Views :189 Times |
Kamis, 05 Juli 2012 08:41 |
Salah
satu peluang hisnis yang tak pernah akan habis penggemarnya, pastinya
adalah bisnis kuliner atau makanan. Beragam inovasi menu dan variasi
bumbu, menjadi alasan mengapa bisnis ini terus tumbuh subur di
masyarakat. Dengan strategi pemasaran prodak yang prima, bukan mustahil
bisnis makanan bisa mendatangkan untung yang berlipat. Salah satu jenis
kuliner yang sedang populer dan memiliki prospek bisnis yang cukup
menjanjikan adalah bisnis kebab. Kebab merupakan sebutan untuk bermacam hidangan daging panggang atau bakar. Sajian ini umum ditemui dalam masakan Laut Tengah, Kaukasus, Asia Tengah, Asia Selatan hingga masakan beberapa negara Afrika. Daging yang umum diolah menjadi kebab adalah daging domba dan daging sapi. Terkadang mereka juga memakai daging kambing, daging ayam, ikan, atau kerang. Kelezatan dagingnya yang dikombinasi dengan aneka sayuran segar membuat kebab banyak disukai masyarakat dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Cita rasa yang mampu disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia menjadi salah satu keunggulan makanan bergizi tersebut. Berbagai varian menu kebab makin bertambah menarik ketika para pelaku usaha memberikan sentuhan produk dengan bahan yang bervariasi. Di Timur Tengah, kebab dibuat dari bahan baku daging kambing atau domba, sementara di Indonesia kebab berhasil dikreasi dengan daging sapi, ayam, maupun seafood. Meski bukan jenis makanan baru, kebab tetap menjadi pilihan menarik untuk kudapan. Inilah yang mendorong Ardiansyah Murdiawan membuka Corner Kebab pada 2007 di daerah Jakarta Selatan. Dari berbagai riset, ia menyimpulkan, prospek bisnis kebab cukup cerah di Indonesia. Usianya baru 29 tahun, tapi Ardiansyah Murdiawan Saputra berhasil menggaet 150 mitra ikut nimbrung berbisnis kebab. Kesuksesan dirintis sejak kuliah di ITS Surabaya. Saat di bangku kuliah, Ardiansyah memenangi lomba pembuatan proposal bisnis. Sejak itu, cakrawala bisnis Ardiansyah semakin terbentang. Sejak memulai bisnis ini, Ardiansyah kini menjadi juragan Corner Kebab yang memiliki 150 mitra di seluruh Indonesia. Rata-rata setiap mitra mencatat omzet Rp 10 juta per bulan, atau sekitar Rp 1,5 miliar untuk 150 gerai. Setelah dikurangi biaya produksi, operasional serta bagi hasil dengan mitra, Ardiansyah membawa pulang profit kotor sebesar Rp 92,5 juta sebulan. Darah bisnis Ardiansyah agaknya mewarisi mental bisnis sang ayah. Bapaknya adalah pedagang kelontong, sementara ibunya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Nah, sedari kecil, Ardiansyah sudah terbiasa membantu orangtuanya berjualan kelontong. Selepas tamat dari bangku SMA, Ardiansyah melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi 10 November, Surabaya (ITS). Bangku kuliah agaknya berperan besar mengasah mental pebisnis Ardiansyah. Sebab, semasa kuliah itu, Ardiansyah bertekad untuk Mandiri dan tak mau membebani orangtuanya. Sebagai seorang enterepreneur muda, Ardiansyah terus melakukan inovasi produk. Ia menyediakan menu chicken sozzis, beef sozzis, chicken syawarma hingga fish finger kebab. Harganya, mulai Rp 8.000 sampai Rp 12.000 per porsi. Setelah setahun membuka usaha, Ardiansyah berani menawarkan kerja sama kemitraan. Hingga saat ini mitra Corner Kebab telah mencapai 150 outlet, tersebar di Pulau Jawa dan Kalimantan. Corner Kebab menawarkan dua jenis waralaba: tipe outdoor gerobak dengan investasi awal sebesar Rp 36 juta dan tipe outdoor booth dengan investasi awal senilai Rp 46 juta. Selain menjelaskan perbedaan teknis, Ardi mengatakan, bisnis kebabnya menjalankan sistem pengembangan yang ‘tidak umum’. Mulai tahun 2010, ia menawarkan sesuatu yang berbeda kepada para calon mitra. Yakni, sistem kemitraan bagi hasil secara syariah. Menyasar calon mitranya yang super sibuk, sistem bagi hasil secara syariah ini teknisnya adalah dengan cara mengirimkan karyawan sebagai operator dengan sistem penggajian berupa bagi hasil.Tawaran ini ternyata cukup menyedot minat calon mitra Ardiansyah. Walaupun optimistis, Ardiansyah mengaku memiliki tantangan dalam melakukan ekspansi. Salah satunya adalah penutupan keran impor daging sapi dari Australia. Saat ini, Ia belum bisa memperkirakan dampaknya penghentian impor sapi itu bagi usahanya. Ia khawatir, penghentian impor sapi dari Australia itu membuat harga daging di dalam negeri kian mahal. Namun, ancaman kenaikan harga daging itu membuat otak bisnis Ardiansyah bekerja. Ia sekarang sedang mempersiapkan strategi untuk meningkatkan promosi kebab ikan di semua gerai miliknya. Ia mengaku tidak bisa mengurangi komposisi daging pada menu kebab di Corner Kebab. "Kalau saya kurangi daging, maka itu akan merusak kepercayaan pelanggan kepada kami," ungkap Ardiansyah, seperti dikutip dari Kontan Online. Hal lain yang bisa menghambat ambisi Ardiansyah adalah kepopuleran kebab pada masyarakat. Ia khawatir muncul kemitraan atau waralaba kebab yang menawarkan harga kemitraan atau waralaba yang lebih murah. Tapi, Ardiansyah mengaku ada beberapa teknik cara mempertahankan diri dari gempuran kompetitor. Antara lain, menerapkan program garansi membeli gerai kembali, menerapkan sistem syariah, dan menggunakan peralatan yang berkualitas. "Saya tidak seperti kemitraan yang lain yang hanya menjual putus," tegas Ardiansyah. Meski sudah berhasil menggandeng 150 mitra kerja, Ardi memilih ambisi untuk paling tidak merangkul hingga 300 mitra hingga akhir tahun2011. Untuk mencapai target tersebut. Ardiansyah juga mempersiapkan strategi berani, yakni dengan cara memberikan garansi membeli kembali gerobak gerai kebab yang kontrak kemitraannya telah berakhir. Ia yakin dengan starteginya memberikan garansi pembelian gerobak kembali, menerapkan sistem syariah, dan menggunakan peralatan yang berkualitas, bakal cukup ampuh menahan gempuran kompetitor. Bagi Ardiansyah, dalam mengambangkan bisnis, modal yang paling penting adalah kejujuran, sedangkan modal merupakan nomor dua. "Kejujuran menghasilkan kepercayaan dan dengan kepercayaan orang akan mau berbisnis dengan kita. Jika kepercayaan hilang, maka tidak satupun orang mau berteman apalagi untuk kerja sama bisnis," tegas Ardiansyah. (*/AS) |
http://ciputraentrepreneurship.com/kuliner/18284-ardiansyah-tawarkan-bisnis-kebab-dengan-kemitraan-syariah.html
No comments:
Post a Comment