Saturday, October 8, 2011

Kisah Pantang Menyerah Isnayahya

Views :235 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 07 Oktober 2011 13:49
Jatuh bangun dalam berbisnis tak luput dialami perempuan asal Aceh ini, mulai dari dibohongi rekan kerja maupun teman sejawat pernah dirasakan wanita tangguh bernama Isnayahya. Atas perjuangan tak kenal lelahnya selama 15 tahun, saat ini Isna bisa menikmati sedikit hasil kerja keras sebagai pengusaha bordir beromzet ratusan juta rupiah per bulan.

membordir1011Isna datang ke Lampung bersama sang suami, belum genap setahun di Lampung, dirinya harus menerima cobaan sang kekasih hati dipanggil sang kuasa. Dengan usaha seorang diri, perempuan berjilbab ini kemudian berjuang menafkahi si buah hati.

Isna dengan lancar masih ingat bagaimana dirinya ditipu oleh rekan bisnis, diberikan cek kosong senilai Rp 30 juta. "Mungkin itu cobaan hidup yang harus saya tempuh," ujarnya lirih.

Cobaan itu datang kala dirinya sedang merintis untuk mencoba berbisnis. Mulai dari usaha beras, ekspedisi, bordir jahit tapis pernah dilakoni, tapi selalu gagal menuai sukses.

Ternyata diawali dari penyaluran bakatnya sebagai wanita keturunan aceh, dirinya mencoba membordir kasur lamat Aceh. Tak disangka, hasil bordirannya menarik minat istri Abdurachman Sarbini, yang membeli hingga ratusan juta rupiah.

Warga Pulau Sebuku Antasari ini kemudian merasa hal itu berkah dan petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Hasil penjualan tersebut usaha bordir mendapat tambahan pendapatan. Sejak itu tepatnya 2007, Isna bertekad memokuskan usaha di bidang bordir.

Dengan melihat model serta tampilan bordir yang sedang digemari ibu-ibu rumah tangga, hasil bordirannya pun kian diminati. Produk yang dihasilkanpun beragam mulai dari bantal, taplak meja, tutup kue, mukena, dan lainnya.

Bahkan karena kerapihan bordir tapis Lampung, tak jarang Isna mendapat proyek bordir kuade pengantin.

Untuk produk-produk bordir ini dalam sehari dirinya bisa memproduksi 20-40 potong per hari, dengan dibantu ke-20 pegawainya.

Dirinya juga sudah berhasil memasok sekitar 500 potong aneka produk bordir ke toko-toko rekanannya baik di Bandar Lampung maupun di beberapa wilah Bandar Lampung seperti Bukit Kemuning, Mesuji, Liwa bahkan Ogan Lima Sumatera Selatan.

Tak anyal dari omset semula Rp 30 juta perbulan, perlahan-lahan mulai merangkak menjadi Rp 100 juta saat ini. Kesuksesannya inilah yang turut pula menarik PT Telkom Area Lampung terdorong membantu pemberian pinjaman menambah modal usaha.

Saat ini dengan semua pencapaian, Isna mengatakan dirinya mencoba selalu tawakkal kepada Maha Kuasa. Dirinya juga berupaya bisa membagi rezeki ke orang-orang yang membutuhkan, antara lain memperkerjakan anak-anak kurang mampu agar membantu biaya kuliah. (*/Tribun Lampung)

http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/nasional/wanita/11759-kisah-pantang-menyerah-isnayahya.html

No comments:

Post a Comment