STRATEGI INVESTASI
Oleh Narita Indrastiti, Ruisa Khoiriyah - Kamis, 28 Juni 2012 | 12:32 WIB
JAKARTA.
Meski situasi pasar masih tajam fluktuasinya, tahun ini beberapa
korporasi masih melanjutkan rencana penawaran saham perdana atau initial public offering
(IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini saja, ada IPO PT Trisula
Internasional, menyusul lima emiten yang sebelumnya sudah menggelar IPO.
Berdasarkan
catatan KONTAN, jika tidak ada perubahan, kemungkinan besar tahun ini
ada 15 emiten anyar di BEI dengan nilai total IPO berkisar Rp 8
triliun-an. Berburu saham IPO kerap menjadi cara menarik untuk mereguk
cuan. Terlebih jika saham emiten yang diburu prospeknya sangat menarik
di masa depan. Berhasil mendapatkan saham IPO memberikan keuntungan
cukup gurih menilik potensi keuntungan mendatang.
Namun,
jika investor pemburu saham IPO kurang cermat berhitung, mencoba
peruntungan di saham IPO bisa berujung buntung. Tidak sedikit saham IPO
yang harganya justru makin ambles melewati hari perdana.
Felix Sindhunata, Kepala Riset Henan Putihrai, menuturkan, berinvestasi dalam saham perdana memang tidak terlalu mudah. "Investor harus benar-benar mencermati kondisi fundamental perusahaan dan outlook industri," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (27/6).
Risiko investasi di saham IPO boleh dibilang cenderung lebih besar. Mengapa? Ini karena saham IPO belum memiliki pola historis (historical pattern).
Dus, investor akan kesulitan memprediksi harga saham IPO ke depan.
Makanya pergerakan saham IPO di hari pertama selalu dikritisi.
Felix
menyarankan, investor perlu melakukan analisa perusahaan dengan sangat
cermat terkait prospek emiten tersebut dari laporan kinerjanya yang bisa
dilihat dalam prospektus. Selain itu, investor harus cermat dalam
membandingkan kinerja emiten tersebut dengan perusahaan sejenisnya.
Dengan
mengetahui prospek emiten dan mengetahui kondisi finansial mereka,
investor dapat meminimalisir resiko dalam pembelian saham IPO.
Bukan
cuma itu, faktor sektor emiten juga menjadi hal yang dapat
dipertimbangkan oleh investor untuk memilih saham IPO. Saat ini, masih
cukup banyak sektor yang menarik untuk dipilih seperti infrastruktur,
pertambangan, perbankan, industri dasar, dan perkebunan.
Investor
juga harus mempertimbangkan dana yang diharapkan dari IPO tersebut dan
penggunaan dana hasil IPO. Tujuan penggunaan dana IPO dapat menjadi
indikator prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang.
Dalam
kondisi pasar yang masih belum menentu seperti saat ini, memang ada
beberapa emiten yang memilih untuk mengurangi porsi IPO. Ada baiknya
investor benar-benar mencari tahu latar belakang keputusan emiten
mengurangi porsi saham IPO tersebut. Apakah memang benar-benar karena
situasi global, atau karena ada strategi tertentu dari perusahaan. Hal
itu bisa membantu investor saat memililih saham IPO.
Jika
sudah yakin akan kinerja emiten, maka investor bisa lebih mudah memilih
apakah akan memanfaatkan saham tersebut dalam jangka panjang atau hanya
akan manfaatkan volatilitas pasar dengan memainkan saham secara jangka
pendek. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah soal timing atau
waktu saham tersebut diperdagangkan. Kondisi pasar saat saham IPO
diperdagangkan akan memengaruhi perilaku investor bertransaksi.
Misalnya, apabila diperdagangkan saat kondisi pasar turun, maka kinerja
saham tersebut juga dapat ikut terseret turun
Sumber:
http://investasi.kontan.co.id/news/siasat-mengail-untung-dari-saham-ipo
No comments:
Post a Comment