Tuesday, August 9, 2011

Peduli Pendidikan Hadirkan Kesuksesan

Peduli Pendidikan Hadirkan Kesuksesan Cetak
Senin, 08 Agustus 2011 09:47
Berbekal keyakinan dan motivasi yang tinggi, entrepreneur muda ini berani membidik bisnis di bidang pendidikan non-formal. Berkat keuletannya selama tiga tahun membangun usaha, dia kini berhasil meraup keuntungan ratusan juta rupiah per bulan.

bimbel098Adalah Siswadi, pria kelahiran Purwodadi, 4 September 1984, yang merintis karier dan bisnisnya dari nol. Perjalanan hidupnya selama 27 tahun secara perlahan mengantarkannya menjadi salah seorang entrepreneur yang cukup sukses di bidangnya.

Melihat peluang terbuka di bidang pendidikan, Siswadi memutuskan membuka usaha bimbingan belajar di luar pendidikan formal yang biasa didapat di sekolah. Pada 4 Februari 2008, Siswadi bersama empat orang temannya mulai merintis bisnis bimbingan belajar di daerah Matraman, Jakarta Pusat.

"Saya melihat para orang tua rela merogoh kocek lebih dalam agar anaknya memperoleh pelajaran tambahan di luar sekolah lewat bimbingan belajar. Bagi saya, ini merupakan peluang bisnis,” ujar Siswadi memaparkan alasannya membidik bidang pendidikan sebagai bisnis yang dia geluti.

Perjalanan merintis usaha tidak terlepas dari pengalamannya ketika masih duduk di bangku sekolah menengah umum. Saat itu dia bekerja di sebuah persewaan game untuk membiayai sekolah hingga mampu mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Bhayangkara. Namun, dia berani mengambil keputusan berbalik arah dan bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah lembaga bimbingan belajar.

Di sinilah Siswadi banyak menggali ilmu mengenai seluk-beluk bisnis di bidang pendidikan nonformal. Dengan memanfaatkan rumah salah seorang temannya dan bermodal awal hanya sebesar Rp300 ribu untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan, Siswadi dan teman-temannya mulai merintis usaha bimbingan belajar. "Saat itu saya dapat murid 95 siswa," kenang Siswadi.

Langkah awal tersebut menjadi batu lompatan untuk membesarkan usaha miliknya tersebut. Tanpa kenal lelah dan putus asa,dia terus berupaya menarik minat orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan yang dikelolanya.

Dia mengakui hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perjuangannya membesarkan usaha mulai menemukan titik cerah saat dua siswa didikannya lolos seleksi program pertukaran pelajar Indonesia-Jerman. Bak setetes air di gurun, setelah pertukaran pelajar itu, Bimbel Solusi milik Siswadi dilirik banyak siswa.

Terlebih, dari sisi biaya yang dibebankan kepada siswa, Bimbel Solusi menawarkan paket hemat yang terjangkau bagi kalangan bawah. Dengan berbagai inovasi dalam strategi pemasaran dan terus meningkatkan kualitas pendidikan, dalam kurun waktu tiga tahun, Bimbel Solusi berkembang cukup pesat.

Konsep waralaba telah diterapkan sebagai strategi utama perluasan cabang. Siswadi mengatakan, bimbel miliknya kini memiliki 45 cabang di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tidak hanya memiliki siswa didik dengan jumlah yang besar, bisnis yang dirintisnya mampu menghidupi 500 karyawan.

Keuntungan yang diperolehnya pun cukup besar dan diakui di luar perkiraan sebelumnya. "Omzet per bulan sekira Rp400 juta," kata Direktur Operasional Bimbel Solusi ini, seraya bersyukur atas jerih payahnya. Setelah bisnisnya mulai berkembang, Siswadi pun meneruskan kuliah di Universitas Islam Jakarta.

Tidak berhenti sampai di sini, nalurinya sebagai seorang wirausahawan menggugahnya untuk melebarkan sayap bisnis. Setelah bisnis bimbingan belajar cukup berkembang, keuntungan atau omzet yang diperolehnya dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis makanan. Siswadi memutuskan membuka sebuah restoran.

Berbekal pengalaman dan kemampuannya mengelola bisnis bimbingan belajar, Siswadi menerapkannya untuk bisnis restoran. Benar saja, dengan motivasi yang tinggi dan inovasi yang terus berkembang, Siswadi berhasil memiliki tujuh restoran dengan laba bersih berkisar Rp49 juta per bulan.

Semua kesuksesan baik bisnis bimbingan belajar maupun bisnis restoran yang kini dinikmatinya tidak jatuh dari langit. Menurut Siswadi, membutuhkan waktu yang panjang untuk terus belajar sebagai seorang pebisnis yang peduli pada pendidikan. Siswadi pun mengaku, sepanjang hidupnya terus mengalami masa sulit dan cukup gelap.

Namun, hal itu selalu menginspirasi sekaligus memotivasi dirinya. Dia pun memiliki moto hidup yang selalu menjadi inspirasi, “Hadapi rintangan dan yakin bahwa semua dapat diatasi”. (*/Koran SI) http://ciputraentrepreneurship.com/media/10329-peduli-pendidikan-hadirkan-kesuksesan.html

No comments:

Post a Comment