PELUANG BISNIS FRUIT CARVING
Cantik buahnya, manis bisnisnya
Oleh Revi Yohana, Fahriyadi, Noverius Laoli - Selasa, 07 Agustus 2012 | 18:53 WIB
Seni memahat buah alias fruit carving semakin digandrungi. Bahkan profesi memahat buah bisa menjadi tambahan rezeki. Maklum saja, permintaan memahat buah-buahan itu cukup tinggi. Biasanya fruit carving dibungkus satu paket dengan katering makanan.Selama ini seni pahat atau carving identik dengan media kayu, batu, dan lain sebagainya. Tapi kini, media kreatif seni pahat sudah berkembang. Selain pahat es, kini juga berkembang seni pahat untuk mempercantik buah-buahan atau dikenal dengan fruit carving. Bahkan profesi pemahat buah-buahan bisa menjadi sandaran rezeki karena permintaan yang cukup tinggi.
Fruit carving biasanya dihadirkan dalam berbagai acara pesta, seperti pernikahan, ulang tahun atau gathering perusahaan. Selain untuk menambah selera makan, hiasan pahat buah juga demi menarik perhatian tamu undangan dalam jamuan makan.
Nah, salah satu pemain dalam usaha fruit carving ini adalah Norman Avianto. Pria berusia 39 tahun ini memiliki usaha katering bernama Aroma Catering Malang. Norman memang tak khusus menjajakan seni fruit carving. Dia sudah mengemas fruit carving ke dalam setiap paket katering. "Ini supaya katering kami berbeda dari yang lain," ujarnya.
Norman belajar memahat buah saat bekerja di sebuah hotel, sebelum membuka usaha sendiri. Ia terbiasa memahat di berbagai media, seperti buah, mentega, cokelat, juga es. Pahatan ini biasa digunakan untuk mempercantik penampilan makanan yang disajikan di acara resepsi dan pesta.
Ia menuturkan, beberapa jenis buah yang biasa dipahat agar tampil lebih menarik antara lain semangka, labu, melon, pepaya dan mangga. Bentuk buah hasil pahatan Norman biasanya flora dan fauna. Ambil contoh, bunga, angsa ikan dan kelinci. Namun, bisa pula dibentuk lain sesuai selera pemesan. Misal, inisial huruf daru nama pengantin.
Untuk mendesain satu buah biasanya membutuhkan waktu tiga jam. Pemahatan buah terhitung cukup sulit karena butuh detail dan pembentukan gradasi yang baik. Norman menjelaskan, buah yang akan dipahat harus dalam kondisi segar, tidak terlalu matang, juga tidak mengkal.
Setelah itu, dibuat dulu pola yang akan dipahat. Pemahat juga harus menentukan bagian-bagian buah akan menjadi apa. Misal, untuk membentuk buket bunga pada semangka, warna hijau bagian paling luar akan dijadikan daun. Sementara warna merah akan dijadikan bunga dan warna putih akan dijadikan gradasi agar bentuk bunga terlihat.
Untuk memahat, alat yang digunakan adalah seperangkat pisau ukir buah atau pisau garnish. Pisau ini biasanya memiliki bentuk-bentuk khusus seperti parutan, bengkok dan sebagainya.
Tingkat kesulitan memahat buah ini cukup tinggi. Pemahat harus teliti karena sekali salah gores atau potong bisa menghancurkan desain awal.
Setelah dipahat, buah biasanya dibungkus dengan plastik wrap yang kedap udara dan disimpan di kulkas dengan dingin standar, bukan frezer. Buah ini bisa tahan dalam tiga hari hingga empat hari.
Ia tak menyebutkan spesifik omzet bisnis dari fruit carving itu. Maklum, fruit carving sudah masuk dalam paket katering yang ia tawarkan.
Sebagai gambaran, dalam sebulan, Aroma Catering milik Norman, mendapatkan empat hingga delapan pesanan katering.
Harganya mulai dari Rp 13,5 juta untuk 500 orang dengan tujuh macam menu. Paket termahal adalah Rp 27 juta untuk 500 orang. Total omzet Aroma Catering yang baru buka 2011 lalu ini mencapai rata-rata Rp 100 juta per bulan dengan laba bersih sekitar 20%.
Selain membuka usaha, Norman juga kerap diundang menjadi dosen tamu di Universitas Merdeka Malang untuk mata kuliah food carving. Ia juga kerap diundang menjadi juri pemahatan makanan. "Saya suka mencari ide melalui internet karena pendidikan khusus food carving di Indonesia masih belum ada. Kebanyakan di luar negri," ujar Norman.
Pemain lain bisnis ini adalah Arma Samarianto, seorang fruit carving di Yogyakarta. Memulai bisnis ini sejak setahun lalu, Arma mengaku, sejauh ini baru menjadikan usaha ini sebagai sampingan dari pekerjaan utamanya di salah satu hotel terkemuka di Kota Gudeg tersebut.
Lelaki 26 tahun ini mengatakan, kedekatannya dengan banyak perusahaan katering mempermudah dia memperoleh order pembuatan fruit carving. Ia menilai, bisnis fruit carving cukup prospeknya. Apalagi, pemahat buah belum terlalu banyak yang menekuni ketimbang pemahat es atau penghias makanan. "Dalam setahun ini trennya meningkat," katanya.
Menurut Arma, order pembuatan fruit carving biasanya ditentukan bujet si empunya acara. Selain itu, tema acara juga menentukan pahatan buah yang akan disuguhkan. "Dari pesta sederhana hingga mewah, saya bisa membuatnya," klaimnya.
Pahatan buah berbentuk bunga adalah yang paling sering dibuat Arma. Selain itu, juga bentuk pahatan lain seperti hewan, inisial nama, angka, dan lainnya sesuai keinginan sang klien.
Jenis buah yang dipahatnya pun beraneka ragam mulai dari semangka, pepaya, nanas, melon, hingga yang berukuran mini seperti apel dan mentimun. Ia biasanya membanderol jasanya dengan menghitung buah yang ia pahat. "Setiap buah berharga mulai dari Rp 50.000 dan bisa lebih tergantung tingkat kerumitan pahatan," katanya.
Arma bilang, untuk paket pesta sederhana, buah yang digunakan sedikitnya lima jenis buah. Sedangkan untuk pesta besar disesuaikan dnegan kebutuhan. "Bahkan bisa menggunakan lebih dari 20 buah," imbuhnya.
Dari usaha fruit carving ini, Arma bisa mendulang omzet sekitar Rp 8 juta-Rp 10 juta per bulan dengan laba sekitar 30%. Omzet Arma belum terlalu besar karena hanya menerima order di hari Sabtu dan Minggu saja. Itu pun masih di area sekitar Yogyakarta dan sekitarnya. "Padahal terkadang di hari biasa pun permintaan cukup banyak, tapi berbenturan dengan jam kerja saya," tuturnya.
Agar tak membosankan, Arma terus mengasah keterampilan memahat buah dan membuat model-model baru yang lebih memikat si calon konsumen.
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/cantik-buahnya-manis-bisnisnya
No comments:
Post a Comment