Friday, July 13, 2012

Raup Laba dari Pernak-pernik Khas Madura

Views :165 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 13 Juli 2012 14:30
Buah tangan apa yang pantas dibawa dari Madura? Garam? Jelas tidak. Tak ada bedanya garam yang ada di Madura dengan yang Anda beli di warung mana pun. Dewasa ini, mencari cendera mata khas Madura tidak sesulit dulu lagi.

pecut_mdr98Berbagai macam cendera mata menarik seperti aneka warna pecut, udeng, celurit mini untuk kalung, topeng tokoh pewayangan dan kipas, telah banyak dijual pada kios khusus penjual cendera mata di pusat- pusat keramaian pulau garam itu. Bahkan begitu masuk di Pelabuhan Kamal (Bangkalan)--setelah turun dari kapal feri--sudah banyak pedagang asongan yang menawarkan cendera mata khas Madura itu.

Wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal yang berkunjung ke Madura, memang banyak sekali yang tertarik untuk mendapatkan aneka warna pecut dan udeng yang biasa dipakai seorang joki Karapan Sapi, saat berlaga di arena.

Mengamati keberadaan perajin cendera mata di Madura, tidak terlepas dari perkembangan arus wisatawan ke Pulau Madura. Karena, kehadiran mereka secara tidak langsung telah mendorong perajin setempat untuk membuat cendera mata lebih banyak lagi.

Salah seorang perajin khas Madura yang sukses adalah Sahlan dari Kampung Saksak, Kelurahan Keraton, Bangkalan. Dia membenarkan bahwa usahanya mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. ''Hal ini, mungkin seiring dengan meningkatnya arus wisatawan ke Madura. Sehingga kebutuhan akan cendera mata juga meningkat tajam,''jelasnya.

Saat ini Sahlan yang merintis usahanya sejak tahun 1976 itu, telah menampung ratusan tenaga kerja, yang sebagian besar ibu-ibu rumah tangga. ''Saya sengaja menarik mereka untuk mengerjakan cendera mata itu. Selain hasil karyanya lebih baik, juga untuk menambah pendapatan mereka di sela-sela waktu luang,''jelasnya.

Harga cendera mata itu variatif, tergantung dari kualitas bahan maupun hasil kerja para perajin. Harga sebuah pecut yang paling murah Rp 1.500. Namun ada pula yang harganya Rp 5.000. Sedang untuk ukuran sedang bisa Rp 7.500, serta Rp 10.000 untuk ukuran besar.

Sementara harga sebuah udeng (tutup kepala) yang mahal bisa mencapai Rp 15.000. Celurit mini untuk kalung Rp 1.500, dan topeng pewayangan Rp 10.000.

Karya Sahlan dikenal sangat mahal. Selain karena kualitasnya, juga karena memiliki kekhasan tersendiri dibanding milik para perajin lainnya. ''Jangan mudah terkecoh oleh harga. Kalau harganya sangat murah, ya tentunya kualitasnya jangan menuntut seperti yang mahal.

Salak Bangkalan Oleh-oleh lain dari Madura adalah salak Bangkalan. Buah salak asli daerah ini rasanya manis dan renyah. Namun jangan lupa untuk memeriksanya dulu sebelum membeli, terutama di sekitar pelabuhan Kamal. Bila tidak hati-hati bisa-bisa salak asal Jawa yang terbeli.

Oleh karena itu, sebaiknya membeli salak di pasar Bangkalan yang letaknya tidak jauh dari terminal Bangkalan. Di situ dapat dijamin keasliannya. Namun mesti pintar menawarnya, apalagi kalau pedagangnya tahu sang pembeli datang dari luar Madura atau Jawa Timur, maka harga yang ditawarkan bisa melambung dua kali lipat.

Sebagai pintu gerbang utama ke Pulau Madura, Bangkalan memiliki potensi yang cukup besar guna mendukung perkembangan kepariwisataan pulau garam itu.

Batik tanjung Bumi Satu lagi buah tangan masyarakat Kabupaten Bangkalan yang bisa dijadikan oleh-oleh, adalah batik tulis Tanjungbumi. Batik dengan motif khas masyarakat setempat. (*/MI)


http://ciputraentrepreneurship.com/manufaktur/18547-raup-laba-dari-pernak-pernik-khas-madura.html

No comments:

Post a Comment