Wednesday, September 19, 2012

Celah besar bisnis pendidikan anak

TAWARAN KEMITRAAN

Celah besar bisnis pendidikan anak

Persaingan di dunia pendidikan anak kini semakin ketat. Tak jarang, di luar waktu sekolah, anak-anak masih perlu belajar ekstra untuk dapat meningkatkan kompetensinya. Mengikuti program bimbingan belajar (bimbel) pun menjadi pilihan.
Tak heran, bila bisnis bimbel kini tumbuh subur bak cendawan di musim hujan. Bisnis ini kian semarak lantaran banyak pemainnya menawarkan waralaba atau kemitraan. Salah satunya adalah Brain Genius di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.
Bimbel untuk anak sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) ini berdiri tahun 2010. Sejak pertengahan tahun ini, Brain Genius menawarkan kemitraan.
Saat ini, Brain Genius baru memiliki satu gerai milik sendiri di Pondok Gede. "Kelebihan kami adalah sistem yang lebih pada pendampingan anak ketimbang menambahkan beban belajar anak," klaim Novitawati, pemilik Brain Genius.
Disebut pendampingan karena bahan-bahan pelajaran di bimbel ini mengikuti pelajaran anak di sekolah. Jika ada yang tertinggal atau kurang dimengerti maka akan dibantu saat bimbel. Begitu pun untuk pekerjaan rumah dan menjelang ujian.
Supaya hasilnya maksimal, Brain Genius membatasi jumlah peserta. "Dalam satu sesi kelas tidak lebih dari sepuluh orang," ujar Novitawati.
Dalam kemitraan ini, Brain Genius menawarkan paket C senilai Rp 35 juta dan paket B Rp 70 juta. Dua-duanya untuk masa kerjasama selama lima tahun.
Mitra yang mengambil paket C akan mendapat meja belajar, AC, manajemen bimbel, dekorasi untuk dua ruangan, dan pelatihan guru. Sementara, paket B mendapatkan jumlah yang lebih banyak dengan tiga ruang kelas.
Target omzetnya mulai Rp 20 juta per bulan untuk paket C hingga Rp 35 juta - Rp 40 juta per bulan untuk paket B. Dengan laba bersih sekitar 25%-30%, mitra bisa balik modal mulai dari enam bulan hingga satu tahun.
Di kawasan Bekasi, biaya kursus dikenakan Rp 350.000 dan Rp 365.000 per tiga bulan untuk 25 kali pertemuan. Namun, mitra juga bisa menyesuaikan harga tersebut sesuai kebutuhan manajemen.
Di luar kedua paket itu, pusat juga menawarkan sistem investor. Dalam kerjasama ini, pusat akan menangani seluruh operasional, dengan sistem bagi hasil 30% untuk pusat dan 70% untuk mitra.
Brain Genius tidak memungut royalty fee. Tapi, setelah kontrak habis harus memperpanjang franchise fee. Erwin Halim, Konsultan dan pengamat waralaba dari Proverb Consulting menilai, bisnis bimbel saat ini masih cerah. Selain karena pertambahan jumlah penduduk, minat orang terhadap pendidikan juga terus meningkat.
Namun, persaingan di bisnis bimbel juga sangat ketat. Agar bisa bersaing, pebisnis bimbel harus bisa menunjukkan keberhasilannya dalam mendidik anak-anak.
Untuk itu, lembaga bimbel harus memiliki tenaga pengajar yang mumpuni. Brain Genius sendiri, menurutnya, tergolong pendatang baru dan harus membangun brand. "Mereka harus menunjukan kelebihannya ke calon mitra, sehingga mereka tertarik bergabung," ujar Erwin.

Brain Genius Jl Antara No 200 Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat Telp: 021-23736749

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/celah-besar-bisnis-pendidikan-anak

No comments:

Post a Comment