Friday, June 29, 2012

KIAT BISNIS: Raih Target, Bangun Reputasi

Large_reputation-balloon
  “Para Jendral yang sukses membuat rencana agar sesuai keadaan, tetapi tidak berusaha menciptakan keadaan agar sesuai dengan rencana.” (Jendral George S. Patton Jr).

Dalam kehidupan nyata, apa-apa yang terjadi seringkali tidak sesuai sama sekali dengan yang direncanakan. Jauh-jauh hari seorang kawan saya merencanakan menonton langsung sepakbola di Allianz  Arena Stadium, Munchen, pertandingan final Piala Champion, 19 Mei 2012 belum lama berselang.

Rencana disusun karena diperkirakan kesebelasan yang akan tampil adalah duel impian penggemar bola sejagat-raya, ‘el classico’, antara Real Madrid melawan Barcelona.

Ternyata semua perkiraan meleset. Penampil final ternyata tuan rumah Bayern Munchen melawan tim Inggris yang sama sekali tidak dijagokan sebelumnya, Chelsea ( dan sama sekali di luar semua perkiraan, Chelsea menjadi Juara ).

Rencana adalah rencana. Yang terjadi adalah yang terjadi. Ada suatu kisah senada: Dengan berbunga-bunga, seorang kawan saya bercerita tentang rencananya untuk melakukan ini-itu, segala luapan rasa suka-cita, bila sang cucu lahir kelak.

Dia berharap punya cucu karena baru saja putera pertamanya menikah. Ternyata yang terjadi lain dengan rencana. Baru 6 bulan menikah, sang putera bercerai karena sesuatu sebab.

Sekali lagi, rencana adalah rencana. Yang terjadi belum tentu sesuai rencana. Bahasa spiritual yang menyatakan, “Manusia merencanakan, Tuhan menentukan” adalah sungguh benar adanya. Dan sungguh memang hal bernilai untuk membicarakan perihal perencanaan ini, khususnya dalam area bisnis dan manajemen, dimana perencanaan adalah bagian dari siklus manajemen.

Secara tahunan, pada umumnya terdapat rencana kerja dan keuangan, yang lazim disebut sebagai Master Budget. Dalam perjalanan bisnis dari bulan ke bulan, sesuai dengan segenap  penyesuaian, karena pelbagai variabel sosial-ekonomi-politik, Master Budget dikoreksi, menjadi Outlook .

Biasanya, ada 3 Outlook, yakni Outlook 1, 2 dan 3 yang masing-masing mengayomi waktu 4 bulanan. Proses Outlook ini pada dasarnya adalah kajian ulang (review) terhadap Master Budget. Proses review (dan koreksi atau adjustment) ini adalah proses penting dalam perjalanan meng-eksekusi rencana. “Betapa pun indahnya strategi, Anda sekali-sekali harus melihat hasilnya,” sebagaimana kata Winston Churchill.

Dalam tahap perencanaan (Master Budget), maupun dalam tahap koreksi (adjustment ke Outlook), inilah timbul beberapa tantangan besar bagi para pemimpin. Pertama, soal perkiraan (forecasting). Kedua, soal adjustment  (kedua hal ini sebagai bagian dari kompetensi). Ketiga,   ujian integritas (character challence) sebagai pemimpin terpercaya.

Disebut sebagai tantangan dalam soal forecasting, karena kepandaian untuk  ‘membaca hari esok’ adalah suatu ilmu tersendiri, memerlukan suatu kemahiran tertentu.

Penguasaan terhadap sejarah masa lalu adalah suatu hal yang penting. Benar dikatakan, “Kita hidup di hari ini dan mempersiapkan diri untuk hari esok, dengan belajar dari masa lalu.”

Tetapi tak dapat dipungkiri, bahwa penguasaan pengetahuan masa lalu semata-mata bukanlah jaminan kemahiran memprediksi masa depan. Ada talenta tertentu, pada orang-orang tertentu perihal forecasting ini, dimana akhirnya mereka sering disebut sebagai para pemimpin yang intuitif. “Ciptakan masa depanmu dari masa depanmu, bukan dari masa lalumu,” kata Werner Erhard.

 Akurasi forecasting dan adjustment jelas merupakan hal penting. Dengan proses forecasting dan adjustment yang akurat, dimana kemudian bila terbukti bahwa pencapaian (actual) berbeda jauh dengan rencana, kemungkinan terjadinya kemubaziran investasi dapat diminimalkan. Alokasi investasi dan penyediaan biaya pun akan sangat efektif.

Agility atau kecekatan melakukan penyesuaian pun adalah suatu kemahiran khusus. Sebagai suatu tahap perjalanan, mengatur kecepatan, menyesuaikan langkah dan memilih tindakan (prioritas) adalah hal penting. Para pemenang adalah mereka yang pandai beradaptasi. Dalam hal inilah, sangat bermakna menggenggam ajaran ini, “Jangan biarkan hal-hal yang tak dapat kamu lakukan, mengganggu apa-apa yang dapat kamu lakukan,” kata John Wooden.

Ujian ketiga adalah sekitar integritas. Konteks integritas adalah dalam kejujuran  menentukan besar-kecilnya angka-angka dalam Master Budget maupun dalam Outlook.  Bagi  para pemimpin yang kredibel, penetapan tinggi rendahnya target yang akan dicapai, harus berangkat dengan pandangan: bahwa pencapaian yang akan terjadi mustinya tak akan berbeda ekstrim dengan target, dengan sasaran agar actual tak berbeda jauh dengan plan, dan actual lebih baik dari plan .(msb)

Sumber:
http://www.bisnis.com/articles/kiat-bisnis-raih-target-bangun-reputasi

Kreatif Memasarkan dengan Outlet Berjalan

Views :217 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 29 Juni 2012 09:29
Tb_Fiki_Chikara_SatariIndustri Clothing dan Distro adalah salah satu contoh tersukses dari pengembangan industri kreatif di Indonesia. Sekitar 10 tahun yang lalu, hanya terdapat 5-7 clothing labels di Bandung. Dalam perjalanannya, hingga kini usaha ini di 94 kota di seluruh Indonesia mencapai lebih dari 1.000 pelaku.

Untuk bisa eksis dalam usaha distro di tengah retail fashion company besar, selain harus mempunyai desain yang kreatif juga memiliki strategi marketing untuk memasarkannya. Tb Fiki Chikara Satari menggagas toko dan outlet berjalan dengan nama Airbus One (Fashion Mobile Store) tahun 2006 lalu. Bus ini dirancang khusus untuk memajang aneka produk airplane, untuk melakukan jemput bola pembeli di beberapa SMA di bandung. Kalau jam sekolah usai, Airbus One mangkal di Jl Sultan Agung, Bandung. Hasilnya ampuh, Fiki mengaku, Airbus One menjadi senjata penetrasi pasar bagi usahanya dan membentuk image yang kuat di pasar.

Sejatinya, usaha Fiki dimulai Februari 1998 membuka distro Airplane. Tidak perlu modal besar untuk bisnis distro. Saat membuka distro Airplane di bawah bendera CV Arrasy Stylisindo Aesthetic, cuma ada modal sekitar Rp 300.000. Mengenai omzet? Fiki menatakan, "Ya lumayanlah, kini bisa membayar 54 pegawai kita tiap bulan. Nyaris 10 digit lah," ucap Finalis International Young Creative Entrepreneur of the Year Award for Fashion, The British Council ini.

Bandung merupakan surga bagi usaha distro. Pasalnya, seperti dicetuskan Fiki, infrastruktur untuk produksi mudah didapatkan. Bahan sisa ekspor relatif mudah, banyak tukang sablon dengan minimum order kecil, tukang jahit banyak, dan desainer juga mudah didapat karena banyak perguruan tinggi yang mempunyai Fakultas Seni Desaign Graphic.

Distro Airplane yang dibesut Fiki kini berbiak menjadi tiga gerai di Bandung. Airplane juga memasok produk ke 94 distro di Indonesia. Strategi Airpalne terbilang tidak biasa. Fiki menyebut penerapan konsep season untuk desain produknya. Setiap season mengusung tema yang berbeda sebagai senjata untuk membedakan Airplane dengan distro lainnya. Setahun dibagi menjadi tiga season, yakni awal tahun, lebaran/liburan sekolah, akhir tahun. Tema desain produk disesuaikan dengan tren mode yang ada. Jenis produknya beragam, ada t-shirt, jaket, kemeja, celana, aksesori, rompi, topi dan sepatu dengan harga mulai Rp 50-300 ribu per piece yang ditujukan untuk segmen anak muda usia 17-25 tahun. Tiap bulan diluncurkan 60 desain baru. Supaya eksklusivitas terjaga, tiap desain hanya diproduksi 200 pieces untuk disebar ke gerai milik sendiri atai dijual ke seluruh jaringan di sekitar 60 kota di tanah air.

Selain itu, disetiap sesion ada program on air dan off air, seperti mensponsori sejumlah band indie lokal. Untuk season kedua tahun ini, Airplane mengusung tema Intermission. Untuk program off air, Airplane membuat eksebisi fotografi dengan karya dari 17 fotografer Nasional dan Internasional yang berelaborasi dengan graphic designer Airplane yang membuat medium t-shirt.  Terobosan lain, membangun jaringan pemasaran lewat website yang mampu mengundang animo pembeli dari Finlandia, Filipina, Australia, dan Belanda.

