Wednesday, June 20, 2012

Menilik Tawaran Kemitraan Metric Bordir

Views :326 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 20 Juni 2012 10:15
bordir0612Kebutuhan akan jasa bordir semakin tinggi di tengah pesatnya perkembangan industri fesyen. Itu pula yang mendorong Metric Bordir menawarkan kemitraan usaha. Dengan investasi Rp 100 juta-Rp 200 juta, mitra diperkirakan mampu memperoleh omzet Rp 35 juta sebulan.

Pesatnya perkembangan industri fesyen membawa dampak positif bagi usaha bordir. Maklum, hampir semua produk fesyen butuh bordir untuk memperindah tampilan dan gaya pakaian. Jasa bordir juga dibutuhkan untuk membuat bed logo seragam sekolah dan kantor.

Tak heran, bila usaha bordir kini juga menjamur. Salah satu pemainnya adalah Metric Bordir yang memulai usaha sejak 2008 di Jakarta.

Sejak awal 2012 ini, Metric Bordir resmi menawarkan kemitraan gerai bordir yang menggunakan sistem komputerisasi. "Prospek usaha bordir cukup bagus dan menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya," kata Dian Nugroho, pemilik Metric Bordir seperti dilansir Kontan.co.id.

Dalam mengelola usaha ini, Dian telah melengkapi bordirnya dengan teknologi komputer. Dengan begitu, setiap gambar atau logo dapat dicetak dalam hitungan menit. Karena cepat, keuntungannya juga bisa maksimal.

Harga bordir yang dikenakan bervariasi. Termurah Rp 25.000 untuk bordir ukuran 5-7 cm, Rp 35.000 ukuran 12-18 cm, dan lebih dari itu harganya Rp 70.000.

Saat ini, Metric Bordir memiliki lima gerai. Empat milik sendiri dan satu milik mitra. "Kami targetkan 10 gerai baru tahun ini," kata Dian.

Dalam sistem kemitraan ini, Dian menawarkan tiga paket kerja sama. Yakni, kemitraan putus, kerja sama kemitraan, dan kemitraan franchise.

Untuk kerja sama putus, ia mematok investasi Rp 100 juta. Dalam paket ini, Dian hanya menjual mesin bordir dan komputer plus garansi mesin selama 1 tahun. Selain itu, ada pelatihan dua hari. "Paket ini cocok bagi mereka yang sudah punya konsep bisnis bordir tapi tak memiliki akses mendapatkan peralatan," ujarnya.

Kedua, kerja sama kemitraan. Dalam paket ini, pihak franchisor dan mitra sama-sama menginvestasikan modal secara kolektif. Mitra cukup menyediakan Rp 100 juta. Sedangkan Rp 100 juta sisanya ditanggung pusat. Omzet diperkirakan Rp 35 juta per bulan, dengan laba bersih sekitar Rp 11,2 juta.

Namun, laba bersih itu masih dibagi lagi dengan pusat. Perinciannya, 60% untuk pusat dan 40% mitra. Bagian pusat lebih besar karena operasionalnya dikendalikan pusat.

Terakhir kemitraan franchise. Dalam paket ini, semua kebutuhan modal dan operasional dikendalikan oleh mitra. Biaya investasinya dipatok Rp 200 juta. Mitra akan mendapat peralatan, pelatihan, dan stok bahan baku.

Asumsi omzet dan laba bersihnya persis dengan kerja sama kemitraan. Namun, semua laba bersih masuk kantong mitra. "Balik modalnya 18 bulan," jelas Dian.

Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit bilang, bordir komputer memang memiliki kelebihan dibandingkan bordir manual yang masih menggunakan tangan. Dengan mesin, pengerjaan bordir menjadi lebih mudah dan cepat. Namun, jika ingin lebih cepat kembali modal, pelaku usaha harus lebih kreatif.

Misalnya, selain pakaian, pelaku usaha bisa mengembangkan dengan membordir di bahan lain, seperti tas, topi, dan sepatu. "Selain itu, bordir yang dibuat juga harus memiliki ciri khas," ujarnya.

Metric Bordir
Jl. Dr. Saharjo No. 192 A,
Jakarta Selatan
Telp: 021-8310511

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/kembangkan-uang-anda/17839.html

No comments:

Post a Comment