Haruskah Resign Saat Merintis Usaha? | Views :2970 Times | | | |
Sabtu, 29 Oktober 2011 08:42 |
Banyak entrepreneur merasa bersalah karena tidak berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan saat memulai bisnis. Mereka merasa tidak bisa memberikan yang terbaik bagi sang atasan/ perusahaan yang menaunginya, kewalahan menjalankan dua peran atau bahkan konflik kepentingan atau hukum. Akan tetapi secara umum disarankan bagi mereka yang mengalami masa transisi antara karyawan ke entrepreneur, sebaiknya tidak berhenti dari pekerjaan semula hingga usaha baru benar-benar menghasilkan pemasukan yang signifikan. Pengecualian untuk nasihat tersebut ialah jika Anda dibayar untuk posisi dalam sebuah usaha rintisan oleh pendanaan eksternal atau jika Anda memiliki cukup banyak dana segar di bank untuk Anda sendiri dan usaha baru untuk sekadar bertahan setidaknya hingga satu tahun penuh. Kemudian ada lebih banyak lagi pertanyaan pragmatis mengenai bagaimana membuat upaya usaha rintisan lebih produktif. Banyak orang tak bisa menangani pekerjaan lebih dari satu dalam satu waktu sehingga mereka bertahan selama bertahun-tahun menjalani dua peran itu dan sialnya tidak ada yang berhasil/ cemerlang. Bahkan jika Anda tidak termasuk kategori gagal, tak ada salahnya menyimak beberapa poin saran berikut ini. - Tim dengan seorang mitra. Dalam pekerjaan paruh waktu, seorang rekan pendiri penting artinya agar Anda bisa terus terarah dan bekerja dengan baik. Pada titik yang sama, Anda akan menemui kebuntuan , semangat terkuras habis. Tetapi jika Anda memiliki rekan yang bergantung pada Anda, Anda akan merasa terdorong untuk bagaimana pun juga bisa menemukan solusinya. Jika Anda tak punya mitra, Anda akan lebih berpeluang untuk lebih mudah kehilangan minat dan semangat dan mungkin lebih memilih hal untuk dikerjakan.
- Pilihlah sebuah hari dan waktu per minggu di mana Anda selalu bekerja bersama. Tak ada salahnya untuk bekerja bersama di malam hari saat hari kerja atau satu hari di akhir minggu dalam satu minggu. Hal itu tidak berarti tidak bekerja di hari lain tetapi menetapkan jadwal yang pasti akan membantu Anda melalui fase proyek yang tidak terlalu menyenangkan.
- Tentukan tolok ukur yang nyata. Apa yang akan mendorong orang untuk mengelola bisnis secara penuh waktu? Dengan 5 ribu pengguna? Atau 10 ribu kunjungan unik per minggu? Pendanaan? Targetnya sebaiknya berupa pemahaman bersama. Anda tidak ignin satu pendiri siap untuk terjun 100% dalam bisnis baru sementara satu pendiri lainnya agak bersikap enggan.hal itu kurang adil bagi kedua pihak dan bisa menimbulkan masalah serius.
- Pilih sebuah ide yang bisa diwujudkan secara paruh waktu. Setiap usaha rintisan ialah sebuah hipotesis, ia masih perlu dibuktikan keberhasilannya. Jika hipotesis Anda adalah “kami bisa membuat sebuah klien chat berbasis web yang lebih baik”, maka hal itu adalah sesuatu yang Anda bisa segera uji. Jika hipotesis Anda adalah “kami bisa membuat sebuah mobil yang berbahan bakar air”, maka bisa dipastikan itu akan memakan banyak waktu dan tenaga sehingga tidak bisa dilakukan secara paruh waktu.
- Pahami bahwa versi pertama Anda tidak berhenti di situ saja. Bersiaplah untuk perjalanan panjang jika usaha rintisan Anda segera beroperasi. Sehingga dengan versi pertama produk Anda, carilah peluang cerahnya. Gunakan itu sebagai pendorong untuk lebih baik. Tiap minggu perbaikilah dan jadikan lebih baik dari minggu kemarin dan amati jika peluang itu bisa lebih besar lagi.
- Gunakan waktu luang untuk memperkaya wawasan. Sementara orang lain menikmati makan siang, Anda bisa menggunakan waktu itu untuk memutakhirkan pengetahuan dan wawasan mengenai teknologi di bidang Anda. Atau bisa juga Anda perkaya pengetahuan tentang pesaing, angel investor, atau mengenai bagaimana meleburkan sebuah nilai baru dalam perusahaan. Anda harus bedakan antara waktu untuk bersantai untuk usaha rintisan Anda dan mencuri waktu atau sumber daya dari atasan Anda di kantor. Jika Anda dibayar untuk melakukan sebuah pekerjaan, Anda harus menyelesaikannya lebih dulu. Bersikaplah profesional. (*Akhlis)
|
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/16-startup/12339-haruskah-resign-saat-merintis-usaha.html
No comments:
Post a Comment