Akhlis Mukhidin, Potret Sukses Si Tukang Siomay | Views :385 Times |
Rabu, 05 Oktober 2011 15:12 |
Siapa yang tak kenal dengan siomay? Kuliner tradisional yang sering disuguhkan dalam keadaan panas ini, terasa nikmat jika disantap saat cuaca lagi dingin atau kala musim hujan. Saat disajikan, siomay biasanya memiliki teman berupa tahu kukus, kol gulung, telur rebus, dan terkadang pare. Tak ketinggalan juga tetesan jeruk nipis serta kecap dan sambal saus. Memang wajar, siomay banyak penggemarnya. Sebab, siomay memiliki cita rasa yang gurih, bisa disajikan dengan cepat serta kandungan protein yang tinggi karena terbuat dari ikan, udang, ayam, dan sebagainya. Namun, yang menarik, meski jumlah pedagang siomay sudah ada di mana-mana, peluang usaha siomay masih terbuka lebar. Tengok saja tawaran kemitraan usaha yang terus menjamur dan makin menggurita. Salah satunya adalah bisnis siomay dengan brand Siomay Bandung Asli Kang Otong, yang dikembangkan oleh Akhlis Mukhidin. Saat pertama kali berbisnis, Akhlis telah mengenyam dan merasakan pahit getirnya berbisnis. Saat itu ia mencoba membuka usaha bersama teman-temannya dengan modal patungan. Tetapi usaha belum berjalan seperti yang diharapkan, modal yang terkumpul sudah dibawa kabur partner bisnisnya. Ia telah ditipu partnernya secara terang-terangan. Tahun 2005, Akhlis mencoba berbisnis kembali. Kali ini ia membuka siomay. Bukan Siomay biasanya pastinya. Ia menciptakan kreatifitas baru dari produk makanan khas Priangan ini. Dengan modal pinjaman pamannya sebesar Rp2juta, ia membangun keberanian lagi untuk memulai bisnis. Ia membuka usaha warung siomay di sebuah garasi kecil ukuran 3x5 meter di daerah Karangasem, Condongcatur, sambil menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Musik, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Melihat potensi bisnis yang cukup baik, Akhlis pun mempatenkan prodaknya dengan brand Siomay Bandung Asli Kang Otong pada tahun 2007. Selain menciptakan brand baru, Akhlis juga mengubah gerainya menjadi lebih rapi, menjadi lebih modern dan higienis. Menu-menu baru juga ia ciptakan, misalnya dengan menyediakan menu siomay ikan tuna, siomay ikan hiu, siomay ikan cucut, siomay udang, dan lain-lain. Biasanya siomay yang banyak dijual hanyalah siomay ikan tenggiri. Ia memberi nama warungnya Siomay Bandung Asli Kang Otong. Alasannya, karena dia berasal dari Jawa Barat. Otong adalah nama cukup familier di daerah Priangan. Kenapa masih dilengkapi dengan kata “asli”?. Atas pertanyaan itu, dikatakannya sekadar bahasa dagang, sekadar memberikan kesan lain dari lainnya, ketika kenyataan pedagang siomay jumlahnya tak terhitung. Mimpinya bahwa Siomay Asli Bandung Kang Otong dapat mewarnai diseluruh pelosok nusantara sudah mulai terlihat. Sejak Januari 2008, lelaki asal Cirebon ini mampu membuka outlet Siomay Asli Bandung Kang Otong lebih besar dan bagus, berada di Jl Raya Candi Gebang No215, Karang Asem, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di sini Akhlis tak hanya sekadar berjualan siomay, tetapi ia juga mengembangkan bisnis siomaynya dengan model business opportunity. Perubahan besar itu bermula ketika dirinya memperoleh kesempatan mengikuti pelatihan waralaba di Dinas Perindagkop DIY, sehingga mimpinya bisa terwujud dan pengetahuan serta semangat mengembangkan usahapun lebih terbentang. Untuk dapat eksis dalam berbisnis, termasuk bisnis siomay yang digelutinya, Akhlis harus kreatif, mengawalinya dari keunikan dan beda dari siomay pada umumnya. Kreatifitas yang dilakukannya mengacu pada tiga hal. Pertama, terhadap produk. Jika siomay pada umumnya terbuat dari ikan tenggiri, ia justru membuat dari beraneka macam ikan, mulai dari ikan hiu, cucut, cumi, dan lain-lain. Kedua, kalau biasanya siomay disajikan di piring atau mangkok, ia kini menyajikannya panas-panas di hotplate. Dengan penyajian yang panas, Siomay Kang Otong terasa berbeda, dan naik kelas. Ketika menyantapnya, ada sensasi tersendiri bagi penikmatnya. Selain itu Siomay Bandung Asli Kang Otong sama sekali tidak mengandung penyedap rasa buatan, sehingga sangat alami dan aman bagi penikmat rasa sejati. Sejak revolusi kreatifitas yang telah dikembangkannya, dari tahun 2008 hingga sekarang, Siomay Bandung Asli Kang Otong telah berkembang menjadi 5 outlet. Semuanya ada di Yogyakarta. Saat ini sedang dipersiapkan untuk membuka cabang di Kota Solo, dan Semarang. Juga ekspansi ke Jakarta dalam waktu yang tidak lama. Kelayakan bisnis itulah yang membuat Akhlis lolos dalam seleksi Program Wirausaha Muda Mandiri yang diadakan oleh Bank Mandiri. Untuk mencari mitra baru, Siomay Bandung Asli Kang Otong menawarkan investasi Rp 75 juta. Namun begitu, besaran investasi itu masih bisa berubah tergantung lokasi mitra. Dengan investasi Rp 75 juta, investor memperoleh peralatan memasak, displai makanan, alat promosi, serta biaya kerja sama selama lima tahun. Sang mitra juga mendapat pelatihan karyawan dan bahan baku perdana senilai Rp 1 juta, untuk 500 siomay. Dengan konsep bisnis yang dijalankannya, diprediksi mitra bisa balik modal setelah 12 bulan atau selambat-lambatnya dalam waktu 18 bulan. Asumsi itu dihasilkan jika omzet kotor setiap hari antara Rp 700.000 hingga Rp 800.000. Omzet belum termasuk pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa tempat, belanja bahan baku, dan royalti fee sebesar 3% dari omzet. Sebagai seorang enterepreneur, Akhlis tak pernah merasa puas akan pencapaian yang telah diperolehnya saat ini. Belajar banyak dari kegagalan, dan terus mencoba untuk mencari jalan keluar dari masalah adalah kunci baginya untuk terus memajukan bisnisnya. Inisiatif untuk terus menciptakan sesuatu yang inovatif, dan tetap semangat menjalankan bisnis adalah modal bagi Akhlis untuk terus bersaing didunia enterepreneurship. (*/dari berbagai sumber) |
Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/kuliner/11722-akhlis-mukhidin-potret-sukses-si-tukang-siomay.html
No comments:
Post a Comment