Monday, October 17, 2011

PELUANG BISNIS SEPATU HANDMADE

 
Senin, 17 Oktober 2011 | 13:58  oleh Fitri Nur Arifenie
PELUANG BISNIS SEPATU HANDMADE
Laba berjalan dari sepatu khusus wanita buatan tangan
Agar tampil trendi, kaum wanita berusaha menggunakan sepatu pilihan yang cenderung berbeda dan unik. Kesempatan itu dilirik produsen sepatu buatan tangan yang membuat sepatu berdesain eksklusif dan unik. Bisnis ini bisa mendatangkan omzet Rp 165 juta per bulan.

Keinginan untuk tampil cantik bagi kaum wanita menjadi pasar yang empuk bagi produsen kosmetik dan fesyen. Tak hanya baju, produsen sepatu juga berlomba menciptakan produk yang menawan dan berbeda.

Seperti yang dilakukan oleh Lulu Sayyidatu. Dia membuka bisnis pembuatan sepatu buatan tangan atau handmade shoes khusus wanita. Berbeda dengan sepatu kebanyakan, Lulu banyak memakai motif bunga untuk produknya.

Dengan merek sepatu Katia Flowershoes, Lulu menggunakan bahan kanvas sebagai bahan baku sepatunya. Kini ia punya delapan jenis model sepatu dengan lima warna untuk setiap jenisnya. "Pilihan banyak supaya pembeli tak bosan," katanya.

Delapan jenis sepatu yang ditawarkan Lulu adalah flat shoes, sling sandals, ballet, flat slingback, slingback wedges, wedges toe, dan pump. Total seluruh varian sepatu itu ada 40 varian.

Untuk memulai usaha, Katia Flowershoes membidik segmen pasar kalangan muda dan ibu muda yang ingin tampil trendi. Berkat segmen pasar itulah Lulu berhasil mendulang omzet hingga Rp 165 juta per bulan.

Untuk sepasang sepatu Katia Flowershoes itu Lulu menjualnya dengan harga beragam, mulai dari harga Rp 165.000 hingga Rp 195.000 per pasang.

Contoh, harga sepatu flat slingback dibanderol harga Rp 165.000 per pasang. Dari delapan jenis sepatu milik Lulu itu, jenis sepatu yang terlaris adalah jenis flat shoes dan wedges.

Untuk memasarkan produk, Lulu hanya mengandalkan pemasaran lewat blog di dunia maya. Dalam blog itulah Lulu melayani aneka pembelian mulai, mulai pembelian ritel hingga pembelian partai besar. "Kami juga melayani paket distributor dan juga paket reseller," terang Lulu.

Untuk pembelian paket distributor, Lulu menawarkan paket harga sepatu senilai Rp 50 juta. Adapun untuk reseller, ia menawarkan paket harga Rp 2 juta. "Untuk distributor harga sepatunya harga pabrik, kalau reseller harganya cuma diskon 20%," jelas Lulu yang menetap di Bandung itu.

Selain Lulu, ada Mieke Erawati di Surabaya yang juga berbisnis sepatu buatan tangan. Lewat merek dagang Alexis Anthony, Mieke sudah menjalani bisnis sepatu buatan tangan itu sejak lebih empat tahun lalu.

Mieke menawarkan harga sepatunya mulai dari Rp 150.000 per pasang. "Keunggulan produk kami tidak diproduksi secara massal agar nilai eksklusifnya tetap terjaga," kata perempuan berusia 46 tahun itu.

Saat memulai usaha, Mieke hanya mengandalkan modal Rp 500.000. Modal itu untuk membeli bahan baku pembuatan sepatu. Namun kini, omzetnya sudah mencapai Rp 2 juta - Rp 2,5 juta per hari atau sekitar Rp 60 juta hingga Rp 75 juta per bulan. "Keuntungannya bisnis ini 25% dari omzet," terang Mieke yang menggandeng perajin untuk memproduksi sepatunya.

Mieke memasarkan sepatu itu lewat toko miliknya di Surabaya. Selain itu Mieke juga sering ikut pameran sepatu di Jakarta. Pameran sepatu yang rutin ia ikuti ada di pusat perbelanjaan di Plaza Semanggi, Plaza Pondok Gede, dan Cilandak Town Square.

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/80186/Laba-berjalan-dari-sepatu-khusus-wanita-buatan-tangan-

No comments:

Post a Comment