Sunday, August 14, 2011

Bagaimana Menjual Seperti Steve Jobs

Bagaimana Menjual Seperti Steve Jobs Cetak
steve-jobsBagaimana menjual seperti seorang Steve Jobs? Sebetulnya sederhana saja. Tidak ada trik-trik yang pelik dan membuat kening berkerut.

Lalu apa saja komposisi yang dibutuhkan dalam sebuah penawaran yang tidak bisa ditolak? Untuk bisa mengubah pembaca situs/ blog Anda menjadi pembeli produk/ jasa Anda, Anda harus bisa menyediakan:
  1. Benefit/ manfaat yang relevan, realistis tetapi menakjubkan
  2. Alasan mengapa mereka akan merekomendasikannya ke orang lain


Jika Anda bisa memberikan prospek Anda alasan mengapa mereka membutuhkan/ menginginkan/ mengharapkan utnuk memiliki produk Anda, sebuah percakapan “penjualan” yang hangat dan krusial akan tercipta dengan alami.

Banyak orang gagal menjual karena hanya mencakup sebagian dari formula tersebut. Amatilah bagaimana piawainya Steve Jobs meramu semuanya, satu persatu produknya terjual laris manis.

Mungkin Anda tidak terpikir untuk memiliki iPad tetapi saat Anda melihat seseorang memakainya. Hei, ia terlihat keren! Logika Anda bisa saja menyangkal dengan berbagai alasan yang realistis seperti harus menabung untuk masa depan, ekonomi yang sulit, bisnis yang masih belum profitable, atau semata takut dengan omelan pasangan Anda yang khawatir cicilan rumah terpakai untuk membeli perangkat ini.

Mungkin kebanggaan menjadi pemilik iPad terdengar terlalu mengada-ada. Anda mengurungkan niat. Namun, bukan Steve Jobs jika ia berhenti begitu saja.

Rahasianya? Dengan memberikan detil spesifik yang realistis mengenai produk. Dengan kata lain, ia menggunakan produk sebagai iklan itu sendiri. Pengunjung situs Apple tidak akan dibanjiri kata-kata indah yang persuasif nan ‘memaksa’ tetapi hanya sederet kalimat-kalimat yang menampilkan fakta produk bersangkutan.

Dalam hal ini, ada dua hal yang patut diperhatikan. Pertama, sisi emosional manusia. Aspek ini sudah bukan barang baru lagi, tetapi memang begitulah adanya. Membeli adalah sebuah proses emosional. Membeli seperti proses menggadaikan uang (yang notabene adalah hasil pengorbanan waktu dan tenaga kita) dengan sebuah produk. Saat penjual berhasil mengetuk emosi seorang calon pembeli, ia berpeluang lebih besar untuk menuntaskan proses menjadi satu pembelian yang sukses.

Laman penjualan di situs Apple menggunakan sejumlah strategi untuk ‘memprovokasi’ reaksi emosional dalam diri pembaca, termasuk membuat mereka seolah merasakan memiliki produk, keistimewaan menjadi anggota ‘eksklusif’ dalam suatu komunitas/ kelompok pemilik produk, dan membuat orang lebih penasaran dengan produk tersebut.

Hal kedua ialah kekuatan untuk meyakinkan. Setelah merebut hati calon pembeli, kini tugas lain menghadang, yaitu bagaimana memberikan sisi yang lebih bijak dan mungkin bagi pihak lain di sekitar diri calon pembeli itu.

Tidak seorang pun ingin membuat kesalahan dan tentu calon pembeli ingin memastikan bahwa mereka tidak membuat keputusan yang salah. Tugas penjual yang andal ialah mengatakan apa yang membuat produk berbeda dari yang lainnya, berikan detil/ karakteristik fisik, dan buat calon pembeli penasaran dengan istilah-istilah ‘canggih’ yang belum sepenuhnya mereka pahami.

Emosi yang ditimbulkan dalam diri calon pembeli sering menjadi alasan utama bagi mereka untuk membeli. Namun dibutuhkan deskripsi teknis, karakteristik fisik dan deskripsi rasional lainnya untuk membuat mereka benar-benar membeli produk.

Adalah sifat manusia untuk menekan emosi dan menonjolkan sisi praktis saat membenarkan pembelian bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Hal ini ialah prinsip psikologis yang kuat yang di banyak kasus tidak bisa disebut sebagai kebohongan.
sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/92-how-to/9670-bagaimana-menjual-seperti-steve-jobs.html

No comments:

Post a Comment