Friday, June 22, 2012

BUDIDAYA JANGGELAN

Janggelan, daun cincau hitam yang kian populer (1)

Janggelan, daun cincau hitam yang kian populer (1)

Budidaya janggelan kian menjanjikan keuntungan. Permintaan tanaman ini terus meningkat di pasar. Selain menjadi bahan pokok untuk memproduksi cincau hitam, daun janggelan juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Omzet usaha ini bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

Tanaman janggelan mungkin masih asing di telinga masyarakat. Namun, jika menyebut nama cincau hitam, mungkin hampir semua kalangan mengenal makanan ini. Nah, asal tahu saja, daun janggelan merupakan bahan pokok yang digunakan untuk memproduksi cincau hitam.

Lantaran kaya akan serat, tanaman ini juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti demam, sakit perut, diare, batuk, gangguan pencernaan, serta penyakit darah tinggi. Selain di Indonesia, khasiat daun ini juga sudah kesohor hingga ke Filipina, Taiwan, China, dan Korea.

Tak heran, daun janggelan juga banyak diekspor ke negara-negara tersebut. Itu juga yang membuat permintaan daun janggelan terus meningkat dari tahun ke tahun. Alhasil, budidaya tanaman ini kian menjanjikan keuntungan lumayan besar.

Salah satu pembudidaya janggelan adalah Dudi Iskandar, pemilik usaha Wira Abadi di Tangerang, Banten. Ia membudidayakan tanaman ini di daerah asalnya di Wonogiri, Jawa Tengah Selain budidaya, ia menjadi pedagang pengumpul (pengepul) daun janggelan, dengan menampung hasil panen petani di Karang Tengah, Wonogiri.

Kebetulan Wonogiri merupakan salah satu penghasil daun janggelan terbesar di Indonesia. Dalam sebulan, ia mampu menjual daun janggelan sebanyak 15 ton hingga 20 ton. Daun sebanyak itu dijual ke berbagai daerah di Indonesia.

Ada tiga jenis daun janggelan yang dia pasarkan. Daun kualitas super dengan harga Rp 15.000-Rp 16.000 per kilogram (kg), daun dengan batang utuh Rp 13.000-Rp 14.000 per kg, dan daun berbentuk cacahan dengan harga Rp 12.000 per kg. "Omzet saya bisa mencapai Rp 200 juta-Rp 300 juta per bulan," ujar Dudi. Laba bersih yang didapatnya sekitar 25% dari omzet.

Awalnya, Dudi hanya membantu mengelola kebun keluarga seluas 5.000 meter persegi yang ditanami janggelan. Sebelumnya, ia tak mengetahui tanaman ini dapat memberi untung besar. Kebetulan, sang adik menyaksikan sebuah acara yang menampilkan pengusaha janggelan. Ia pun menyadari janggelan bisa dijadikan usaha yang menjanjikan. Sejak itu, Dudi memasarkan hasil kebun keluarganya dan mulai menjadi pengepul bagi petani sekitar.

Pemain lain adalah Mansur, pemilik UD Arum Segar di Semarang, Jawa Tengah. Ia terjun ke bisnis ini sejak lima tahun lalu. Sama seperti Dudi, selain pembudidaya, ia juga menjadi pengepul daun janggelan. Kebanyakan petani yang menjadi mitranya berada di Malang, Jawa Timur. Selain di Jawa, ia juga memasarkan daun janggelan ke Sumatra.

Setiap bulan, ia menjual minimal 1 ton janggelan dengan omzet Rp 17 juta per bulan. "Yang kami jual dan budidayakan hanya janggelan yang kualitas super," imbuhnya. Daun janggelan kualitas super ini dihargai Rp 17.000 per kg.

Budidaya dan perawatannya murah (2)

Janggelan: Budidaya dan perawatannya murah (2)

Budidaya janggelan cukup mudah karena tak perlu sering dipupuk dan disiram. Tapi, saat budidaya sebaiknya tidak menanam tanaman lain di sekitar janggelan. Tanaman ini harus dijauhkan dari hama serangga dan tikus. Dalam enam bulan, janggelan sudah bisa dipanen.

