Peluang Usaha
AGRIBISNIS
Kamis, 11 Agustus 2011 | 12:45 oleh Handoyo
BUDIDAYA MANGGIS PUTIH
Menghirup manisnya laba si manggis putih (1)
Buah manggis ternyata tak hanya berwarna ungu. Si ratu buah tropis atau queen of tropical fruit ini ada juga yang berwarna putih atau manggis putih. Nah, manggis putih ini kabarnya lebih unggul serta harga jualnya lebih mahal. Mau mencoba?
Buah manggis (Garcinia mangostana) ternyata memiliki banyak varian. Selain manggis ungu atau manggis kaligesing yang banyak kita jumpai di pasar atau toko buah, di daerah Lingsor, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, banyak terdapat kebun manggis putih. Konon, manggis putih di Lingsor ini adalah peninggalan raja-raja Bali yang pernah berkuasa di Lombok sekitar pada abad 18 silam.
Seperti namanya, manggis putih memiliki warna kulit dominan putih ketika buahnya masih muda. Namun saat menjelang panen, warna putih buah ini memudar dan berubah menjadi merah keunguan mirip buah manggis kaligesing. "Kalau sudah di petik susah untuk membedakan antara manggis putih dan manggis ungu," ujar Eka Surya, pembudi daya manggis putih di Lingsar.
Eka mengaku memiliki kebun manggis seluas empat hektare (ha) yang merupakan kebun warisan. Menurut Eka, menanam manggis putih itu investasi jangka panjang. "Bertanam manggis putih seperti menanam jati," ujar Eka, yang mulai serius menggarap kebun manggis keluarga itu pada 2009 lalu.
Eka serius berkebun manggis lantaran yakin masa depan usaha manggis putih ini. Menurut dia, saat ini masih sedikit pembudi daya atau pekebun manggis putih. Padahal manggis putih ini sangat laku di pasar ekspor dibandingkan dengan manggis ungu. Manggis putih hasil kebun Eka sudah terbang ke Taiwan dan Korea. "Ekspor itu melalui agen di Surabaya," ungkap Eka.
Manisnya bisnis manggis putih ini juga di alami oleh Oka Supatria, pekebun manggis putih juga di Lingsor. Oka memulai berkebun manggis putih sejak 1990 lalu.
Oka bilang, harga jual manggis putih jauh lebih mahal dibanding harga jual manggis ungu. Sebagai gambaran, harga per kilogram (kg) manggis putih di pasar ekspor mencapai Rp 30.000 per kg, sementara manggis ungu paling mahal cuma Rp 7.000.
Keistimewaan lain manggis putih adalah dari segi ukuran. Ukuran manggis putih lebih seragam dengan berat rata-rata antara 2 ons sampai 2,5 ons untuk setiap buah. "Itu berat kualitas ekspor," terang Oka.
Kalau, toh, ada manggis putih beratnya di bawah berat itu, dijual di pasar lokal pun masih lebih mahal dibandingkan dengan harga manggis ungu. Selisihnya bisa sampai Rp 1.500 per kg.
Selain dari tampilan fisik, perbedaan antara manggis putih dengan manggis ungu yang sering di temui di pasaran adalah dari segi rasa. Baik Eka maupun Oka, kompak mengatakan bahwa kandungan glukosa dalam buah manggis putih ini lebih tinggi. "Rasanya lebih manis, daging buahnya juga lebih renyah karena lebih sedikit kandungan airnya," terang Eka. Kelebihan lain, daging buah manggis putih juga lebih tebal.
Setiap pohon manggis berusia produktif bisa menghasilkan buah hingga 50 kg. Kalau setiap satu hektare kebun rata-rata ditanami manggis putih sebanyak 300 pohon maka bisa menghasilkan hingga 15 ton manggis putih. Dari hasil panen sebanyak itu, "Sekitar 60% dari hasil panen per hektare tersebut adalah ukuran buah standar ekspor," tandas Eka.
