Thursday, October 20, 2011

7 Poin Demotivasi yang Harus Dihindari

Views :243 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 20 Oktober 2011 10:35
motivasi1011Motivasi dan demotivasi adalah dua sisi bertolak belakang. Yang pertama berefek positif, sementara yang kedua lebih banyak memberikan imbas negatif pada perusahaan. Untuk seorang entrepreneur, sering kurang menyadari bahwa saat mereka selalu mendengung-dengungkan kata-kata yang memotivasi para bawahannya untuk selalu bekerja keras, mereka sendiri tanpa disadari melakukan sejumlah tindakan yang justru mendemotivasi timnya.

Kini saatnya kita mencoba untuk mawas diri, mengamati apakah diri kita memang memotivasi atau mendemotivasi para karyawan. Berikut adalah sejumlah ‘gejala’ yang tampak dan sering orang lain (karyawan) artikan sebagai suatu hal yang mendemotivasi. Saat seorang pemimpin/ entrepreneur mendengarkan masukan yang bernada di bawah ini dari para anggota tim, sudah saatnya ia mengoreksi diri:
  1. “Kami tak tahu apa yang penting bagi Anda.” Anda sebagai pimpinan kadang melakukan ini dengan mengubah keputusan tentang suatu masalah beberapa kali dalam sehari, atau dengan membuat mereka bingung dengan keputusan yang saling kontradiksi. Solusinya? Jagalah agar tim Anda tahu prioritas Anda. Berikan mereka kepastian. Jika Anda sebagai pemimpin sulit ditebak, Anda hanya akan membuat mereka lelah secara psikologis dan mental. Ini tergolong sebagai demotivasi.
  2. “Anda tidak pernah menjelaskan mengapa tindakan itu Anda lakukan.” Hanya karena Anda adalah pimpinan, pemilik usaha di situ, bukan berarti Anda  sepenuhnya terbebas dari kewajiban untuk menjelaskan tindakan Anda. Orang-orang di dalam usaha Anda mengamati Anda secara seksama tetapi mereka tidak bisa melihat apa yang ada dalam pikiran Anda. Arahan yang tidak spesifik cenderung membingungkan dan kurang efektif. Mengatakan “perbaiki lain kali” atau “lakukan dengan lebih baik untuk selanjutnya” sama sekali tidak membantu. Kata-kata ini kurang memberikan motivasi dan sering diartikan sebagai “lip service”.
  3. “Anda lebih memilih pekerjakan orang yang asal menuruti semua perintah.” Saat Anda memilih pekerja yang lebih patuh, Anda kadang lupa untuk memberikan sanksi bagi pelanggar. Usahakan untuk memberikan hukuman bagi siapa saja yang melanggar aturan. Orang-orang yang bekerja untuk Anda mungkin menghargai kesempatan yang Anda berikan untuk bekerja dalam usaha Anda di masa sulitnya mencari pekerjaan seperti sekarang tetapi mereka tidak akan merasa termotivasi oleh risiko apapun atau mengarungi persaingan yang penuh dengan ranjau.
  4. “Anda membuat karyawan terancam dengan tuntutan konsekuensi”. Ini mungkin sesederhana seperti menahan peluang dan imbalan tetapi orang harus memahami bahwa Anda tidak main-main mengenai pemberian sanksi untuk kesalahan. Bahkan tuntutan yang berupa ancaman terselubung bisa berubah mendemotivasi tetapi sebagian besar penyelia sering memberikan ancaman.
  5. “Rapat tim hanya untuk menyampaikan keputusan yang Anda telah buat.” Banyak orang memimpin dengan otoriter. Dalam rapat mereka hanya menyampaikan keputusan yang telah diambil, tanpa mengikutsertakan orang-orang di sekitarnya untuk ikut memberikan sumbangan saran bagi keputusan itu. Lebih baik jika Anda mengundang semua anggota tim dan pastikan mereka memberikan pandangan dan mendengarkan pandangan Anda dengan khidmat.
  6. “Anda setuju dengan target yang ditetapkan tetapi kemudian secara tiba-tiba mengubahnya.” Setelah Anda mendengarkan proyeksi penjualan terbaru, Anda tidak bisa menahan diri untuk menambahkan target baru untuk membuat staf lebih termotivasi. Padahal itu membuat mereka syok, terbebani dan kurang bisa menjalani pekerjaan dengan sepenuh hati.
  7. “Anda lupa berterimakasih pada karyawan untuk hal-hal kecil.” Saat mereka berhasil mengerjakan suatu kegiatan kecil dengan susah payah, Anda cenderung meremehkan dan lupa untuk mengucapkan terimakasih dengan senyuman yang tulus.Ini memang tidak seberapa tetapi sangat berharga bagi mereka secara psikologis.
Jika Anda mengenali sejumlah masukan di atas dalam diri Anda, tidak pernah terlambat untuk berubah. Pikirkan kembali perilaku Anda yang mendemotivasi untuk mencegah penyesalan di kemudian hari.

Kini waktunya untuk beralih ke sisi positif yang lebih meotivasi dari perspektif tim. Motivasi ialah salah satu kekuatan pendorong terbesar menuju keberhasilan seorang entrepreneur. Dalam persaingan yang makin ketat, Anda membutuhkan semua bantuan yang Anda bisa dapatkan. Jangan mencoba melakukannya dengan sebuah tim yang kurang bersemangat.  (*/Akhlis)

Sumber:

No comments:

Post a Comment