Views :2227 Times |
Minggu, 16 Oktober 2011 11:54 |
Kafe
tak lagi sekadar tempat nongkrong. Kafe bisa juga menjadi tempat
menimba ilmu pengetahuan. Kafe-kafe ini muncul di Cimahi dan Surabaya.
Selain menyediakan aneka kudapan nan lezat, di kafe ini juga punya
koleksi buku pelajaran dan buku pengetahuan populer.
Jika Anda merasa bosan belajar sendiri di rumah,
tak ada salahnya belajar sambil nongkrong di kafe. Lo, kok? Ya, di
Cimahi dan di Surabaya, ada kafe yang tak sekadar memanjakan perut, tapi
juga mengasah otak.
Kafe itu akrab disebut dengan kafe
perpustakaan. Selain menyediakan aneka kudapan lezat seperti laiknya
sebuah kafe, di sini juga tersedia aneka buku pelajaran sekolah atau
buku-buku sekadar untuk menambah pengetahuan.
Lihat saja aktivitas Kafe Kupu-Kupu
di Cimahi, Jawa Barat. Kafe yang mengusung konsep perpustakaan ini
didirikan oleh Yayuk Sri Wahyuni pada 2009 silam. Yayuk punya dua alasan
membuka usaha kafe perpustakaan itu. Pertama, dia ingin menyajikan
hidangan yang lezat. Kedua, Yayuk juga ingin menjamu tamu kafenya dengan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat. "Dua rasa lapar yang kami layani di
kafe, lapar perut dan lapar pengetahuan," klaim Yayuk.
Latar belakang pengunjung Kafe
Kupu-kupu itu beragam, mulai dari anak sekolahan sampai keluarga. Nah,
bagi keluarga yang datang bersama anak-anak, Yayuk juga sudah
menyediakan sarana bermain. "Mereka bisa bermain saat orang tua mereka
makan atau membaca," jelas Yayuk.
Sama seperti kafe lainnya, kafe
milik Yayuk itu juga menyajikan aneka makanan yang mengundang selera. Di
sini ada sajian nasi timbel, nasi goreng, cap cay hingga makanan ala
barat seperti steik dan pasta.
Soal harga makanan juga relatif
terjangkau, mulai dari harga Rp 3.000 hingga yang termahal hanya Rp
38.000 per porsi, tergantung pesanannya. Untuk minuman tersedia aneka
soft drink, dan juga teh, kopi, jus, milk shake, dan sebagainya.
Karena mengusung konsep
perpustakaan, Yayuk tentu menyediakan aneka buku bacaan, mulai buku
pengetahuan anak, buku sosial, buku politik, dan juga buku tentang
filsafat. "Konsumen yang datang, gratis membaca buku yang kami sediakan
tapi tidak boleh dibawa pulang," terang yayuk.
Selain menyediakan buku, Kafe
Kupu-kupu itu juga menyediakan fasilitas wi-fi alias internet gratis
yang bisa dimanfaatkan pengunjung kafe sepuasnya. Berkat usaha ini,
Yayuk mampu mendulang omzet minimal sebesar Rp 50 juta saban bulan.
Selain di Cimahi, di Surabaya juga
ada kafe perpustakaan bernama Magnet Zone Bookstore and Kafe. Kafe itu
sudah melayani pelanggan sejak 2007 silam. Selain memiliki sajian ala
kafe, Magnet Zone Bookstore and Kafe menyediakan aneka ragam buku dan
menyediakan tempat seminar serta mini theater.
Untuk mendatangkan pengunjung,
pihak pengelola juga rajin mengadakan pameran, bedah buku, dan bedah
film. Selain itu kafe sering dijadikan lokasi talk show, diskusi
interaktif, hingga perlombaan menulis, menggambar, dan juga parade
musik.
"Banyak kegiatan membuat pengunjung
tidak bosan untuk datang," terang Nurholis, Kepala Keuangan Magnet Zone
Bookstore and Kafe. Selain menyediakan buku bacaan gratis, Nurholis
juga menjual buku-buku terbitan terbaru dengan harga diskon. "Tempat
kami tak hanya menarik bagi pecinta buku saja, tapi bagi mereka yang
ingin berkarya dan menambah pengetahuan," imbuh Nurholis.
Sayangnya, dia enggan menyebut besar omzet yang didapat dari Magnet Zone saban bulannya. (*/kompas.com)
|
http://ciputraentrepreneurship.com/kembangkan-uang-anda/11997-mengintip-peluang-bisnis-kafe-perpustakaan.html
No comments:
Post a Comment