Buah manggis (Garcinia mangostana) ternyata memiliki banyak varian. Selain manggis ungu atau manggis kaligesing yang banyak kita jumpai di pasar atau toko buah, di daerah Lingsor, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, banyak terdapat kebun manggis putih. Konon, manggis putih di Lingsor ini adalah peninggalan raja-raja Bali yang pernah berkuasa di Lombok sekitar pada abad 18 silam.
Seperti namanya, manggis putih memiliki warna kulit dominan putih ketika buahnya masih muda. Namun saat menjelang panen, warna putih buah ini memudar dan berubah menjadi merah keunguan mirip buah manggis kaligesing. "Kalau sudah di petik susah untuk membedakan antara manggis putih dan manggis ungu," ujar Eka Surya, pembudi daya manggis putih di Lingsar.
Eka mengaku memiliki kebun manggis seluas empat hektare (ha) yang merupakan kebun warisan. Menurut Eka, menanam manggis putih itu investasi jangka panjang. "Bertanam manggis putih seperti menanam jati," ujar Eka, yang mulai serius menggarap kebun manggis keluarga itu pada 2009 lalu.
Eka serius berkebun manggis lantaran yakin masa depan usaha manggis putih ini. Menurut dia, saat ini masih sedikit pembudi daya atau pekebun manggis putih. Padahal manggis putih ini sangat laku di pasar ekspor dibandingkan dengan manggis ungu. Manggis putih hasil kebun Eka sudah terbang ke Taiwan dan Korea. "Ekspor itu melalui agen di Surabaya," ungkap Eka.
Manisnya bisnis manggis putih ini juga di alami oleh Oka Supatria, pekebun manggis putih juga di Lingsor. Oka memulai berkebun manggis putih sejak 1990 lalu.
Oka bilang, harga jual manggis putih jauh lebih mahal dibanding harga jual manggis ungu. Sebagai gambaran, harga per kilogram (kg) manggis putih di pasar ekspor mencapai Rp 30.000 per kg, sementara manggis ungu paling mahal cuma Rp 7.000.
Keistimewaan lain manggis putih adalah dari segi ukuran. Ukuran manggis putih lebih seragam dengan berat rata-rata antara 2 ons sampai 2,5 ons untuk setiap buah. "Itu berat kualitas ekspor," terang Oka.
Kalau, toh, ada manggis putih beratnya di bawah berat itu, dijual di pasar lokal pun masih lebih mahal dibandingkan dengan harga manggis ungu. Selisihnya bisa sampai Rp 1.500 per kg.
Selain dari tampilan fisik, perbedaan antara manggis putih dengan manggis ungu yang sering di temui di pasaran adalah dari segi rasa. Baik Eka maupun Oka, kompak mengatakan bahwa kandungan glukosa dalam buah manggis putih ini lebih tinggi. "Rasanya lebih manis, daging buahnya juga lebih renyah karena lebih sedikit kandungan airnya," terang Eka. Kelebihan lain, daging buah manggis putih juga lebih tebal.
Setiap pohon manggis berusia produktif bisa menghasilkan buah hingga 50 kg. Kalau setiap satu hektare kebun rata-rata ditanami manggis putih sebanyak 300 pohon maka bisa menghasilkan hingga 15 ton manggis putih. Dari hasil panen sebanyak itu, "Sekitar 60% dari hasil panen per hektare tersebut adalah ukuran buah standar ekspor," tandas Eka.
Jumat, 12 Agustus 2011 | 15:30 oleh Handoyo
BUDIDAYA MANGGIS PUTIH
Manggis putih mudah perawatannya dan tahan serangan hama (2)
Selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, manggis putih juga lebih tahan terhadap serangan hama. Untuk panen perdana, pembibitan pohon manggis dengan menggunakan biji membutuhkan waktu paling tidak delapan sampai sembilan tahun.