Dua tahun belakangan, Fiki bercerita usahanya menemui kendala. Para pembajak di usaha distro sudah begitu merajalela, ditambah dengan masalah business ethic dari para pengusaha garmen besar yang beramai-ramai masuk ke bisnis ini karena melihat ada potensial market.

Namun, Fiki telah menyiapkan sejumlah amunisi untuk menghadapinya. Caranya dengan meningkatkan akselerasi update design tiap bulan, memperbanyak detail aksesori produk, serta memperbanyak kegiatan off-air campaign untuk terus memperkuat image orisinalitas. "Dan lebih banyak berdoa saja," tuturnya sambil tertawa.
Meski bisa mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke pemerintah untuk menghadapi pembajakan, namun pria kelahiran 3 Februari 1976 ini enggan melakukannya. Menurutnya, hingga kini pemerintah belum memberikan kemudahan bagi usaha untuk mengurus hak paten, register, dan sebagainya. Belum lagi biaya pengurusan serta operasionalnya yang terbilang besar dan bisa membuat usaha bangkrut. Ke depan, ketua Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) Indonesia ini ingin mengembangan usahanya tak hanya di bidang clothing dan distro, namun juga di sektor properti dan perumahan. (*/Kompas.com)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/perdagangan/18101-sukses-dengan-outlet-berjalan.html

Mengisi pundi-pundi dengan derai isi ulang tinta printer

TAWARAN KEMITRAAN TINTA PRINTER ISI ULANG

Mengisi pundi-pundi dengan derai isi ulang tinta printer

Mengisi pundi-pundi dengan derai isi ulang tinta p

Anda tertarik menjajal bisnis isi ulang tinta printer? Ada tawaran kemitraan dari NextPrint. Investasinya tidak gede-gede amat, kok, mulai Rp 15 juta hingga Rp 30 juta. Anda bisa mengantongi omzet Rp 300.000-Rp 1 juta per hari dengan margin laba mencapai 50%.

Saat ini, printer sudah menjadi kebutuhan pokok bagi para pengguna komputer. Seiring dengan itu, bisnis pengadaan tinta printer pun makin menjanjikan.

Peluang itu juga yang NextPrint, perusahaan penyedia isi ulang tinta printer (refill), tangkap. Layanan isi ulang tinta printer mereka melibatkan perusahaan tinta asal Korea Selatan.

NextPrint mengklaim, memiliki formula tinta spesial yang dapat memaksimalkan kualitas hasil printer. Berdiri tahun 2008, mereka mulai menawarkan kemitraan pada 2010 lalu.

Irwan Widjaja, Chief Marketing Officer NextPrint, mengatakan, hingga saat ini perusahaannya telah memiliki 38 mitra dan satu cabang kepunyaan sendiri. Mitra tersebar di Sumatra, Jawa, serta Kalimantan.

Anda tertarik menjadi mitra NextPrint? mereka menawarkan dua paket investasi. Pertama, paket dengan investasi sebesar Rp 15 juta. Dengan uang sebesar itu, mitra akan mendapatkan satu paket tinta, compatible, catridge, toner, compatible toner, kertas, dan spanduk.

Dalam paket ini, estimasi omzet mitra sekitar Rp 300.000 per hari dengan laba 50%. Mitra yang berminat harus menyediakan printer minimal dua unit, laptop satu unit, meja, rak printer, dan lainnya.

Kedua, paket dengan investasi sebesar Rp 30 juta. Mitra yang mengambil paket ini akan mendapat fasilitas yang sama dengan paket pertama. Tapi, jumlahnya dua kali lipat lebih banyak.

Sama halnya dengan paket pertama, mitra juga wajib memiliki komputer, printer, dan segala kebutuhan untuk printer. Perkiraan omzet paket ini berkisar Rp 300.000 - Rp 1 juta per hari dengan laba juga sekitar 50%.

Dengan laba sebesar itu, mitra dijanjikan akan balik modal selama empat bulan pasca-membuka usaha. Untuk memudahkan mitra, NextPrint tidak membatasi masa kontrak dan juga tidak memungut royalty fee.

Adapun harga jual tinta di tempat ini bervariasi tergantung ukurannya. Untuk yang ukuran 100 mililiter dibanderol seharga Rp 30.000, lalu 200 mililiter Rp 50.000, dan ukuran 1 kg Rp 150.000.

Hanya, Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting, mengingatkan, perhitungan balik modal NextPrint belum termasuk biaya yang perlu dikeluarkan mitra untuk membuka usaha, lo, seperti printer, komputer atau laptop, dan sewa tempat. "Kalau ditambah peralatan, balik modalnya bisa satu setengah tahun," katanya.

Erwin menyarankan, mitra yang mengambil tawaran ini menggabungkannya dengan usaha lain, seperti toko komputer atau lainnya.


NextPrint Head
Ruko Business Park Blok B2
Jl. Peta Barat Kalideres,
Jakarta Barat
HP: 085781668727
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/mengisi-pundi-pundi-dengan-derai-isi-ulang-tinta-p

Peluang dari bisnis makanan Jepang

TAWARAN KEMITRAAN KULINER:


Peluang dari bisnis makanan Jepang

Berbagai pilihan masakan Jepang kini semakin akrab di lidah masyarakat Indonesia. Itu pula yang mendorong Kamikaze Karaage menawarkan kemitraan. Paket investasinya mulai Rp 700 juta-Rp 2,2 miliar. Omzet mitra ditargetkan mencapai Rp 200 juta-Rp 300 juta per bulan.

Makanan ala Jepang semakin diminati masyarakat Indonesia. Terbukti, gerai-gerai makanan khas Jepang kini semakin banyak. Salah satunya adalah Kamikaze Karaage di Jakarta Barat.

Restoran ini menawarkan berbagai jenis makanan dengan resep dan cara pengolahan khas Jepang. Di antara pilihan menunya ada tebasaki, yakiniku, katana, chiizu korokke, dan shisito tempura.

Kamikaze Karaage berdiri sejak November 2010, namun baru menawarkan kemitraan sejak awal tahun ini. Saat ini, Kamikaze telah memiliki empat gerai di Jakarta, Tangerang dan Bandung. Dari empat gerai itu, tiga milik sendiri dan satu milik mitra.

Dalam kerja sama kemitraan ini, Kamikaze menawarkan dua paket investasi. Yakni, paket food court senilai Rp 700 juta dan paket resto sebesar Rp 2,2 miliar.

Untuk tipe food court, mitra perlu menyiapkan tempat seluas 20 m² hingga 40 m². Dalam paket ini, investasi Rp 700 juta itu sudah termasuk franchise fee selama lima tahun. Selain itu, mitra juga mendapat perlengkapan masak, bahan baku awal, dekorasi tempat, dan pelatihan. "Omzet untuk paket ini Rp 200 juta per bulan," kata Erick Sugiarto, Business Development Director Kamikaze.

Dengan laba 20%, mitra diharapkan bisa balik modal dalam waktu 20 bulan. Dalam paket food court ini, harga menunya mulai Rp 15.000 hingga Rp 35.000 per porsi.

Sementara untuk paket resto, luas tempat yang diperlukan sekitar 100 m²-150 m². Namun, mitra bisa saja menyediakan tempat lebih luas dengan disurvei pusat terlebih dahulu.

Dalam paket ini, fasilitas yang didapat sama dengan paket pertama, namun dalam jumlah yang lebih banyak. "Selain jumlah lebih banyak dan dekorasi lebih besar, pada paket resto terdapat menu-menu makanan yang tidak terdapat pada paket food court," ujar Erick.

Omzet dari paket resto ini diperkirakan mencapai Rp 300 juta per bulan, dengan laba bersih 20%. Adapun masa balik modalnya ditargetkan tercapai dalam dalam waktu 40 bulan. Harga menunya sedikit lebih mahal dari paket food court, yakni mulai Rp 35.000-Rp 45.000 per porsi.

Kedua paket itu dikenakan royalty fee 3% per bulan dari laba bersih, dan biaya marketing fee 5%. Dengan membayar marketing fee, tanggung jawab promosi nantinya berada di pihak pusat.

Erick menjanjikan, dalam tiga bulan pertama sejak membuka usaha, pihaknya akan memandu para mitra. Selain itu, mitra tidak perlu mencari koki Jepang. Tapi, cukup juru masak saja. Soalnya, Kamikaze sudah memiliki koki khusus yang meracik bumbu masak ala Jepang.

Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia menilai, potensi bisnis makanan tetap menjanjikan. Tak terkecuali makanan Jepang yang sekarang sudah banyak peminatnya, mulai dari kelas bawah hingga kelas atas. "Tapi, persaingan makanan Jepang saat ini sudah sangat ketat," ujarnya.

Apalagi, saat ini sudah ada beberapa brand makanan Jepang yang mendominasi pasar. Pemain-pemain besar itu sudah memiliki pasarnya sendiri. Nah, agar bisa bersaing, pemain baru harus mampu menyajikan jenis makanan baru dan langka di pasaran.


Kamikaze Karaage
Jl. Puri Indah Blok E1 No. 36,
Kembangan Selatan,
Jakarta Barat
Telp: (021) 5805205
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/peluang-dari-bisnis-makanan-jepang

Merevisi Komponen Bisnis Anda

Views :323 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 29 Juni 2012 09:36
CE-logoRasanya semua pembaca mengenal dan akrab dengan kata "innovation" (inovasi). Bukan saja mengenal namun merasakan getaran yang kuat ketika membaca dan mendengar kata ini.

