Hits : 1043 |
Sabtu, 07 Juli 2012 05:17 |
Yang
paling penting, meski sudah banyak diketahui, ialah pastikan bahwa
usaha baru Anda menciptakan sesuatu entah itu produk atau jasa yang
memberikan manfaat nyata bagi konsumen. Produk atau jasa ini begitu
berguna dan diinginkan hingga konsumen tidak akan mampu menolaknya jika
ditawari. Mayoritas UKM dan bisnis baru cenderung memberikan produk atau
jasanya secara gratis atau hampir gratis alias dengan harga yang amat
murah. Menurut Lacy, hal ini bisa membuat konsumen lupa akan manfaat
lebih besar yang bisa diperoleh dari bisnis yang berbayar. Apalagi di
pasar Indonesia, yang masyarakatnya terkenal lebih menyukai barang/ jasa
gratis. Bagi pengusaha/ entrepreneur yang menjual produk/ jasanya
(bukan memberikan secara gratis), sisi positifnya ialah mereka akan
mendapatkan saran dan kritik untuk menyempurnakan produk atau jasa
tersebut. Dan jika memang produk/ jasa Anda bagus, Anda akan menemukan
banyak pujian yang menyalakan api semangat untuk terus maju. Saat Anda
memberikan barang dan jasa gratis, konsumen hanya akan menggunakannya
sesuka hati tanpa merasa ada ikatan untuk memberikan saran atau kritik.
Pengusaha UKM juga perlu meyakini
sepenuh hati akan ide bisnis mereka, kata Lacy. Ide bisnis ini haruslah
sesuatu yang Anda dengan sukarela lakukan dalam waktu lama karena inilah
yang akan membuat orang lain tertarik pada ide itu. Jika Anda bisa
membuat orang menyaksikan betapa Anda bersedia mendedikasikan waktu dan
tenaga serta modal untuk kemajuan realisasi ide bisnis itu, mereka akan
lebih yakin untuk menjadi karyawan, konsumen, investor atau mitra
bisnis. Hal inilah yang akan menular pada benak orang lain. Antusiasme,
dedikasi, dan passion yang Anda tunjukkan akan menarik kuat dukungan
pihak lain bagaikan magnet menarik benda logam apapun di sekelilingnya.
Untuk itulah Anda harus yakin 100% bahwa Anda sedang melakukan sebuah
bisnis yang harus ada di dunia ini untuk membantu masyarakat mengatasi
masalah mereka. Keinginan untuk mencetak laba dan terkenal mungkin
menjadi godaan yang banyak ditemui entrepreneur pemula namun itu semua
hanyalah bonus. Yang terpenting ialah passion.
Bersikap positif dan sepenuhnya
terbuka ialah saran marketing berikutnya yang diberikan Lacy.
Menurutnya, banyak entrepreneur muda yang ia temui di Asia, Amerika
Selatan dan Afrika yang sangat tertutup jika diajak bicara mengenai ide
bisnis mereka. Mereka cemas jika ide bisnis itu banyak diketahui orang,
ide itu akan dicuri. Padahal, kata Lacy, ide itu murah. Di Silicon
Valley, tak terhitung banyaknya ide yang dicetuskan setiap harinya. Ide
itu begitu banyak hingga nilainya sangat murah, bahkan nol. Semua orang
bisa memiliki ide bagus. Namun, apa yang membedakan kelak ialah
realisasinya. Eksekusi ide bisnis itu yang memberikan perbedaan. Saat
sebuah ide bisnis yang paling cemerlang kelihatannya sekalipun cuma
disimpan dalam benak saja, ia tidak akan memiliki nilai karena tidak
bisa diwujudkan secara maksimal. Lacy berkata apa yang membuat Silicon
Valley menjadi ekosistem yang ideal bagi entrepreneur ialah atmosfer
keterbukaan yang menyelimuti orang-orang di dalamnya. Para entrepreneur
Silicon Valley meyakini bahwa ide hanyalah ide.
Untuk menjadi sukses, entrepreneur
UKM atau startup juga perlu bersikap agresif dalam mencari mentor atau
pihak manapun yang akan dapat membantu mewujudkan dan memajukan bisnis.
Di Silicon Valley, kata Lacy, banyak entrepreneur muda yang tak segan
menelepon atau menghubungi entrepreneur yang lebih mapan untuk meminta
bantuan atau saran mengenai startup mereka. Sering entrepreneur pemula
akan mengajak calon mentor untuk minum kopi bersama. “Anda tak akan
pernah tahu jika seseorang bersedia atau tidak, jadi Anda haruslah
bertanya pada mereka. Agresivitas diperlukan agar bisa berhasil,” ujar
Lacy. (*AP)
Sumber gambar:
gettoffmyinternet.net
|
No comments:
Post a Comment