Friday, July 27, 2012

Dalam Berbisnis, Hindari 10 Persprektif Berikut

Views :321 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 27 Juli 2012 09:15
CE-logoSetiap entrepreneur harus jujur mengenai kelebihan dan kekurangannya dan bersikap realistis mengenai alasan mereka memilih jalan hidup sebagai entrepreneur. Untuk tiap entrepreneur, bahkan untuk sebuah peluang bisnis terbaik jika digarap dengan alasan yang kurang tepat, akan berisiko lebih tinggi untuk mengalami kegagalan. Sejumlah alasan sudah dapat diterka tetapi sebagian lainnya lebih jarang dikemukakan.

Data statistik di AS mengemukakan setidaknya separuh jumlah usaha baru berguguran dalam waktu 5 tahun dan banyak startup yang mampu bertahan akhirnya juga rontok. Jika Anda tidak ingin menjadi bagian dari data kegagalan itu, pertimbangkan untuk memperbaiki alasan memilih mendirikan bisnis baru, terutama jika Anda memiliki salah satu dari perspektif berikut:

1. “Saya lelah bekerja keras dan merasa stres sepanjang waktu”

Memulai dan membesarkan bisnis baru sangat menguras tenaga dan pikiran dan tingkat stresnya cukup tinggi. Mungkin Anda harus mengamati secara cermat alasan-alasan yang Anda gunakan untuk menjustifikasi kelelahan dan stres di tempat kerja yang sekarang ini. Biasanya masalah pribadi dan kesehatan tak akan enyah begitu saja saat Anda memulai bisnis.

2. “Ini hobi saya jadi mengapa tidak jadikan sebagai bisnis?”

Masalahnya di sini ialah bahwa sebagian besar hobi memakan biaya daripada menghasilkan uang. Hanya karena Anda menyukai sesuatu aktivitas, bukan berarti orang lain bersedia membeli.

3. “Saya putus asa karena tak menemukan pekerjaan yang cocok”

Dengan resesi yang melanda dunia, pekerjaan makin sukar didapat. Namun jangan lupa bahwa bisnis makin sering berguguran juga. Orang yang putus asa jarang sekali sukses menjadi entrepreneur dan mungkin tidak memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk mendirikan bisnis.

4. “Keluarga saya selalu bergelut di bisnis jadi ini sudah mengalir dalam darah saya”

Entrepreneur yang sukses umumnya memiliki karakteristik bawaan yang sama tetapi belum dipastikan apakah sifat-sifat itu secara otomatis bisa diturunkan pada anak-anak mereka. Jika Anda memiliki passion di bidang lain, pikirkan kembali saat harus menjalankan bisnis keluarga.

5. “Saya mewarisi uang dan memulai bisnis pasti menjadi investasi yang bagus”

Anda tidak dapat memulai bisnis tanpa modal tetapi memiliki modal tak berarti Anda bisa memulai dengan lebih mudah. Belajar itu mahal dan berisiko. Akan lebih rendah risikonya untuk berinvestasi pada seseorang dengan riwayat berbisnis yang sudah bagus atau menyimpan uang di bank saja.

6. “Saya memiliki banyak waktu dan saya mau penghasilan tambahan”

Menjadi entrepreneur bukan pekerjaan paruh waktu. Startup sebenarnya ialah pengeluaran kedua yang lebih dari sekadar pendapatan kedua. Untuk pendapatan tambahan, Anda lebih baik melamar pekerjaan paruh waktu di perusahaan yang sudah mapan.

7. “Saya benci memiliki atasan dan hanya menjadi pekerja”

Jangan memulai bisnis dengan alasan kekuasaan atau otoritas. Saat Anda menjadi seorang pemiliki bisnis, pelanggan, pemasok, kreditur, mitra dan banyak orang lain akan menjadi atasan baru Anda. Orang-orang ini mungkin bahkan lebih keras dari atasan Anda sekarang. Dan mereka memiliki standar kepuasan yang mungkin lebih tinggi pula.

8. “Semua teman saya memiliki bisnis sendiri dan tampaknya mereka sukses”

Anda tidak perlu mempercayai semua yang Anda dengar mengenai teman Anda begitu mudah. Yang pasti jangan begitu saja memilih bisnis yang sedang tren yang Anda tak ketahui smaa sekali, hanya untuk menjadi populer. Bahkan teman-teman yang baik cenderung melupakan pembicaraan mengenai kerja keras dna pengorbanan yang mereka lakukan selama bertahun-tahun sebelum sukses seperti sekarang.

9. “Saya ingin jadi kaya jadi saya coba berbisnis”

Memulai usaha dengan impian menjadi kaya raya kemungkinan besar akan membuat kecewa. Tidak ada bukti bahwa entrepreneur menghasilkan laba lebih tinggi secara rata-rata dari pekerja biasa. Terdapat banyak bukti bahwa risiko kegagalan lebih tinggi sebagai pemilik bisnis.

10. “Tujuan utama saya ialah utnuk berkontribusi pada masyarakat”

Pemikiran seperti ini patut dipuji tetapi akan lebih baik jika Anda memikirkannya setelah membangun bisnis yang sukses. Bukan sebelumnya. Jika mengubah dunia ialah motivasi Anda dan uang bukan motivasi terbesar Anda, maka lakukan saja, tanpa membuat pendirian usaha sebagai penghalang. Bagi siapapun yang terinspirasi menjadi entreprneeur, disarankan untuk memulai dengan berjejaring dengan mereka yang sudah berpengalaman sebelum benar-benar menerjunkan diri dalam dunia entrepreneurship.(*AP)

http://www.ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/18890-dalam-berbisnis-hindari-10-persprektif-berikut.html

No comments:

Post a Comment