Para pelaku bisnis sangat gandrung dengan kata-kata seperti "breakthrough" (terobosan), "innovation" (inovasi), sekalipun memiliki gambaran yang berbeda-beda; bervariasi sesuai dengan pengalaman mereka.

Satu hal yang ketika ditanyakan kepada sekian puluh, ratus, dan ribu orang, mereka akan menyiratkan jawaban yang sama bahwa innovation (inovasi) adalah kunci terobosan untuk menjadi sukses. Entah itu inovasi yang berkaitan dengan produk, ataupun yang berkaitan dengan marketing; kesan yang sama adalah bahwa inovasi akan menjadi terobosan dan kunci keberhasilan bagi sebuah perusahaan untuk eksis, established dan berkembang di pasar.

Namun, betulkah bahwa setiap inovasi akan membawa perusahaan ke puncak keberhasilan? Ternyata tidak selalu! Secara inovasi produk dan konsep, mungkin berhasil. Tetapi, dalam perjalanan berikutnya, karena tidak didukung atau ditunjang dengan pengelolaan yang benar dan terlebih counter-attack dari pesaing terkuat, tidak jarang hasil inovasi gugur di tengah jalan.

Entah betul atau tidak, sembilan dari 10 hasil inovasi mengalami kegagalan. Bagi yang pesimistis, akan mengatakan buat apa melakukan inovasi jika kesempatan berhasil begitu kecil. Tetapi, orang yang berpikiran positif dan biasanya optimistis akan berkata justru karena chance begitu kecil maka harus melakukan inovasi sebanyak-banyaknya.

Bukankah sikap, keputusan, dan tindakan dalam bisnis tidak mutlak seperti dalam matematika; jikainput begini pasti output begitu? Tidak jarang yang pada awal mulanya terlihat seperti sebuah kegagalan, justru tanpa diduga menjadi faktor keberhasilan ataupun sebaliknya.

Demikian pula dengan inovasi; tidak salah jika Anda tak bersedia melakukan inovasi karena berbagai faktor yang menghambat, menghalangi, dan tidak mengizinkan Anda untuk melakukannya. Oleh karena itulah kali ini kita akan berkenalan dan mengakrabkan diri dengan kata "Renovation" atau "Renovate" (renovasi-kata kerja).

Tidak terlalu sukar untuk menggambarkannya. Bayangkan sebuah rumah yang telah ada atau berdiri sebelumnya kemudian dengan berjalannya waktu menjadi "out of date" dan ditambah pula mengalami kerusakan di sana-sini. Nah, Anda harus berbuat sesuatu. Sebuah analogi sederhana.

Sergio Zyman, Chairman Zyman Group, bekas petinggi marketing The Coca-Cola Company, penulis buku best seller, "The End of Marketing as We Know It," dalam bukunya yang terbaru, "Renovate before you Inovate" (Penguin Group, 2004) memberikan tips bagaimana dan apa saja yang Anda perlu perhatikan dalam melakukan renovasi.

Anda harus melakukan review (tinjau ulang) dan revision (revisi-perbaikan) terhadap enam komponen bisnis Anda:

1. The way you think (cara Anda berpikir)

Anda harus berpikir sebagai penantang, bukan sebagai juara. Tujuannya agar Anda dapat berpikir lebih keras untuk menjadi juara dengan mengumpulkan dan memilih pemikiran-pemikiran renovasi.

2. Your destination (tujuan akhir Anda)

Tetapkan kembali tujuan dan apa yang Anda harapkan bagi perusahaan Anda dalam sekian puluh tahun ke depan.

3. Your competitive frame (kerangka atau ruang lingkup persaingan atau daya saing Anda).

Apa saja situasi yang menjadikan Anda bersaing dengan pesaing Anda. Ada yang mungkin tidak diperlukan (redundant) atau sebaliknya ada yang diperlukan tetapi selama ini tidak Anda lakukan (lack, neglected)

4. Your segmentation - How you think about customers (Segmentasi - apa yang Anda pikir tentang pelanggan atau pemakai produk atau layanan Anda)Rencana atau program awal ketika produk diluncurkan bisa saja mengalami perubahan karena pelanggan dan pengguna produk Anda berbeda dari yang Anda pikirkan pada awal mulanya.

5. Your brand positioning (penempatan brand Anda di benak pelanggan dan pengguna).Sama halnya dengan review yang dilakukan terhadap segmentation maka brand positioning kita juga perlu di-review apalagi dengan adanya counter-attack dari pesaing terutama market leader, bisa sajabrand positioning Anda menjadi tidak tajam, melenceng dari tujuan.

6. Your customers brand experience (pengalaman pelanggan dan pengguna terhadap brand produk atau layanan Anda)Ini adalah faktor yang paling penting yang banyak para pemasar mengabaikannya karena mereka terbius dengan success story melihat angka-angka sales yang menanjak terus. Pengalaman para pelanggan atau pengguna produk atau layanan Anda menjadi input atau feedback yang sangat penting untuk dan dalam menentukan baik positioning maupun segmentation ke depan.

Yang terpenting Anda terus menerus berpikir dan berusaha; jika tidak melakukan “inovasi”, setidaknya “renovasi,” jangan tanpa sama sekali agar produk dan atau layanan Anda tetap eksis dan terkesan tetap segar di pasar. (*/Okezone)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/18102-merevisi-komponen-bisnis-anda.html

Thursday, June 28, 2012

Fungsi Feng Shui dalam Logo Usaha


Penulis : Christina Andhika Setyanti | Kamis, 28 Juni 2012 | 15:29 WIB

Logo perusahaan tak harus cantik, yang paling penting punya makna positif dan bisa membawa harapan dalam bisnis
KOMPAS.com - Logo perusahaan menjadi suatu cara untuk menggambarkan ciri khas atau karakter sebuah perusahaan. Lebih dari itu, menurut Jessica Diana Kartika, SSn, ahli feng shui untuk logo, logo perusahaan merupakan lambang pengharapan dalam berbisnis, atau ungkapan doa yang tergambar. Maka ia menyarankan untuk menciptakan logo perusahaan yang sesuai dengan karakter pemilik, dan harapan yang diinginkan.
"Selain melambangkan harapan, logo juga berfungsi untuk menciptakan persepsi masyarakat akan produk yang kita jual. Karena itu logo juga harus melambangkan bidang usaha," tukas Jessica, dalam talkshow "Feng Shui untuk Logo Perusahaan" beberapa waktu lalu di Jakarta.
Logo perusahaan berdasar feng shui
Dalam kepercayaan masyarakat China, logo perusahaan juga dipengaruhi oleh perhitungan feng shui. Harapan dan unsur perhitungan yang tergambar di dalam logo perusahaan dipercaya akan membawa banyak peruntungan untuk bisnis. "Dalam berbisnis ada beberapa unsur positif dan negatif. Melalui perhitungan feng shui dalam logo, efek negatif akan dibantu diminimalisasi, dan membawa keberhasilan," jelasnya.
Masyarakat China percaya bahwa logo perusahaan yang berdasar pada feng shui dapat mempengaruhi sepertiga kesuksesan. Sedangkan dua per tiga sisanya tergantung pada usaha dalam menjalankan bisnis.
Ada beberapa syarat dalam membuat logo perusahaan berdasarkan feng shui. Feng shui untuk membuat logo menggabungkan berbagai unsur dalam bisnis, antara lain tentang kepribadian si pemilik usaha, partner bisnis, bidang usaha, target market, dan klien. Semua perhitungan ini kemudian disatukan dan dirangkai ke dalam gambar logo yang melambangkan kesuksesan dan harapan.
Jessica menambahkan, setiap orang memiliki karakter, bakat, dan potensi masing-masing. Untuk membawa kesuksesan dalam usaha bersama (pemilik lebih dari satu orang), harus ada keharmonisan antara sifat positif dari semua karakter pemilik. Untuk mengenali karakter dan sifat positif diri dari masing-masing pemilik, diperlukan perhitungan menurut tanggal lahirnya.
Selain itu, perhitungan juga didasarkan pada bidang usaha yang dijalankan. Beda bidang usaha, beda juga warna keberuntungannya. Misalnya, saat menjalankan bisnis kuliner, warna yang dinilai memiliki warna keberuntungan adalah merah. "Tetapi ini juga perlu dicocokkan dengan karakter pemiliknya, kalau pemiliknya identik dengan warna biru yang melambangkan air, maka usaha tidak akan berjalan maksimal," bebernya.
Melalui perhitungan feng shui, diharapkan logo perusahaan bisa membawa keberuntungan dan keberhasilan dalam bisnis. "Logo perusahaan tidak harus cantik, namun harus punya makna positif dan mudah diingat orang. Lihat saja bagaimana logo bisa memberi pengaruh besar pada usaha Anda," saran Jessica.
Editor :
Dini

Sumber:
http://female.kompas.com/read/2012/06/28/1529425/Fungsi.Feng.Shui.dalam.Logo.Usaha

Siasat mengail untung dari saham IPO

STRATEGI INVESTASI

Siasat mengail untung dari saham IPO

JAKARTA. Meski situasi pasar masih tajam fluktuasinya, tahun ini beberapa korporasi masih melanjutkan rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini saja, ada IPO PT Trisula Internasional, menyusul lima emiten yang sebelumnya sudah menggelar IPO.
Berdasarkan catatan KONTAN, jika tidak ada perubahan, kemungkinan besar tahun ini ada 15 emiten anyar di BEI dengan nilai total IPO berkisar Rp 8 triliun-an. Berburu saham IPO kerap menjadi cara menarik untuk mereguk cuan. Terlebih jika saham emiten yang diburu prospeknya sangat menarik di masa depan. Berhasil mendapatkan saham IPO memberikan keuntungan cukup gurih menilik potensi keuntungan mendatang.
Namun, jika investor pemburu saham IPO kurang cermat berhitung, mencoba peruntungan di saham IPO bisa berujung buntung. Tidak sedikit saham IPO yang harganya justru makin ambles melewati hari perdana.
Felix Sindhunata, Kepala Riset Henan Putihrai, menuturkan, berinvestasi dalam saham perdana memang tidak terlalu mudah. "Investor harus benar-benar mencermati kondisi fundamental perusahaan dan outlook industri," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (27/6).
Risiko investasi di saham IPO boleh dibilang cenderung lebih besar. Mengapa? Ini karena saham IPO belum memiliki pola historis (historical pattern). Dus, investor akan kesulitan memprediksi harga saham IPO ke depan. Makanya pergerakan saham IPO di hari pertama selalu dikritisi.