Manggis putih merupakan jenis tanaman buah yang mampu hidup di berbagai kondisi. Namun karena manggis putih termasuk tumbuhan tropis, idealnya ditanam di lahan dengan ketinggian sekitar 500 di atas permukaan laut (dpl) hingga 600 dpl. Memang, manggis putih tetap hidup meski ditanam di ketinggian lebih 1.500 dpl, namun produktivitas buahnya tidak maksimal.
Menurut Eka Surya, pekebun manggis putih di Lingsor, Nusa Tenggara Barat, manggis putih akan tumbuh subur di lahan lembab. "Namun dengan curah hujan tidak terlalu tinggi," jelas Eka.
. Sambung pucuk memang punya keunggulan, yakni pohon menjadi cepat berbuah. Namun kelemahannya, pohon sambung pucuk juga cepat mati.
Rekan Eka sesama pekebun manggis, Oka Supatria, menambahkan, bibit manggis putih yang berasal dari biji mempunyai banyak keunggulan. Selain berumur panjang, pohon manggis juga lebih kebal terhadap serangan hama serta tingkat produktivitasnya tinggi. "Semakin tua semakin banyak buahnya," ujar Oka.
Kalau dihitung dari sisi investasi, menanam manggis putih dengan bibit sambung pucuk memang lebih efisien. Karena pohon berbuah pada usia empat atau lima tahun. Sedangkan pohon yang dibiakkan melalui biji baru berbuah di usia delapan atau sembilan tahun. Namun pohon manggis punya rentang hidup lebih panjang. "Ini namanya investasi," jelas Oka.
Nah, untuk membudidayakan manggis putih dengan bibit biji. Maka pertama yang harus Anda lakukan adalah menyemaikan biji itu di tanah bercampur pupuk kandang. Dalam waktu sebulan biji akan keluar tunas. Selanjutnya, pindahkan tunas itu ke dalam poly bag.
Setelah pohon cukup besar dan memiliki akar yang kuat, pindahkan lagi ke poly bag yang lebih besar dan tanam ke dalam tanah. "Usia yang riskan dan perlu perawatan ekstra adalah pada saat pohon sudah mencapai umur enam bulan," jelas Oka.
Setelah bibit manggis putih bercabang dua atau tiga dengan tinggi sekitar satu meter, segera pindahkan ke kebun. Eka dan Oka kompak menyarankan, bibit tumbuh subur di kebun, tanam dengan menggunakan pupuk kandang dengan ukuran untuk satu pohon kira-kira butuh pupuk kandang 25 kg atau sebanyak satu karung. "Kalau sudah dewasa, baru pohon bisa di beri pupuk kimia, tetapi dosisnya jangan terlalu banyak," kata Eka.
Oh, ya, saat menanam manggis putih itu perlu memperhatikan jarak tanam. Menurut Oka, ideal arak tanam antar pohon itu sekitar tiga meter.
Agar pohon terus tumbuh subur, selain pemupukan, kebersihan kebun juga perlu diperhatikan. Memang manggis putih tahan terhadap hama, namun, kebun yang tak dirawat akan membuat akar pohon terserang jamur. Kalau akar sudah terserang jamur dan tidak segera disemprot fungisida maka pohon akan layu dan mati.
Adapun kebutuhan bibit untuk satu hektare lahan, setidaknya butuh 300 bibit yang sudah bercabang dua atau tiga. Untuk harga bibit usia dua atau tiga tahun, harganya juga tak mahal, antara Rp 20.000-Rp 30.000 per batang.
Namun bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan ingin menanam manggis putih, bibit sudah banyak diperjualbelikan di kebun-kebun pembibitan di Bogor.
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/75183/Menghirup-manisnya-laba-si-manggis-putih-1
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/75313/Manggis-putih-mudah-perawatannya-dan-tahan-serangan-hama-2
didaerah jabodetabek tidak ada ya buah manggis putih?
ReplyDelete