Friday, June 29, 2012

Peluang dari bisnis makanan Jepang

TAWARAN KEMITRAAN KULINER:


Peluang dari bisnis makanan Jepang

Berbagai pilihan masakan Jepang kini semakin akrab di lidah masyarakat Indonesia. Itu pula yang mendorong Kamikaze Karaage menawarkan kemitraan. Paket investasinya mulai Rp 700 juta-Rp 2,2 miliar. Omzet mitra ditargetkan mencapai Rp 200 juta-Rp 300 juta per bulan.

Makanan ala Jepang semakin diminati masyarakat Indonesia. Terbukti, gerai-gerai makanan khas Jepang kini semakin banyak. Salah satunya adalah Kamikaze Karaage di Jakarta Barat.

Restoran ini menawarkan berbagai jenis makanan dengan resep dan cara pengolahan khas Jepang. Di antara pilihan menunya ada tebasaki, yakiniku, katana, chiizu korokke, dan shisito tempura.

Kamikaze Karaage berdiri sejak November 2010, namun baru menawarkan kemitraan sejak awal tahun ini. Saat ini, Kamikaze telah memiliki empat gerai di Jakarta, Tangerang dan Bandung. Dari empat gerai itu, tiga milik sendiri dan satu milik mitra.

Dalam kerja sama kemitraan ini, Kamikaze menawarkan dua paket investasi. Yakni, paket food court senilai Rp 700 juta dan paket resto sebesar Rp 2,2 miliar.

Untuk tipe food court, mitra perlu menyiapkan tempat seluas 20 m² hingga 40 m². Dalam paket ini, investasi Rp 700 juta itu sudah termasuk franchise fee selama lima tahun. Selain itu, mitra juga mendapat perlengkapan masak, bahan baku awal, dekorasi tempat, dan pelatihan. "Omzet untuk paket ini Rp 200 juta per bulan," kata Erick Sugiarto, Business Development Director Kamikaze.

Dengan laba 20%, mitra diharapkan bisa balik modal dalam waktu 20 bulan. Dalam paket food court ini, harga menunya mulai Rp 15.000 hingga Rp 35.000 per porsi.

Sementara untuk paket resto, luas tempat yang diperlukan sekitar 100 m²-150 m². Namun, mitra bisa saja menyediakan tempat lebih luas dengan disurvei pusat terlebih dahulu.

Dalam paket ini, fasilitas yang didapat sama dengan paket pertama, namun dalam jumlah yang lebih banyak. "Selain jumlah lebih banyak dan dekorasi lebih besar, pada paket resto terdapat menu-menu makanan yang tidak terdapat pada paket food court," ujar Erick.

Omzet dari paket resto ini diperkirakan mencapai Rp 300 juta per bulan, dengan laba bersih 20%. Adapun masa balik modalnya ditargetkan tercapai dalam dalam waktu 40 bulan. Harga menunya sedikit lebih mahal dari paket food court, yakni mulai Rp 35.000-Rp 45.000 per porsi.

Kedua paket itu dikenakan royalty fee 3% per bulan dari laba bersih, dan biaya marketing fee 5%. Dengan membayar marketing fee, tanggung jawab promosi nantinya berada di pihak pusat.

Erick menjanjikan, dalam tiga bulan pertama sejak membuka usaha, pihaknya akan memandu para mitra. Selain itu, mitra tidak perlu mencari koki Jepang. Tapi, cukup juru masak saja. Soalnya, Kamikaze sudah memiliki koki khusus yang meracik bumbu masak ala Jepang.

Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia menilai, potensi bisnis makanan tetap menjanjikan. Tak terkecuali makanan Jepang yang sekarang sudah banyak peminatnya, mulai dari kelas bawah hingga kelas atas. "Tapi, persaingan makanan Jepang saat ini sudah sangat ketat," ujarnya.

Apalagi, saat ini sudah ada beberapa brand makanan Jepang yang mendominasi pasar. Pemain-pemain besar itu sudah memiliki pasarnya sendiri. Nah, agar bisa bersaing, pemain baru harus mampu menyajikan jenis makanan baru dan langka di pasaran.


Kamikaze Karaage
Jl. Puri Indah Blok E1 No. 36,
Kembangan Selatan,
Jakarta Barat
Telp: (021) 5805205
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/peluang-dari-bisnis-makanan-jepang

No comments:

Post a Comment