Felix menyarankan, investor perlu melakukan analisa perusahaan dengan sangat cermat terkait prospek emiten tersebut dari laporan kinerjanya yang bisa dilihat dalam prospektus. Selain itu, investor harus cermat dalam membandingkan kinerja emiten tersebut dengan perusahaan sejenisnya.
Dengan mengetahui prospek emiten dan mengetahui kondisi finansial mereka, investor dapat meminimalisir resiko dalam pembelian saham IPO.

Bukan cuma itu, faktor sektor emiten juga menjadi hal yang dapat dipertimbangkan oleh investor untuk memilih saham IPO. Saat ini, masih cukup banyak sektor yang menarik untuk dipilih seperti infrastruktur, pertambangan, perbankan, industri dasar, dan perkebunan.
Investor juga harus mempertimbangkan dana yang diharapkan dari IPO tersebut dan penggunaan dana hasil IPO. Tujuan penggunaan dana IPO dapat menjadi indikator prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang.

Dalam kondisi pasar yang masih belum menentu seperti saat ini, memang ada beberapa emiten yang memilih untuk mengurangi porsi IPO. Ada baiknya investor benar-benar mencari tahu latar belakang keputusan emiten mengurangi porsi saham IPO tersebut. Apakah memang benar-benar karena situasi global, atau karena ada strategi tertentu dari perusahaan. Hal itu bisa membantu investor saat memililih saham IPO.

Jika sudah yakin akan kinerja emiten, maka investor bisa lebih mudah memilih apakah akan memanfaatkan saham tersebut dalam jangka panjang atau hanya akan manfaatkan volatilitas pasar dengan memainkan saham secara jangka pendek. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah soal timing atau waktu saham tersebut diperdagangkan. Kondisi pasar saat saham IPO diperdagangkan akan memengaruhi perilaku investor bertransaksi. Misalnya, apabila diperdagangkan saat kondisi pasar turun, maka kinerja saham tersebut juga dapat ikut terseret turun

Sumber:
http://investasi.kontan.co.id/news/siasat-mengail-untung-dari-saham-ipo

Resep Berinovasi dari Entrepreneur Dunia

Views :342 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 28 Juni 2012 09:17
inovatif0612Banyak yang menganggap inovasi merupakan kunci kesuksesan dalam entrepreneurship. Benarkah demikian? Ataukah ada faktor lain yang menunjang keberhasilan entrepreneur dalam berinovasi kala menjalani roda usahanya? Untuk mengetahuinya, simak kisah sukses beberapa entrepreneur dalam berinovasi seperti kami sarikan dari BBC:

Sarah KaramBagi Sarah Karam, 26 tahun, inovasi memang memegang kunci paling vital dalam membentuk kesuksesan seorang entrepreneur. Namun, pengusaha perempuan asal Lebanon yang berkecimpung dalam dunia usaha situs daily-deal di kawasan Timur Tengah ini juga menganggap bahwa entrepreneur harus mempunyai kemampuan menangkap kebutuhan konsumen dalam berinovasi sebelum hal itu dilakukan oleh orang lain.

Karam juga menambahkan, permasalahan klasik yang kerap muncul dalam dunia usaha adalah banyaknya calon entrepreneur dengan segudang ide kreatif dan inovatif tapi tak memiliki keberanian untuk terjun berwirausaha. Karenanya, Karam menyarankan bila seseorang mempunyai ide brilian untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan patut untuk dikembangkan dalam dunia usaha sebagai sebuah bisnis yang inovatif, segera wujudkan. Hal inilah yang turut membuat Karam sukses mengelola GoNabit, situs daily-deal pertama di area Timur Tengah.

Sam PitrodaHampir sama dengan Karam, Sam Pitroda juga menerapkan hal serupa dalam menjalani bisnisnya. Pelopor bisnis telekomunikasi India itu menegaskan kemampuan membaca kebutuhan market sangat penting. Sepanjang dedikasinya dalam berbisnis, dirinya senantiasa melirik segmen menengah ke bawah yang dianggapnya benar-benar membutuhkan inovasi dalam pemecahan masalah serta pemenuhan kebutuhan hidupnya. Baginya, inovasi yang terlihat sederhana akan memberi dampak luar biasa bagi masyarakat yang hidup pas-pasan atau bahkan berada di bawah garis kemiskinan.

Cezar Salazar

Cesar Salazar, 27 tahun, membangun perusahaan pertamanya kala dirinya masih menempuh pendidikan di Swedia. Baginya, keterbatasan sumber daya alam serta pasar yang luas mendorong terciptanya inovasi. Ia memberi contoh Swedia. Menurut penilaiannya, Swedia termasuk negeri yang memberi penghargaan tinggi terhadap ide kreatif nan inovatif.

Berkat hal itu, negara bersumber daya alam minim serta berpenduduk sekitar 9 juta jiwa ini tampil sebagai negara yang sukses menelurkan brand-brand ternama di dunia. Keterbatasan sumber daya alam tak melulu menjadi penghambat kemajuan suatu bangsa. Hal itu bisa disiasati dengan menjual ide inovatif berharga relatif jauh lebih mahal.

Belajar dari Swedia, Salazar kemudian berinovasi mendirikan Mexican VC, usaha di bidang pembiayaan serta mentoring pertama bagi internet start-up khusus entrepreneur berdarah Meksiko di daerah Silicon Valley, California, AS. Sebagai bentuk penghargaan pada impian serta ide kreatif start-up Meksiko yang kebanyakan mengalami keterbatasan dana, Salazar menyediakan finansial dan jasa mentoring.

John Maeda

Bagi John Maeda, inovasi takkan bisa lepas dari eksperimen serta kegagalan. Desainer grafis sekaligus pakar komputer yang mendirikan Rhode Island School of Design ini beranggapan entrepreneur harus siap gagal, sebab dengan kegagalan itu dia telah membuktikan eksperimennya. Kegagalan juga dapat memotivasi entrepreneur untuk terus dan terus bereksperimen hingga pada akhirnya eksperimen tersebut berhasil membuahkan suatu produk berkualitas.

Pemikiran kreatif juga menjadi dasar dalam berinovasi. Hal ini bisa dipupuk sejak dini dengan mengembangkan imajinasi. Maeda memberi contoh, dirinya paling suka melihat hasil gambar yang dibuat oleh anak-anak seperti misalnya gambar kuda berkaki 18 yang diberi warna ungu. Gambar itu merupakan bukti imajinasi anak yang masih murni dan bisa dijadikan aset besar untuk dikembangkan guna kesuksesannya di kemudian hari. (*/AS)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/18072-resep-berinovasi-dari-entrepreneur-dunia.html

Membangun Layanan Pelanggan di Media Sosial ala Dell

Views :320 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 28 Juni 2012 09:28
sosmed0612Terima kasih kepada media sosial, sekarang pelanggan dan pemilik bisnis memiliki pilihan lebih dari sebelumnya. Bahkan kini kita sering melihat banyak orang melakukan keluhan lewat media sosial, baik itu di Twitter maupun Facebook.

Sebelumnya, ketika pelanggan ingin berdiskusi tentang suatu produk atau layanan, mereka akan menghubungi call center dan masalah mereka akan diselesaikan secara pribadi.

Hanya pelanggan dan perusahaan yang akan mendengar keluhan atau pujian Anda. Namun sekarang, beragam isu ini dimuat secara terbuka menjangkau para pembeli potensial dalam jangkauan publik yang lebih luas.

Di masa kini, sebuah keluhan dari pelanggan di media sosial dapat berpengaruh dan memberi efek yang lebih besar pada reputasi perusahaan Anda, jika admin dari media sosial Anda tidak segera memberi jawaban dan solusi pada pelanggan.

Lebih lanjut lagi, percakapan di media sosial juga dapat digunakan sebagai sistem peringatan awal untuk isu yang berkembang sekitar produk dan layanan perusahaan.

Bagi Anda, pekerja di divisi customer care yang ingin membangun layanan pelanggan melalui media sosial, berikut beberapa saran dari Pieter Lydian, Direktur dan Country Manager Dell Indonesia seperti yang dikutip dari detikInet:

1. Pilihlah perantara yang tepat untuk demografi AndaSebelum membuat sebuah forum untuk customer support, evaluasi dulu target market Anda untuk menentukan media sosial apa yang paling cocok untuk menjangkau mereka.

Support forum dan discussion board dapat menjadi sarana untuk menawarkan solusi ke publik dan menghubungkan konsumen dengan para ahli, baik di perusahaan maupun para konsumen dan suporter Anda.

Twitter memiliki volume yang besar dengan kurang dari atau 140 karakter dengan berbagai kesempatan untuk berhubungan 1:1 dengan berbagai pihak tentang brand, produk maupun layanan Anda.

Media sosial seperti Facebook juga menawarkan kesempatan yang baik untuk berhubungan dengan anggota komunitas Anda. Para konsumen Anda telah memilih jaringan media sosialnya masing-masing dan penting bagi Anda sebagai pelaku usaha untuk menjangkau para konsumen dimanapun media sosial pilihannya.

2. Memusatkan pendekatan AndaPada mulanya, di Dell global hanya ada 20 pegawai yang memiliki akun Twitter, tidak semuanya efektif dijalankan. Ketika kami memiliki sejumlah pegawai yang terfokus ke Twitter untuk menjawab pertanyaan dan meneruskan masalah dan keluhan konsumen ke departemen yang sesuai, hal ini menyebabkan jam kerja yang tidak efisien dan bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Untuk itulah kami meluncurkan @DellCares guna membantu konsumen mencari jalan keluar dari masalah mereka dan hasilnya kami berhasil membantu lebih dari 1.400 orang di bulan pertama setelah peluncurannya. Memiliki proses tweeting yang tersentralisasi merupakan kunci yang menentukan kesuksesan dan mencegah kebingungan di dalam perusahaan.

3. Personalisasi adalah kunciKetika Anda berhubungan dengan konsumen, sangat penting untuk terkoneksi dengan mereka secara personal. Orang akan merespon orang, brand akan kehilangan kredibilitasnya dengan cepat apabila diketahui komunikasi yang Anda jalankan berasal dari robot.

Oleh karenanya, setiap customer support representative yang menjalankan @DellCares memiliki inisial nama dan foto tampak muka mereka di halaman profil @DellCares dan setiap tweet ditandai sehingga konsumen mengetahui mereka berbicara dengan siapa dan tweet mereka terlihat dengan jelas.

4. Ini adalah usaha bersamaMemberikan layanan konsumen melalui media sosial membutuhkan kerjasama antara customer service, marketing dan product development untuk menangani beragam permasalahan.

Supaya dapat merespons dengan efektif masalah-masalah yang terjadi via media sosial, tim customer service Anda perlu terlatih dengan brand messaging perusahaan dan panduan menghadapi konsumen secara menyeluruh.

Apabila respons yang mereka berikan tidak sejalan dengan tujuan brand yang lebih besar, hal ini bisa menciptakan kekacauan dan akibatnya konsumen tidak akan lupa dan berdampak pada kepuasaan konsumen.

5. Menggunakan media sosial sebagai pelengkap, bukan pengganti
Media sosial tidak akan menggantikan perangkat pendukung konvensional, hal ini membuka jalan bagi pelaku usaha untuk terhubung secara real-time dengan konsumennya di tempat dimana meraka sudah memiliki percakapan.

Walaupun Twitter bagus untuk mencari konsumen dan menjangkau mereka lebih dekat, 140 karakter di dalamnya menjadi halangan untuk berdialog lebih panjang sehingga terkadang percakapan perlu dipindahkan ke medium yang lebih sesuai. Setelah masalah terselesaikan, kemudian buat kesimpulan secara publik di medium sebelumnya.

6. Tentukan proses responsnya dan pastikan untuk menindaklanjutiHanya karena media sosial dijalankan secara real-time tidak berarti setiap masalah harus ditindaklanjuti secara instan.

Anda harus mengambil waktu untuk memahami masalahnya dan memikirkan tanggapan untuk memberikan solusi yang optimal. Jangan lupa untuk mengakui keluhan konsumen dan pastikan mereka bahwa Anda sedang berupaya memecahkan masalahnya.

Pastikan mereka tetap mendapat perkembangan selama proses berlangsung dan setelah masalah terselesaikan, kontak mereka secara langsung untuk memastikan mereka betul-betul puas dengan layanannya. Hal ini menggambarkan bagaimana Anda memperhatikan konsumen sebagai pribadi dan bukan hanya untuk menghilangkan komentar publik yang negatif.

Melalui media sosial, konsumen menemukan sarana untuk bersuara dan semakin gencar menggunakannya sebagai media pendukung. Mengeluarkan tweet untuk meminta bantuan membutuhkan langkah lebih mudah dibandingkan dengan mengirim e-mail atau menghubungi layanan bantuan sehingga mereka dapat memperoleh tanggapan lebih cepat.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/53-pelayanan-konsumen/18073-membangun-layanan-pelanggan-di-media-sosial-ala-dell.html

Wednesday, June 27, 2012

Pedas sambalnya, mantap bisnisnya

TAWARAN KEMITRAAN KULINER: AYAM DAN BEBEK GORENG

Pedas sambalnya, mantap bisnisnya

Pedas sambalnya, mantap bisnisnya

Tawaran waralaba atau kemitraan di bisnis makanan olahan ayam dan bebek masih terus bermunculan. Tawaran terbaru datang dari Waroeng Sambal Boombu Hot. Nilai investasinya mulai Rp 200 juta-Rp 300 juta. Omzet mitra diperkirakan Rp 4 juta-Rp 5 juta per hari.

Bisnis kuliner olahan ayam dan bebek memang tak ada matinya. Bisnis ini tak pernah sepi dari pemain baru yang mengusung berbagai variasi menu. Salah satunya adalah Aji Priyono asal Tegal, Jawa Tengah yang mengusung menu utama ayam dan bebek goreng.

Namun, yang membedakan dari pemain lain ada pada pilihan sambal yang disediakan. Di bawah bendera Waroeng Sambal Boombu Hot, ia menawarkan 22 variasi sambal dengan rasa berbeda-beda.

Dari 22 pilihan sambal itu, yang paling banyak penggemarnya adalah sambal terasi dan sambal bledek yang diklaim sebagai sambal terpedas. "Sambal itu paling banyak penggemarnya," kata Aji yang merintis usaha sejak 2010 ini.

Selain sambal, ia juga menyediakan menu pelengkap, seperti oseng kangkung dan oseng tauge yang banyak dicari pelanggan. Harga rata-rata menu di Waroeng Sambal Boombu Hot berkisar Rp 17.000-Rp 20.000 per porsi,

Untuk membesarkan usahanya, sejak akhir 2011 lalu, Aji resmi menawarkan kemitraan. Dalam kerja sama ini, ia menawarkan dua paket investasi. Yakni, paket resto senilai Rp 200 juta dan paket waroeng sebesar Rp 300 juta.

Investasi tersebut sudah termasuk peralatan, pelatihan karyawan, dan bahan baku awal, tapi belum termasuk sewa tempat. Untuk tipe resto, mitra wajib menyediakan rumah atau tuko dengan luas 110 m²-220 m². "Adapun tipe waroeng yang dibutuhkan lahan kosong seluas 250 m²-400 m²," imbuh Aji.

Dalam paket waroeng yang dibutuhkan memang lahan kosong. Soalnya, mitra nanti akan dibuatkan bangunan semi permanen menyerupai warung tenda yang tiangnya terbuat dari besi dan baja. "Bangunan itu akan kami dekorasi hingga terlihat menarik untuk dikunjungi," jelasnya.

Aji memperkirakan, mitra mampu menarik omzet sekitar Rp 4 juta per hari untuk tipe resto, dan Rp 5 juta per hari untuk tipe waroeng. "Mitra bisa balik modal antara 14 bulan-16 bulan," jelasnya.

Khusus untuk royalty fee baru akan dikenakan jika omzet mitra telah mencapai Rp 75 juta per bulan. Bila omzet mitra sudah berkisar Rp 75 juta-Rp 100 juta per bulan akan dikenai royalti fee 2%. Bila di atas Rp 100 juta, dikenai royalti fee 5%.

Saat ini, Boombu Hot telah memiliki enam gerai. Lima di antaranya milik mitra di Tegal, Purwokerto, Pemalang, Brebes, dan Bogor.

Salah seorang mitra Boombu Hot adalah Eni Maryano di Purwokerto. Ia telah menjadi mitra sejak Januari 2012. Saat ini, omzetnya belum maksimal karena usahanya masih baru. "Di Purwokerto kuliner banyak sekali sehingga persaingannya ketat," ujar Eni.

Eni mengambil paket resto senilai Rp 200 juta. Hingga kini, rata-rata omzet yang didapatnya Rp 30 juta per bulan, dengan laba 40% . Ia berharap, omzetnya bisa semakin besar dan balik modal dalam dua tahun. "Makanya saya gencar promosi," ujarnya.


Waroeng Sambel Boombu Hot
Jl. Sultan Agung No. 61,
Kejambon, Tegal
Jawa Tengah
Telp: 0283-340657

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pedas-sambalnya-mantap-bisnisnya

SENTRA KERAJINAN KULIT MANDING, YOGYAKARTA

SENTRA KERAJINAN KULIT MANDING, YOGYAKARTA

Melongok sentra kerajinan kulit Manding (1)

Melongok sentra kerajinan kulit Manding (1)
Kendati tidak sepopuler Jalan Malioboro, sentra kerajinan kulit di Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta, layak masuk dalam daftar tempat yang harus Anda kunjungi selama berada di Yogyakarta. Berbeda dengan Malioboro yang menjadi pusat penjualan aneka produk, sentra di Manding lebih fokus menjual produk kerajinan dari kulit.

Di sini ada sekitar 30 kios yang menjajakan aneka produk dari kulit, seperti tas, jaket, sepatu, sandal, dompet, ikat pinggang, dan berbagai produk lainnya. Lokasi Manding cukup strategis karena berada jalur utama Yogyakarta-Parangtritis.

Bila sedang berwisata ke Pantai Parangtritis, Anda bisa mampir sejenak ke dusun ini. Lokasi persisnya berada di Jalan Parangtritis kilometer (km) 11. Dari kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, jaraknya hanya sekitar 2 km.

Selain dapat diakses dengan bus trayek Yogya-Parangtritis, juga dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi. Tak perlu bingung mencari tempat ini karena terdapat gapura besar di barat jalan bertuliskan "Sentra Kerajinan Manding".

Dari mulut gapura itu, Anda sudah bisa melihat deretan kios di sisi kanan dan kiri jalan. Setiap kios tampak memajang aneka produk berbahan dasar kulit.

Produk yang mereka pajang merupakan hasil kerajinan warga Manding. Di dusun ini terdapat sekitar 100-an perajin kulit,

KONTAN sempat mengunjungi sentra ini sekitar sebulan lalu. Tidak nampak kesibukan yang berarti di sentra tersebut. Rata-rata pedagang hanya terlihat duduk santai sambil mengawasi satu dua pengunjung.

Salah seorang pedagang bernama Dwi Astuti mengaku, sudah berjualan sejak 2002. Menurutnya, tren penjualan cenderung meningkat dibanding tahun lalu. "Setiap tahun meningkat 5%-10%," kata Dwi.

Selain melayani penjualan di kios, ia juga melayani order dari luar daerah, seperti Jakarta dan Kalimantan. Menurutnya, produk seperti tas, jaket, sepatu, dan dompet termasuk yang paling banyak peminatnya. Produk itu dibanderol mulai Rp 100.000-Rp 1,5 juta. Dwi mengaku, omzet kiosnya mencapai Rp 2 juta per hari. "Untuk labanya 30%-40%," ucapnya.

Pedagang lainnya adalah Angga Pamungkas. Pemilik Toko Harti ini bergabung di sentra Manding sejak 2004. Ia mengaku, prospek usaha ini cukup bagus. "Apalagi sekarang Manding makin dikenal," ujarnya.

Berbeda dengan Dwi, Angga belum melayani pesanan dari luar daerah. Maklum, di sentra ini, ia masih tergolong pemain kecil. Selain stok terbatas, ia belum memiliki relasi yang kuat ke daerah-daerah.

Ia mengaku, omzetnya dalam sehari rata-rata Rp 500.000. Tapi saat akhir pekan mencapai Rp 1 juta. Pasalnya, saat hari libur banyak turis mengunjungi sentra ini.

Sentra kerajinan kulit Manding ada sejak 1958 (2)

Sentra kerajinan kulit Manding ada sejak 1958 (2)

Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta sudah terkenal sebagai sentra kerajinan kulit sejak tahun 1970-an. Kerajinan kulit di dusun ini dipelopori oleh tiga pemuda setempat sejak 1958. Belakangan, banyak warga tertarik mengikuti jejak mereka. Sementara toko mulai bermunculan di dusun ini tahun 1980-an.

Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta sudah terkenal sebagai sentra kerajinan kulit sejak tahun 1970-an. Kerajinan kulit di desa ini dipelopori oleh tiga pemuda setempat, yaitu Prapto Sudarmo, Ratno Suharjo, dan Wardi Utomo.

Keahlian mengolah kulit mereka dapat, ketika bekerja di sebuah perusahaan kulit di Kota Yogyakarta pada tahun 1947. Pada tahun 1958, mereka memutuskan untuk pulang kampung dan mendirikan usaha sendiri dengan memproduksi tas, jaket, dan lain-lain.

Dwijo Hadi Suyono, pemilik Toko Selly Kusuma mengisahkan, sejak ketiga orang itu merintis usaha kerajinan kulit di Manding, banyak warga yang tertarik mengikuti jejak mereka. Lambat laun banyak warga setempat yang berprofesi sebagai perajin kulit. Pada tahun 1970-an, dusun ini pun mulai menjelma sebagai sentra kerajinan kulit.

Keahlian mengolah kulit mereka dapat secara turun-temurun. Namun di tahun 1970-an itu, belum ada toko atau showroom untuk memasarkan hasil produksi para perajin kulit. "Toko mulai bermunculan di dusun ini sekitar tahun 1980-an," kata pria yang akrab disapa Yono ini.

Toko-toko bermunculan seiring semakin dikenalnya Manding di kalangan para pelancong, baik dari Yogya maupun luar daerah. Sejak saat itu, Manding menjadi ramai. Saat akhir pekan, banyak pengunjung datang ke kampung ini.

Lantaran ramai pengunjung, jumlah toko pun semakin banyak. Saat ini, tercatat sekitar 30 kios yang menjual aneka produk dari kulit, seperti tas, jaket, sepatu, sandal, dan dompet. "Hingga saat ini, hubungan antara pedagang dan perajin tetap terjalin dengan baik," kata Yono.

Awalnya, jumlah kios belum sebanyak sekarang. Di tahun 2000-an, jumlah kios baru ada sekitar 10-an. "Kalau tidak salah, kios saya termasuk yang kesepuluh," kenang Yono yang membuka kios di tahun 2000.

Yono bilang, jumlah kios tumbuh pesat di tahun 2007-2008 atau setahun setelah bencana gempa yang melanda wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006 silam. Setelah gempa tersebut, banyak lahan di pinggir-pinggir jalan yang disewakan.

Saat itu, hampir setiap bulan muncul toko baru. "Kebanyakan yang membuka gerai adalah anak, saudara, atau kerabat para perajin kulit," ucap Yono yang menjabat Ketua Pengurus Dusun Perajin Manding ini.

Dwi Astuti, pengelola Toko Maylia, bilang bahwa menjamurnya kios itu memang membuat Manding semakin terkenal sebagai sentra kerajinan kulit. Namun di sisi lain, persaingan sesama pedagang juga semakin ketat. Soalnya, produk yang dijual juga serupa. "Yang membedakan mungkin corak atau motif dan modelnya. Kalau jenis produknya si sama," ujarnya.

Walaupun persaingan semakin ketat, tidak ada pedagang yang saling menjegal. Menurut Dwi, setiap pedagang sudah memiliki pelanggan sendiri.

Untuk menjaring pelanggan baru, biasanya setiap toko sudah tahu apa yang harus dilakukan tanpa mencurangi toko lainnya. "Yang dilakukan masih dalam taraf wajar, seperti mendekorasi outlet hingga memenuhi toko dengan beragam produk ," ujarnya.

Serbuan impor (3)

Sentra kerajinan kulit Manding: Serbuan impor (3)

Dari tahun ke tahun perkembangan bisnis di sentra kerajinan kulit di Dusun Manding, Desa Sabododadi, Bantul, Yogyakarta terus meningkat. Sentra kerajinan kulit ini juga menjadi salah satu tujuan wisata belanja para turis yang mampir ke Yogyakarta.

Tetapi bukan berarti, bisnis para perajin kulit di Manding tak pernah seret. Tahun 2010 lalu misalnya, omzet para perajin kulit anjlok. Gara-garanya, erupsi Gunung Merapi yang terjadi September 2010.

Meski Dusun Manding lokasinya jauh dari Gunung Merapi, tapi bisnis mereka terganggu karena banyak turis yang takut berkunjung ke Kota Gudeg. Toh, para perajin tak sampai menghentikan proses produksi kerajinan kulit.

Dwijo Hadi Suyono, pemilik Toko Selly Kusuma di sentra ini, menuturkan, kala itu para pedagang hanya berharap pada pengunjung dari Yogyakarta dan sekitarnya. "Daerah ini mungkin tak terkena dampak Merapi secara fisik tetapi dengan sepinya pengunjung menjadi pukulan telak buat pedagang," ujar lelaki yang kerap disapa Yono ini.

Hal senada dikatakan Angga Pamungkas pemilik Toko Harti. Bahkan, ia sempat khawatir dampak erupsi Gunung Merapi itu akan berkepanjangan sehingga mengganggu bisnis mereka. "Banyak hasil produksi yang menumpuk karena tak laku terjual," kenangnya.

Namun, belakangan sentra kerajinan kulit Manding kembali menggeliat. Pembeli kembali berdatangan dan pesanan terus mengalir. Meski belum menyamai geliat penjualan pada tahun 2007-2009, setidaknya para pedagang sudah bisa kembali tersenyum. "Bahkan beberapa pedagang mulai kembali menggarap pasar ekspor ke Singapura, Taiwan dan negara lain meski dalam skala kecil," jelas Yono.

Ia bilang, butuh waktu untuk bisa membuat sentra Manding kembali ramai. Karena di sekitar Yogyakarta juga banyak berdiri toko modern yang menjual berbagai produk kulit. "Produk kulit impor pun sudah mulai membanjiri pasar Yogyakarta lewat toko modern yang banyak berdiri," ujar Yono.

Namun Yono tak gentar, karena sebenarnya secara kualitas kerajinan Manding tak kalah dengan produk impor yang ada di pasaran. Ia justru merisaukan harga bahan baku kulit sapi yang terus naik.

Angga juga mencemaskan kenaikan harga kulit sapi dan domba karena bisa menambah ongkos produksi. "Tahun ini kenaikan harga bahan baku kulit sudah lebih dari 10% ," ungkapnya.

Supaya bisa terus bertahan, para pedagang di Manding akan membuat paguyuban. "Lembaganya semacam koperasi yang akan menampung aspirasi para pemilik toko serta menjembatani jika ada masalah yang muncul," ujar Yono.

Dwi Astuti, pengelola Toko Maylia mengatakan, pendirian koperasi ini memang dibutuhkan sebab, kerajinan kulit menjadi mata pencarian bagi banyak orang di Manding. Bukan hanya pemilik toko, tetapi juga para perajin menggantungkan hidupnya dari penjualan kerajinan kulit. Para pedagang dan perajin kulit berharap tren penjualan terus meningkat.

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/melongok-sentra-kerajinan-kulit-manding-1
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-kerajinan-kulit-manding-ada-sejak-1958-2
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-kerajinan-kulit-manding-serbuan-impor-3

Manfaat Berinvestasi ETF

ETF (exchange-traded funds) pertama kali digulirkan oleh State Street Global Advisors pada 1993 dengan memperkenalkan indeks Standard & Poor’s 500 (SPDR). Sejak itu popularitas ETF terus tumbuh dan mengumpulkan aset dengan kecepatan yang tinggi. Cara termudah untuk memahami ETF adalah membayangkannya sebagai reksadana yang diperdagangkan seperti saham. Cara bertransaksi yang seperti saham itu adalah salah satu dari banyak fitur yang membuat ETF menjadi begitu populer, tertutama di kalangan investor profesional dan individual yang rajin bertransaksi.

Manfaat bertransaksi seperti saham
Cara termudah untuk menyoroti manfaat perdagangan ETF yang seperti saham adalah untuk membandingkannya dengan perdagangan reksadana. Pembentukan harga reksadana terjadi sehari sekali, menjelang penutupan bursa. Siapapun yang membeli reksadana pada hari itu mendapatkan harga yang sama, tak peduli pada jam berapa mereka melakukan pembelian pada hari itu.
Karena ETF dapat ditransaksikan sepanjang jam buka bursa (intraday) – seperti halnya saham dan obligasi tradisional – maka memberi kesempatan kepada investor untuk berspekulasi dengan memanfaatkan pergerakan pasar jangka pendek melalui transaksi efek tunggal. Sebagai contoh, jika S&P 500 mengalami lonjakan kenaikan harga pada hari itu, investor dapat mencoba untuk mengambil keuntungan dari kenaikan ini dengan membeli ETF yang mencerminkan indeks (seperti SPDR). Investor juga dapat menahannya untuk beberapa jam selama harga terus naik dan menjualnya dengan mengambil untung sebelum bursa tutup. Investor reksadana yang mengacu pada S&P 500 tidak mempunyai kemampuan itu – sifat dasar cara perdagangan reksadana tidak memungkinkan investor spekulatif untuk mengambil keuntungan dari fluktuasi harian sekeranjang efek.
Sifat ETF yang mirip saham memungkinkan investor aktif untuk melakukan lebih dari sekedar melakukan perdagangan intraday. Tak seperti reksadana, ETF juga dapat digunakan untuk strategi perdagangan spekulatif, seperti short selling dan bertransaksi dengan marjin. Singkatnya, ETF memungkinkan investor untuk memperdagangkan seluruh saham di pasar dalam satu saham tunggal.

Rasio biaya rendah
Semua orang senang menghemat pengeluaran, terutama investor yang mencairkan tabungannya untuk diputar ke dalam portofolionya. Dalam hal menghemat pengeluaran, ETF benar-benar melakukannya. ETF menawarkan semua manfaat yang berkaitan dengan index fund (reksadana yang pembentukan portofolionya berdasarkan indeks tertentu, seperti S&P 500) – seperti pertukaran yang rendah dan diversifikasi yang luas (dengan tidak menyebutkan statistik bahwa 80 persen reksadana yang lebih mahal dan aktif dikelola gagal mengalahkan acuannya) – plus biaya ETF jauh lebih rendah.
Kendati demikian, perlu diingat bahwa karena ETF diperdagangkan melalui perusahaan sekuritas, setiap transaksi dikenakan biaya komisi. Untuk menghindari agar biaya komisi tidak mengurangi nilai rasio biaya rendah, bertransaksilah di broker yang mengenakan komisi yang rendah, dan berinvestasilah dengan nilai yang cukup besar. ETF juga akan lebih bermanfaat bagi investor beli dan tahan yang mempunyai posisi untuk melakukan eksekusi dalam jumlah besar, sekali berinvestasi lalu duduk manis.

Diversifikasi
ETF akan mudah dikelola ketika investor ingin menyusun portofolio yang terdiversifikasi. Sejatinya, ETF juga meliputi kelompok aset lain seperti surat berharga berpendapatan tetap (fixed income). Meskipun ETF berbasis fixed income lebih sedikit memberikan pilihan, namun masih banyak memberikan pilihan, termasuk ETF yang terdiri dari obligasi jangka panjang, obligasi jangka menengah, obligasi jangka pendek. Meskipun ETF fixed income sering dipilih karena pendapatan yang dihasilkan dari dividen, beberapa ETF efek juga memberikan dividen. Pembayaran dividen itu dapat didepositokan ke dalam rekening broker atau diinvestasikan kembali. Jika Anda berinvestasi di ETF yang membayarkan dividen, pastikan untuk mengecek biaya sebelum menginvestasikan kembali dividen tersebut. Ada perusahaan yang membebaskan biaya reinvestasi dividen, ada pula yang tidak.
Banyak studi menunjukkan bahwa alokasi aset adalah faktor utama dalam hasil investasi, dan ETF merupakan cara yang paling nyaman bagi investor untuk membangun portofolio yang memenuhi spesifikasi kebutuhan alokasi aset. Sebagai contoh, seorang investor mencari sarana untuk mengalokasikan dananya sebanyak 80 persen di saham, dan 20 persen obligasi dapat dengan mudah membentuk portofolio dalam ETF. Investor tersebut dapat melakukan diversifikasi lebih banyak lagi dengan membagi porsi sahamnya menjadi saham berkapitalisasi besar bertumbuh dan saham berkapitalisasi kecil bernilai, dan porsi obligasi menjadi obligasi jangka menengah dan obligasi jangka pendek. Atau, akan lebih mudah dengan membentuk portofolio dengan perbandingan obligasi terhadap saham, 80/20 dan menyertakan ETF yang melacak obligasi jangka panjang. Semakin besar jumlah ETF yang tersedia akan memungkinkan investor untuk dengan cepat dan mudah membangun portofolio yang terdiversifikasi yang dapat memenuhi semua model alokasi aset.

Efisiensi pajak
ETF sangat disukai oleh investor yang peduli pajak karena portofolio yang merepresentasikan ETF jauh lebih efisien dalam hal pajak, ketimbang reksadana indeks. Sebagai tambahan untuk menghasilkan perputaran yang lebih rendah – manfaat dari mengaitkan dengan indeks – struktur unik ETF memungkinkan investor memperdagangkan dalam volume yang besar (pada umumnya investor institusional) untuk menarik investasinya (redemption) tidak secara tunai. Ini berarti bahwa investor yang bertransaksi ETF dalam volume besar dapat me-redeem dalam bentuk porsi saham yang menjadi bagian dalam ETF. Penerapan hal ini meminimalkan implikasi pajak bagi investor yang menukar ETF-nya sehingga investor dapat menunda sebagaian besar pajaknya, hingga ia menjual investasinya.

Kesimpulan
Kenapa ETF menjadi begitu populer, mudah dimengerti. Biaya-biaya yang ditimbukannya rendah, portofolio menjadi fleksibel, dan efisien pajak. Dorongan untuk memperluas ETF, sebagian besar datang dari investor profesional dan aktif bertransaksi. Namun, investor jangka panjang akan menemukan bahwa ETF berbasis pasar yang luas dapat menemukan tempat dalam portofolio mereka ketika mereka mempunyai kesempatan untuk membeli sejumlah besar efek. Investor yang tertarik pada pengelolaan dana secara pasif, dan secara teratur berinvestasi dengan jumlah relatif sedikit, disarankan agar tetap berinvestasi di reksadana indeks konvensional. Komisi broker pada transaksi ETF akan menjadi terlalu mahal bagi mereka yang berada dalam tahap akumulasi proses investasi.
Sumber: www.investopedia.com

http://ipotindonesia.wordpress.com/2012/06/27/5118/

Saat tepat investasi hortikultura

PELUANG BISNIS: Saat tepat investasi hortikultura

Large_hortikultura
Nilai impor hortikultura (juta US$)

Komoditas
2010
2012
Bawang putih
245,96
272,82
Jeruk
183,12
211,09
Apel
170,67
189,34
Pir
87,83
106,75
Anggur
86,51
121,22
Kentang
41,19
81,22
Durian
34,71
38,19
Bawang merah
33,86
77,44
Bawang Bombay
32,97
43,22
Cabe
18,60
27,57
Total
935,43
1.168,86
Total hortikultura
1.270,89
1.657,78
Sumber: Diolah dari berbagai sumber


JAKARTA: Saat ini dinilai sebagai waktu yang tepat untuk berinvestasi di sektor budi daya hortikultura, karena potensi hortikultura di dalam negeri sangat menjanjikan mengingat pasar produk tersebut dipastikan akan terus meningkat.

