TAWARAN KEMITRAAN PENDIDIKAN: BIMBINGAN BELAJAR
Oleh Noverius Laoli, Marantina - Selasa, 04 September 2012 | 16:32 WIB
Bisnis lembaga bimbingan belajar (bimbel) nampaknya masih menjanjikan. Peluang bisnis ini masih menganga lebar seiring terus meningkatnya standar kelulusan siswa sekolah dari tahun ke tahun.
Maklum, demi memenuhi tuntutan itu, banyak siswa mengikuti program belajar tambahan atau mengambil les di bimbel. Lantaran menjanjikan, banyak pengelola bimbel memutuskan untuk menawarkan kemitraan atau waralaba.
Salah satunya adalah lembaga bimbel Sinau asal Surabaya. Berdiri tahun 2004, bimbel Sinau menawarkan kemitraan akhir tahun 2009.
Nurita, Direktur Operasional Sinau bilang, kini lembaga bimbelnya telah memiliki 10 cabang yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, Banyuwangi, dan Bandung. "Tiga di antaranya milik sendiri," katanya.
Sinau merupakan bimbel untuk anak didik mulai play group, TK, SD, SMP, SMA, hingga persiapan masuk perguruan tinggi. Bimbel ini memberikan bimbingan seluruh mata pelajaran yang masuk dalam materi ujian nasional. Selain itu, ada bimbingan belajar bahasa Jepang dan Mandarin.
Siswa dipungut biaya mulai Rp 150.000 Rp 200.000 per bulan. Durasi pertemuan 90 menit dalam dua sampai tiga kali per minggu.
Nurita mengklaim, selama bertahun-tahun, bimbel Sinau sudah terbukti sukses meluluskan para siswa dalam ujian nasional (UN) dan tes masuk perguruan tinggi. "Sistem belajar kami aktif dan kreatif serta komunikatif," ujarnya.
Hal itu ditunjang oleh kurikulum yang selaras dengan tuntutan kelulusan UN dari tahun ke tahun. Sinau menawarkan kemitraan Rp 75 juta untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Di luar tiga wilayah itu, biaya investasinya Rp 150 juta. "Biaya investasi lebih tinggi karena biaya operasional, transportasi, dan izin mendirikan bimbel di luar tiga daerah itu lebih tinggi," jelas Nurita.
Dengan investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan masa kontrak lima tahun, plus peralatan mengajar, seperti meja, kursi, AC, komputer, materi, dan pelatihan guru.
Ia menjanjikan, estimasi omzet mitra per bulan senilai Rp 20 juta-Rp 50 juta. Dengan laba 50%-70%, mitra bisa balik modal mulai enam bulan sampai dua tahun. "Tapi ada juga mitra yang sudah balik modal empat bulan," ucapnya.
Dalam kerjasama ini, mitra bisa memilih sebagai investor aktif atau pasif. Bila aktif, mitra ikut terlibat dalam mengelola bisnis dengan pembagian laba 70% untuk mitra dan 30% untuk kantor pusat. Tapi bila pasif, pembagian profitnya 50% untuk pusat, dan 50% sisanya untuk mitra.
Pengamat wirausaha, Khoerussalim Ikhsan menilai, kemitraan bisnis bimbel masih prospektif. Pasalnya, kebutuhan akan pendidikan terus meningkat. Namun, mitra harus mempelajari setiap tawaran kemitraan bimbel.
Hal utama yang harus diperhatikan adalah manajemen pengelolaannya dan sistem pemasaran. "Kalau pengelolaan tidak bagus, butuh waktu lama untuk balik modal," ujar Khoerussalim.
Reputasi lembaga bimbel juga terlihat dari jumlah siswanya. "Jumlah siswa harus banyak, minimal 200 orang sehingga dalam sebulan bisa dapat Rp 40 juta," ujarnya.
Graha Sinau Surabaya
Jl. Bulka Rukem Timur 2/69, Surabaya, Jawa Timur
Telepon: 085211166410, 081289262888
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/ayo-belajar-bisnis-dari-bimbingan-belajar
No comments:
Post a Comment