Membudidayakan tanaman janggelan cukup mudah. Soalnya, tanaman ini tidak perlu terlalu sering diberi pupuk dan disiram. Lantaran minim pupuk, biaya perawatannya juga tidak mahal. Tak heran, bila banyak petani tertarik menanam janggelan.

Pemilik usaha Wira Abadi, Dudi Iskandar menjelaskan, tanaman yang satu ini paling baik ditanam di lahan dengan ketinggian di atas 1.500 meter dari permukaan laut (mdpl). Supaya dapat tumbuh dengan baik, suhu udara di tempat budidaya harus dingin.

Di Wonogiri, misalnya, pusat budidaya janggelan berada di Karangtengah. Wilayah ini memiliki kontur tanah tertinggi di Wonogiri dan berhawa dingin.

Sebenarnya, banyak daerah lain juga memiliki kondisi demografi hampir sama dengan daerah Karangtengah. Contohnya, kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. "Semakin tinggi maka semakin bagus tanamannya," ujar Dudi.

Tanaman yang bentuknya seperti bayam hutan ini biasanya sudah mulai besar sejak usia tiga bulan. Tinggi janggelan bisa mencapai 1,5 meter jika sudah besar.

Menurut Dudi, tanaman janggelan tidak perlu disiram rutin. Cukup disiram di awal tanam dan berikutnya mengharapkan air hujan dan serapan dari tanah.

Namun, tanaman ini juga tak boleh terlalu banyak terkena air hujan. Bila musim hujan seperti belakangan ini, hasil tanaman kurang baik karena terlalu lembap.

Selain itu, proses pengeringan daun janggelan di musim hujan juga susah. Padahal, daun janggelan banyak dijual dalam bentuk kering. Janggelan juga tidak perlu terlalu sering dipupuk. Dudi bilang, pemupukan cukup dilakukan di awal tanam saja. Pupuk yang digunakan bisa pupuk urea.

Saat membudidayakan janggelan, sebaiknya tidak menanam tanaman lain di sekitarnya. Sebab, jika ada tanaman lain maka janggelan akan kalah. "Nutrisinya kurang bagus karena kalah menyerap," katanya.

Mansur, pemilik UD Segar, menambahkan, janggelan bisa dipanen enam bulan sejak ditanam. Cara memanennya dengan membabat, bukan mencabut. Sebab, janggelan akan tumbuh lagi dan bisa dipanen dalam tiga bulan setelah dibabat.

Pola ini bisa diulang hingga janggelan berusia dua tahun. "Jika sudah dua tahun, harus diganti supaya kualitas tetap bagus," timpal Dudi.

Menurut Mansur, awal tahun adalah saat yang tepat untuk mulai menanam janggelan. Pasalnya, ketika musim kemarau datang dan kandungan air di tanah cukup, maka hasil janggelan akan terlihat maksimal.

Kendati perawatannya mudah, tanaman ini harus dijauhkan dari hama serangga dan tikus. Untuk mengantisipasi hama bisa dilakukan dengan menyemprotkan anti serangga serta menjaga kebersihan lahan.

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/janggelan-daun-cincau-hitam-yang-kian-populer-1/2012/06/21
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/janggelan-budidaya-dan-perawatannya-murah-2


4 comments:

  1. Bagi temen temen yang membutuhkan bibit tanaman cincau hijau, dan juga bibit tanaman cincau hitam/janggelan silahkan kunjungi dan hubungi kami :
    KC Nurseries BOGOR : 0813 848 24 904
    tersedia antara lain :
    1. Bibit tanaman Cincau Hijau Rambat Daun Bulu Hati
    2. Bibit tanaman Cincau Hijau Rambat Jelly, atau yg dikenal dengan cincau cina daun kecil, permukaan halus
    3. Bbit tanaman Cincau Hijau Perdu/pohon, berdaun lebar, besar dan tebal
    4. Ada juga Bibit tanaman Cincau Hitam/Janggelan ( Msona palustrs sp. )
    Dan masih banyak tanaman obat keluarga dan tanaman bumbu lainnya…..
    Terimakasih
    Salam KC Nurseries Bogor
    0813 848 24 904

    ReplyDelete
  2. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete
  3. Didaerah kami disulawesi tenggara mungkin belum terdengar tentang budidaya janggelan,,, seandainya kami ikut menanam,,apakh bpak siap membeli??

    ReplyDelete