Saturday, August 13, 2011

Laba bersinar dari hasil pembuatan lilin pesanan


PELUANG USAHA

 
Jumat, 12 Agustus 2011 | 15:41  oleh Fahriyadi, Dea Chadiza Syafina
PELUANG USAHA LILIN HIAS
Laba bersinar dari hasil pembuatan lilin pesanan
 
Lilin tidak hanya berfungsi sebagai sumber cahaya saja. Lilin juga bisa menjadi cenderamata cantik setelah dibentuk menjadi hewan, tanaman, logo, bahkan pigura foto. Karena banyak peminat, produsen lilin pesanan itu bisa meraih omzet Rp 30 juta per bulan.

Fungsi lilin, ternyata tidak hanya sebagai penerang saja. Tapi juga bisa dijadikan cenderamata untuk pernikahan, kado atau untuk kegiatan promosi. Peluang inilah yang dimanfaatkan produsen lilin yang menawarkan pembuatan lilin dengan aneka bentuk sesuai dengan keinginan pemesan.

Adalah Sulistyo Purbaningrum alias Ningrum yang menawarkan aneka lilin berbentuk hewan, aneka tumbuhan, bahkan bentuk pigura foto. "Biasanya lilin ini bukan untuk penerangan (dibakar) melainkan banyak untuk koleksi atau suvenir pernikahan," kata Ningrum, pemilik usaha pembuatan lilin Lilin Cantik Pijar Emas, di Blitar, Jawa Timur

Ningrum sudah memproduksi lilin sejak tahun 2008. Ia memutuskan terjun ke usaha ini karena melihat potensinya yang besar, apalagi ia belum menemukan pesaing. "Di Jawa Timur tidak banyak yang meminati usaha ini," terang Ningrum.

Sejatinya, bagi Ningrum, memproduksi lilin dengan aneka bentuk itu bukan perkara mudah. Sebab, butuh keahlian khusus untuk membentuk lilin menjadi bentuk yang diinginkan. "Saya menguasai cara membentuk lilin butuh waktu agak lama," kata perempuan 42 tahun itu.

Sejauh ini, Ningrum telah melayani pesanan lilin dari berbagai perusahaan. Yang terbaru adalah pesanan dari PT Adira Finance. Adira memesan lilin berbentuk lebah. "Setahun belakangan ini peminatnya kian banyak," ungkap Ningrum, senang.

Kenaikan permintaan itu juga berasal dari pasangan calon pengantin yang mencari suvenir unik untuk tetamu pernikahan. "Mereka melirik lilin ini karena harganya bervariasi," kata Ningrum.

Ningrum menjual lilin aneka rupa itu mulai Rp 3.000 per batang hingga Rp 30.000 per batang. Setiap bulan, Ningrum mampu menjual 1.500 batang lilin dengan omzet rata-rata Rp 30 juta.

Untuk keuntungan, Ningrum bisa memperoleh 70% dari total penjualan. Hanya saja, ia masih mengeluhkan soal ketersediaan bahan baku lilin yaitu parafin. "Beli parafin itu mesti pakai mata uang dollar Amerika, dan harganya juga terus berubah," tutur Ningsing.

Berbeda dengan Ningrum, Zakki Mubarok, pemilik Zoragarria Shop, memproduksi lilin yang bisa nyala dengan tenaga listrik bukan dari api. Lilin produksi Zakki itu berbentuk gelas yang di dalamnya terdapat lampu kecil yang bisa menyala menggunakan tenaga listrik. Setelah nyala, dinding gelas lilin itu bisa memantulkan cahaya yang membentuk hewan, tanaman, atau logo tertentu.

Zakki mengklaim, lilin elektrik itu bisa menyala hingga 100 jam dengan tenaga baterai. "Kebanyakan konsumen membeli lilin elektrik untuk suvenir pernikahan," kata Zakki.

Selain itu, lilin elektrik itu juga dicari oleh pemburu kado ulang tahun. Sebab, lilin ini bisa menyisipkan kata-kata mutiara, puisi, dan ucapan selamat yang bisa timbul saat lilin menyala.

Dalam sebulan, Zakki bisa menjual 500 buah lilin. Pada waktu tertentu, seperti saat Ramadan ini atau Hari Valentine, pesanan lilin bisa meningkat hingga 1.000 unit per bulan. "Saat Valentine banyak yang mencari lilin ini untuk kado," jelas Zakki yang menjual lilin itu seharga Rp 20.000 per buah.

Karena Zakki menjual lilin itu melalui dunia maya, pembeli lilin itu datang dari Jakarta, Sumatra, dan juga Kalimantan. Dengan kreasi lilinnya itu, sekarang ini Zakki mampu mendulang omzet Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per bulan.

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/75314/Laba-bersinar-dari-hasil-pembuatan-lilin-pesanan

1 comment: