Saturday, August 20, 2011

Berawal dari Arisan, Berbuntut Pada Omzet Menggiurkan

Berawal dari Arisan, Berbuntut Pada Omzet Menggiurkan Cetak
Sabtu, 20 Agustus 2011 11:41
Makanan ringan khas Provinsi Gorontalo, seperti kue-kue tradisional misalnya, begitu populer dan diminati banyak orang. Saking terkenalnya, kue khas daerah tersebut mulai banyak dijumpai di luar tempat asalnya.

Kue-Perahu-gorontaloIbu Mona adalah salah satu sosok yang berusaha mempertahankan kepopuleran kue khas Gorontalo. Pengusaha kue rumahan asal Gorontalo yang sudah lama menetap di Makassar itu membuat kue perahu. Kue itu berbahan utama gula merah, santan, irisan kelapa, dan diberi wadah dauh pandan berbentuk seperti perahu. "Buat kue khas Gorontalo sengaja biar kue Gorontalo tidak hilang," kata Mona kepada Ujung Pandang Ekspres, belum lama ini.

Menurutnya, bahan baku untuk membuat kue ini terbilang mudah didapat karena dari gula merah sampai santan dapat dijumpai hampir di setiap pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional. Namun menurut Mona proses pembuatan kue perahu yang terlihat sempurna bukan pekerjaan mudah. Butuh ketrampilan untuk membuat adonan kue agar tidak rusak. "Butuh perjuangan kalau ingin bikin, harus ditungguin tidak boleh ditinggal. Terus bikin wadahnya tidak bisa nyuruh orang, tak menjiwai tidak bisa rapih," ungkapnya.

Kue perahu ini, kata Mona, dikenalkan lewat teman-teman dekatnya ketika arisan. Saat ini, dia sudah memasarkan kue-kue perahu karyanya ke ke luar kota, bahkan juga ke kota asalnya di Gorontalo. Pengalaman Mona ini, bisa menjadi inspirasi bagaimana memasarkan produk kue rumahan dari pasar lingkungan sekitar hingga ke yang lebih luas.  "Dulu suka dibagi-bagi kalau ada arisan. Terus dari mulut ke mulut tahu yang bikin kue perahu cuma aku. Sekarang yang mesen sudah ke mana-mana karena mungkin jarang. Sudah nyampe ke mana-mana deh, aku pernah kirim pesenan ke Gorontalo kirim pakai pesawat," paparnya.

Ibu dua anak ini menjelaskan, modal untuk membuat kue perahu ini terbilang murah. Untuk membuat sebanyak 50 kue perahu, hanya menghabiskan kurang dari Rp50.000. Harga satu potong kue perahu dibandrol Rp2.500. Ia juga mengaku sering mendapat komentar miring dari para pelanggannya, tapi jarang diambil pusing karena memang harus ada harga yang setimpal untuk menikmati sebuah kesabaran dalam membuat kue perahu. "Kadang-kadang orang bilang mahal, tapi terserah deh orang bilang apa. Ini mahal jasanya," ujarnya.

Ia menambahkan, jenis kue seperti ini masih jarang dijual karena itu ia mengambil kesempatan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dengan menjual kue perahu, ia mampu menghasilkan lebih dari Rp3 juta dalam sebulan, itu pun tergantung dari pesanan yang datang karena Mona hanya menjual kue perahu tersebut apabila ada pesanan dari pelanggannya.  "Tidak tentu karena tergantung pesanan, biasanya bisa di atas Rp3 juta per bulan. (Saya) bikin kalau ada pesenan saja ini bukan jualan sebenarnya," tandasnya.

Selain kue perahu, wanita ini juga menjual beberapa kue khas Gorontalo yang lain, seperti Sirikaya Bakar, Cara Isi, Wapili, bahkan dirinya juga melayani pesanan kue lain seperti kue sus dan puding. Dirinya juga menyebutkan, sebenarnya kunci utama dari bisnis ini adalah keyakinan dan ketekunan, disamping pemilihan lokasi dan segmen yang tepat. "Sebab tanpa hal itu semua usaha pastinya tidak akan bisa berkembang," tandasnya. (*/Upeks Online)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/kuliner/10626-berawal-dari-arisan-berbuntut-pada-omzet-menggiurkan.html

No comments:

Post a Comment