Pasar sayur dan buah di dalam negeri saat ini sekitar Rp100 triliun per tahun di antaranya dipasok dari produk impor Rp17 triliun.

Apalagi, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia diperkirakan akan bergerak mencapai US$5.000 per kapita per tahun, sehingga sayur dan buah menjadi kebutuhan konsumen. Saat ini, dengan pendapatan US$2.400 per kapita per tahun, maka produk sayur dan buah masih menjadi pilihan konsumen, belum menjadi kebutuhan utama.

Ketua Ikatan Alumni Institut Pertanian Bogor Said Didu mengatakan jika sudah ada kepastian pasar, minat investasi di sektor hortikultura akan tinggi.

"Memang hortikultura baru menjadi pilihan saat pendapatan per kapita di bawah US$3.000 per kapita per tahun, konsumen belum tentu beli. Namun, pada saat pendapatan US$5.000 per kapita per tahun, pasti sudah pasti membeli hortikultura, tidak terlalu persoalkan harga karena kebtuhan," ujarnya saat acara Workshop Peningkatan Investasi dan Pembiayaan Hortikultura, hari ini, Rabu (27/6/2012).


Said menuturkan saat ini sektor hortikultura berada pada titik kritis, karena pendapatan per kapita mendekati US$4.000 per kapita per tahun, sehingga permintaan sayur dan buah akan naik signifikan.

Namun, jika pasokan sayur dan buah lokal tidak naik, maka pasokan dari impor akan semakin besar. Peningkatan pasar buah dan sayur itu dapat dilihat dari impor produk tersebut yang terus meningkat.


"Tahun-tahun ini, tahun kritis, apabila tidak dilakukan [investasi sektor hortikultura], maka terlupakan. Karena konsumen sudah terbiasa konsumsi hortikultura impor," jelasnya.


Dia meminta agar pemerintah terus mendorong investasi sektor hortikultura, dengan menciptakan kepastian pasar yang dapat ditempuh dengan pengetatan impor.
Sementara itu, investor menginginkan ada kepastian pasar, kendati berskala kecil, sehingga jika tidak ada kepastian, maka mereka lebih memilih menjadi pedagang.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sumardjo Gatot Irianto menilai rendahnya investasi hortikultura lebih disebabkan tidak ada keberanian dari pelaku usaha untuk masuk ke sektor itu.

“Prinsip fundamental, pengusaha lebih menyukai mengambil barang yang sudah jadi [tidak memilih budidaya], ini juga harus dirubah,” ujarnya.(msb)

Sumber:
http://www.bisnis.com/articles/peluang-bisnis-saat-tepat-investasi-hortikultura

Lianna, merengkuh rupiah dari sepatu kain

PELUANG BISNIS: Lianna, merengkuh rupiah dari sepatu kain

Large_ukm__14_

Berita Terkait

ENTAH angin apa yang membawa Lianna Gunawan berubah menjadi populer layaknya seorang selebriti ibu kota. Padahal, sekitar tiga tahun lalu kegiatannya lebih banyak dicurahkan hanya untuk mengamati persepatuan nasional dan internasional.

Mengamati mode dan perkembangan sepatu menjadi rutinitasnya, karena sangat menyukai model-model sepatu kaum Hawa yang konon khabarnya bisa memperindah kaki seseorang yang memakainya.

Media yang dijadikannya memonitor perkembangan itu tidak lain jaringan internet. Rezeki dan rahmat yang dilimpahkan Tuhan kepada Lianna memang sangat luar biasa, karena secara tiba-tiba berubah drastis dalam setahun sehingga predikat wirausaha pun kini melekat dalam dirinya.

”Tiga tahun lalu profesi saya hanya sebagai ibu rumah tangga meski sempat bertugas menjadi marketing perusahaan. Bisnis yang saya tekuni saat ini sebagai produsen sepatu lokal menggunakan bahan dasar kain tradisional dari seluruh Indonesia,” katanya.

Meski saat ini tergolong sukses, namun usaha Lianna berhasil justru karena sebelumnya tidak pernah direncanakan. Dari sekedar mengamati model sepatu berdasarkan hobi, lalu tmbul rencana membuat sendiri sepatu.

Akhirnya setiap sepatu yang diproduksi selalu bernuansa kain tradisional Indonesia di bawah brand La Spina Collection. “Sepatu La Spina itu merupakan hasil kerajinan tangan berdasarkan unsur kain tradisional yang digabung dengan karya seni.”

Lianna mengangkat kain tradisional menjadi kekuatan produk sepatunya, karena mempunyai keinginan besar mempromosikan kultur atau budaya Indonesia. Baik di negeri sendiri maupun di manca negara yang merupakan sebagai target utamanya.

Keunikan produk sepatu La Spina Collection adalah perpaduan seluruh bahan baku yang memiliki unsur seni seperti kayu, tikar hingga kain sulaman. Harganya sudah bisa dipastikan lumayan mahal.

Harga satu unit sepatu termurah yang dipasarkan sebesar Rp300.000, sedangkan nilai tertinggi mencapai Rp975.000. Sepatu semahal itu terbuat dari kayu mahoni ukir serta dilengkapi full leather.

Sepatu yang dikombinasi dengan karya seni kerajinan tangan diperkenalkan Lianna pada 2009. Namun ketika itu belum mampu menghasilkan produk masal seperti sekarang. Sebab, ketika itu kegiatan lain juga menjadi bagian dari aktivitasnya sebagai penghasil costum taylor.

Keterlibatan Lianna secara khusus dalam produksi sepatu efektif sekitar 14 bulan terakhir, akan tetapi konsumennya sudah cukup luas sehingga harus membuka bengkel di kota Bandung, Jawa Barat.

SDM pendukungnya memang belum besar, karena baru mempekerjakan sejumlah 20 orang, dan sebelum memiliki bengkel sendiri, operasional usaha Lianna berdasarkan order atau pesanan dari kosnumen.

”Ketika itu kami seakan bekerja seperti makelar saja. Ketika ada order, baru bekerja. Ketika belum ada pekerjaan, kami mencari-cari pekerjaan. Konsep kerja seperti sekarang ini pun berubah, karena sebelumnya saya menawarkan produk secara online,” ungkap Lilianna.

Minimal produksi yang dihasilkan La Spina Collection saat ini 700 pasang sepatu per bulan. Apakah Lilianna puas demean kinerja seperti sekarang karena dalam waktu relatif singkat dan mampu memproduksi 700 sepatu per bulan?

”Kalau kami sudah puas dengan jumlah itu dan berhenti, berarti kemampuan kami memang terbatas. Akan tetapi ingin mengembangkan  kapasitas usaha. Langkah berikutnya, wajib membuka pasar lebih luas,” tuturnya.

Seandainya order konsumen lebih dari kapasitas kinerja perusahaannya, Lianna siap menjalin kerja sama dengan bengkel lain yang memiliki core business sama. Mengandalkan koneksi kerja, dia optimistis bisa memenuhi permintaan pasar. Termasuk untuk ekspor sekalipun.

Prestasi yang ditampilkannya memang sangat luar biasa, karena belum lama ini La Spina Collection terpilih sebagai juara kedua Wirausaha Wanita 2012. Padahal dia menilai secara umum belum siap mengikuti lomba yang konteksnya wirausahawan.

Dan yang lebih mengejutkan dia, pada Oktober tahun ini terpilih mewakili Indonesia untuk mengikuti kontes wirausaha wanita internasional di Prancis. Sebagai catatan, Benua Asia hanya diwakili tiga peserta, dan salah satunya adalah Lianna.

“Saya terpilih mewakili Indonesia karena mengedepankan konsep usaha seperti sekarang. Pemilihan panitia bukan hanya berdasarkan produk sepatu. Lebih dari itu mereka tertarik dengan konsep gabungan antara produk sepatu dan budaya.”

Ketika dia diminta mitra lokalnya mengisi formulir kesertaan lomba, Lianna menulis konsep yang diusungnya dalam beberapa tahun ini. Dan ternyata goresan konsep tersebut memiliki daya tarik sehingga ditetapkan mewakili Indonesia.

Ketertarikan itu karena dia menggunakan seluruh kain tradisional Indonesia menjadi bagian dari produk sepatunya. Kain tradisional yang dimaksud di antaranya seperti ulos dari Sumatra Utara dan  seni ukir dari Jepara.

Ketika La Spina Collection mendapat penghargaan atas keikutsertaannya dalam satu pameran internasional di Jakarta, media massa seperti elektronik, cetak hingga radio dan online, terus menjadikan sosoknya menjadi sumber informasi atas kreativitasnya.

Selain mewakili Indonesia ke lomba wirausaha wanita internasional, wanita keturunan Jawa Tengah dan Jawa Barat ini dalam waktu dekat akan mewakili salah satu perajin kreatif dari Indonesia ke Tokyo Gift Exebitions 2012 di Jepang.

Apakah dia bisa menikmati kesibukan yang saat ini sangat tinggi intenstitasnya? “Terus terang, ada perbedaan jam kerja ketika saya berstatus pegawai. Ketika itu bekerja 9 jam sehari. Saat ini hampir 13 jam, namun bisa lebih dinikmati,” ungkap Lilianna. (Bsi)
Sumber:
http://www.bisnis.com/articles/peluang-bisnis-lianna-merengkuh-rupiah-dari-sepatu-kain