Views :371 Times |
Sabtu, 31 Desember 2011 13:27 |
Sebagian besar orang berpikir bahwa Prinsip Peter hanya berlaku di perusahaan besar. Padahal hal itu juga bisa ditemui dalam lingkungan usaha rintisan atau startup kecil dan baru. Tunggu dulu, mungkin Anda belum pernah mendengar Prinsip Peter. Istilah ini sebenarnya muncul dalam buku yang berjudul sama “The Peter Principle” yang ditulis oleh Dr. Laurence J. Peter. Peter-lah yang pertama mendefinisikan fenomena ini. Prinsip Peter pada dasarnya ialah gambaran dalam sebuah hirarki yang di dalamnya para anggota akan terus dinaikkan posisinya selama mereka bisa bekerja dengan maksimal dan kompeten. Cepat atau lambat mereka dipromosikan ke sebuah posisi yang berada di luar kemampuan dan di titik ini mereka tak lagi kompeten dan mereka tetapi di sana kecuali mereka bergabung dalam sebuah usaha baru agar bisa naik tingkatan. Dalam semua lingkungan, gerakan menuju ketidakmampuan dalam bekerja sering terjadi saat orang yang kompeten secara teknis mencoba untuk masuk ke dalam jajaran manajemen atau eksekutif. Padahal mereka kurang memiliki sikap, minat atau latihan dalam bidang itu. Berapa banyak pakar teknologi yang mencoba menjalankan bisnis baru dan gagal? Jadi apa saja kunci agar bisa menghindari masalah ini untuk diri kita sendiri dan menemukan tanda-tanda dan persyaratan dalam tim sebelum tingkat kompetensi melumpuhkan usaha rintisan Anda: Kunci 1: Fokus pada ketrampilan komunikasi Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, baik dalam tim dan dunia luar, menjadi makin penting saat Anda mendaki hirarki ini. Praktik dan pelatihan juga penting. Jika komunikasi dengan orang lain bukan kelebihan Anda maka bertahanlah dalam posisi yang fokusnya pada urusan non-manajemen. Kunci 2: Cari kemampuan untuk mengarahkan dan bertindak Banyak orang bermasalah dalam mengarahkan tugas dan tidak melakukannya sendiri. Keduanya membutuhkan kerja keras dan keduanya sama-sama berharga. Eksekutif dibayar untuk apa yang mereka ketahui, bukan utnuk apa yang mereka bisa lakukan dengan tangan mereka, untuk mengelola pekerjaan dan tidak melakukannya dengan baik. Kunci 3: Merasa nyaman dengan berbagai macam tanggung jawab Sebagai manajer, akan ada banyak tanggung jawab baru, sebagian besar sedikit membingungkan. Seorang pakar teknologi yang dipromosikan ke jabatan manajer harus mengubah pola pikirnya dari seseorang yang berfokus pada masalah dan pemecahannya menjadi multi tasking dengan sejumlah besar tanggung jawab berbeda dan terus menjalankan semuanya pada saat bersamaan. Kunci 4: Menunjukkan kompetensi tingkat tinggi Anda membutuhkan kompetensi tingkat tinggi, yaitu komepetnsi yang Anda bisa bawa ke semua jenjang jabatan perusahaan dan yang Anda bisa manfaatkan dalam kapasitas sebagai manajer. Misalnya, fokuslah pada solusi, mampu menyeimbangkan kedua sisi masalah dan cepat belajar. Kunci 5: Memberikan pembimbingan dan pelatihan manajemen formal Jika Anda serius mengharapkan seseorang mengisi posisi manajemen, utamakan mendapatkan sosok-sosok ini dalam pelatihan formal, bukan hanya manajemen bisnis itu sendiri tetapi terutama dalam manajemen SDM dan ketrampilan berinteraksi. Bakat dan niat baik tidak cukup. Kunci 6: Ujilah gairah dan posisi yang sekarang Posisi manajemen bukan untuk semua orang dan karir seorang spesialis mungkin lebih menyenangkan. Panutan teknis yang hebat dibayar amat baik dan memiliki posisi atas yang menonjol seperti CTO (Chief Technical Officer) untuk mendapatkan prestise dan hormat. Anda masih bisa menjadi pendiri dan membawa seorang CEO untuk menjalankan bisnis. Poin penting lainnya ialah menemukan dan menangani dengan segera kejadian-kejadian yang diakibatkan Prinsip Peter. Jika Anda seorang CEO dan Anda menolerir orang yang tidak bisa bekerja dengan baik dalam posisi penting, mereka akan terus merugikan usaha rintisan Anda. Orang-orang kompeten akan menghilang dan yang buruk akan tetap tinggal. Prinsip Peter ialah suatu hal yang kita semua harus hadapi dalam karir kita dan dengan anggota tim yang lain. Dalam suatu usaha rintisan, tiap orang harus menanggung beban maksimum agar usaha bisa bertahan dan setiap orang bisa menemukan mereka yang tidka bekerja dengan baik. Jika Anda orang terakhir yang menemukan masalah atau yang terakhir menanggapi suatu masalah, saatnya Anda introspeksi diri.(*Akhlis) |
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/bina-usaha/54-sinyal-bahaya/13880-hindari-prinsip-peter-dalam-startup-anda-.html