KEMITRAAN BIRO WISATA
Menjajaki tawaran kemitraan agen perjalanan wisata
Oleh Fahriyadi, Revi Yohana - Jumat, 10 Agustus 2012 | 12:26 WIB
JAKARTA. Bagi sebagian
besar masyarakat Indonesia, menghabiskan waktu liburan dengan
mengunjungi tempat-tempat wisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Hal itu tentu membuka peluang besar di bisnis agen perjalanan.
Lantaran peluangnya besar, banyak agen
perjalanan sampai menawarkan waralaba dan kemitraan guna mengepakkan
sayap bisnisnya. Salah satunya adalah Garuda Wisata di Ciputat,
Tangerang Selatan, Banten yang resmi menawarkan kemitraan sejak 2010
lalu.
Berdiri sejak 2008, Garuda Wisata mengklaim menyediakan jasa perjalanan komplit untuk tujuan domestik maupun internasional.
Syafruddin Mualla, Direktur Utama Garuda Wisata
bilang, pelayanan biro perjalanannya meliputi haji dan umroh, reservasi
tiket maskapai dan hotel di seluruh dunia, serta penyewaan bus
pariwisata diberbagai tempat. "Semua jasa yang dibutuhkan pelanggan kami
bisa sediakan," ujar Syafruddin.
Ia mengaku, bisa memberikan layanan serba lengkap
berkat kerjasamanya dengan biro perjalanan lain, terutama di luar
negeri. Syafruddin bilang, pihaknya menjalin kerjasama dengan puluhan
agen perjalanan di 24 negara, serta guide lokal di seluruh wilayah tujuan wisata domestik.
Ia juga mengklaim, perusahaannya menawarkan harga lebih murah dari agen lainnya. Selain itu, ada juga paket wisata by request ke seluruh tujuan tempat wisata.
Untuk menjadi mitra, Garuda Wisata mematok biaya
kemitraan sebesar Rp 100 juta. Biaya itu termasuk kerjasama lima tahun,
pelatihan, dan peralatan. Selain itu, juga sudah termasuk deposit awal
senilai Rp 40 juta. Namun, belum termasuk sewa tempat.
Syafruddin menargetkan, omzet mitra dalam sebulan
mencapai Rp 600 juta, dengan laba kotor di luar biaya operasional
sekitar 7%-10%. Adapun laba bersihnya sekitar 1,5%. Dengan tak memungut royalty fee, mitra bisa balik modal dalam waktu setahun.
Saat ini, Garuda Wisata sudah memiliki tiga
cabang. Yakni, dua milik mitra di Padang dan Bandung, serta satu milik
sendiri di Ciputat. Syafruddin mengaku, selektif memilih mitra sehingga
pertumbuhan mitranya lamban.
Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi
Indonesia (Wali), Amir Karamoy menilai, peluang bisnis biro perjalanan
dan wisata masih menjanjikan. Apalagi, kebutuhan orang untuk bepergian
semakin tinggi.
Namun, Amir mengingatkan bisnis ini tidak mudah
karena persaingannya ketat. Di sisi lain, banyak perusahaan biro
perjalanan yang sudah besar dan mapan. "Perusahaan yang mapan itu
jaringannya ada di seluruh dunia dan mereka pasang iklan setiap hari di
media massa nasional," ujar Amir.
Untuk menyiasatinya, pemain bisa fokus menyasar
kota-kota menengah yang sudah cukup maju namum persaingannya belum
ketat. Selain itu, pelayanan tentu harus ditingkatkan. Misalnya, dengan
menjaga supaya perjalanan tetap bisa dilakukan meskipun kuota belum
mencukupi.
Atau, bisa juga dengan layanan pengantaran tiket ke konsumen. "Harus dijaga bagaimana supaya konsumen tidak kecewa," ujar Amir.http://peluangusaha.kontan.co.id/news/menjajaki-tawaran-kemitraan-agen-perjalanan-wisata
No comments:
Post a Comment