka pendek. Pantau terus investasi anda sambil melihat target
jauh ke depan.
Anda harus percaya diri akan kualitas investasi
anda, tentunya dengan seluruh keputusan untuk menyimpannya secara jangka
panjang. Daripada anda merasa resah setiap terjadi gejolak jangka
pendek.
Investor jangka pendek mungkin akan mengambil kesempatan
dalam gejolak seperti tersebut, namun itu bukanlah anda, karena anda
adalah investor jangka panjang. Lebih baik anda mencari celah untuk
menambah portofolio saat pasar sedang murah.
4. Jangan terlalu pikirkan rasio P/E
Kebanyakan investor biasanya terlalu memikirkan
price-earnings ratio alias rasio P/E. Karena ini merupakan salah satu
ukuran untuk mengetahui mahal atau murahnya harga saham. Akan tetapi,
belum tentu P/E yang rendah membuat sahamnya menjadi murah, begitu juga
dengan P/E tinggi tidak berarti sahamnya terlalu mahal. Gabungkan rasio
P/E itu dengan analisis lain maka hasilnya akan kelihatan.
5. Jangan tergoda saham murah(an)
Jangan sampai anda tergoda oleh saham murah yang katanya
berisiko lebih rendah. Namun, yang namanya investasi, tidak peduli
berapa harga saham awalnya, jika jatuh ke posisi terendah itu berarti
risikonya tetap sama, anda kehilangan 100% investasi.
Perusahaan
dengan harga saham Rp 500 per lembar bisa sama risikonya dengan
perusahaan dengan harga Rp 7.500 per lembar. Bahkan, harga saham yang
murah kemungkinan punya risiko yang lebih tinggi, bukan hanya dia bisa
anjlok tapi juga mungkin tidak bisa naik lagi.
6. Pilih strategi dan jalankan
Beda orang, beda strategi, begitu pula halnya dalam
berinvestasi. Banyak cara memilih saham dan menetapkan target. Kebanyak
strategi biasanya malah tidak bagus, sebaiknya anda pilih strategi yang
tepat dan jalankan dengan baik.
Investor yang kebingungan memilih
saham, biasanya menderita kerugian lebih banyak, di berbagai sahamnya
pula. Anda boleh mengubah strategi jika waktunya tepat, tapi jangan
terlalu sering juga.
7. Fokus jauh ke depan
Langkah paling sulit dalam berinvestasi untuk jangka
panjang dalam membuat keputusan berdasarkan sesutau yang belum juga
terjadi, karena baru terjadi di masa depan. Anda juga harus tahu,
meskipun kita melakukan analisa dengan data masa lampau tapi setidaknya
bisa memberi petunjuk akan hal yang akan datang.
8. Gunakan perspektif jangka panjang
Keuntungan jangka pendek biasannya menggoda mereka yang
baru berinvestasi di pasar saham. Tetapi, jika anda menggunakan
perspektif jangka panjang dan mengacuhkan keuntungan cepat tersebut
adalah mutlak hukumnya bagi investor.
Seperti kita ketahui dengan
baik, ada perbedaaan yang nyata antara mengambil untung dari
berinvestasi dan berdagang di pasa saham. Berdagang (trading) punya
risiko yang berbeda dibandingkan menahan saham secara jangka panjang.
Berdagang juga memerlukan keahlian khusus.
9. Selalu berpikiran terbuka
Banyak perusahaan besar yang namanya dikenal luas, tetapi
banyak investasi bagus justru bukan di perusahaan terkenal seperti itu.
Ratusan perusahaan kecil punya potensi berubah menjadi perusahan blue
chip di masa mendatang.
Secara historis, perusahaan-perusahaan
kecil biasanya memberikan imbal hasil yang lebih baik daripada
saham-saham berkapitalisasi besar. Tapi, bukan berarti anda harus
menempatkan seluruh portofolio di perusahaan-perusahaan kecil saja.
10. Perhatikan pajak, tapi jangan terlalu khawatir
Menempatkan pajak di atas segalanya bukanlah strategi
yang baik, karena biasanya membuat investor memilih langkah yang keliru.
Memang, pajak adalah hal yang penting, tapi itu masih bisa dipikirkan
belakangan.
Konsentrasi utama anda dalam berinvestasi adalah
menumbuhkan dan mengamankan uang anda. Sebaiknya anda pikirkan bagaimana
membayar pajak sekecil-kecilnya dari imbal hasil yang sebesar-besarnya.
Kesimpulan
Selalu ada cara lain dalam aturan yang sudah baku
sekalipun. Tapi diharapkan tips-tips ini bisa membantu anda yang ingin
menjadi investor jangka panjang dan memberikan masukan yang masuk akal
sehingga anda bisa mendapat gambaran sebelum mulai berinvestasi.
http://finance.detik.com/read/2012/08/31/075510/2003920/479/ingin-berinvestasi-jangka-panjang-simak-10-tips-ini
No comments:
Post a Comment