Wednesday, September 19, 2012

Ingin Sukses Berbisnis Seperti Starbucks? Ini Rahasianya


Herdaru Purnomo - detikfinance
Rabu, 19/09/2012 08:54 WIB
 

img Foto: Reuters
Jakarta - Sejak pertama kalinya dibuka di Seattle, Pike Place Market tahun 1971, Starbucks sudah berhasil melebarkan sayapnya dengan dukungan 17.000 tempat di 55 Negara. Jika anda berpikir Starbucks dan perusahaannya kini hanya bersantai menikmati keuntungan, maka anda salah.

Perusahaan pengolah kopi tersebut justru terus menerus melakukan inovasi, restrukturisasi dan memperluas jaringannya. Para calon wirausaha maupun pebisnis bisa belajar banyak dari Starbucks dalam membangun model bisnisnya.

Artikel yang dikutip dari FoxBusinees, Rabu (19/9/2012) menyampaikan hal menarik tentang Starbucks. Yuk, mengintip satu persatu apa saja yang bisa anda semua pelajari dari Starbucks.
 

1. The Starbucks Experience

img Foto: Reuters
Sebenarnya, anda bisa membeli secangkir kopi di manapun anda berada tetapi Starbucks justru mengembangkan tempat eksotis dan bukan warung kopi biasa. Penuh dengan lifestyle tentunya, Starbucks memberikan minuman khas buatan sendiri, musik menarik, makanan fresh hingga
merchandise dan suasana nyaman.

CEO Penasehat Keuangan United Capital, Joe Duran mengatakan Starbucks bukan berbisnis kopi namun justru menciptakan tempat nyaman untuk beristirahat di tengah kesibukan orang-orang.

Banyak orang yang tidak mempedulikan produk yang anda jual atau tawarkan tetapi justru kesenangan dan kepuasan yang hadir bersama produk anda. Starbucks membuat pengalaman khusus. Pergi ke Starbucks adalah sebuah ritual atau hobi yang harus anda lakukan, seperti itulah kiranya.

Pelajaran berharga Starbucks disini adalah bagaimana menciptakan seseorang yang pergi ke warung kopi tak hanya sekedar menikmati kopi, tetapi bagaimana menciptakan lingkungan yang menyenangkan. Bahkan mungkin yang datang ke Starbucks saat ini kebanyakan tidak yang membutuhkan kopi tetapi hanya mencari tempat spesial.

2. Sabar dengan Para Pengunjung

img Foto: Reuters
Menurut tradisi di beberapa negara ataupun tempat, jika ada pengunjung di sebuah toko yang berkeliaran selama beberapa jam sementara hanya membeli satu jenis barang atau tidak membeli sama sekali merupakan sebuah praktek bisnis yang buruk. Hal ini akan membuat padat toko anda dan tidak menghasilkan laba yang banyak.

Menurut pemikiran tradisional, yang memungkinkan pelanggan untuk berkeliaran di toko Anda selama beberapa jam sementara hanya membuat satu pembelian kecil akan menjadi praktek bisnis yang buruk. Hal ini seharusnya akan memadati toko Anda dan menghasilkan laba atas investasi yang rendah.

CEO Starbucks, Howard Schultz kepada majalah Time mengungkapkan, seorang konsumen merupakan aset dan memberikan nilai nyata bagi perusahaan. Oleh sebab itu bagaimana caranya setiap konsumen harus dijadikan pelanggan setia.

"Jangan pedulikan konsumen tersebut apakah memiliki banyak uang atau tidak. Bagaimanapun dia, sambutlah," tuturnya.

3. Tahu Kapan Waktu yang Tepat untuk Ekspansi dan Bertahan

img Foto: Reuters
Starbucks dikenal dengan perusahaan yang cukup unik dan berani. Ketika tahun 2000-an kemarin, komoditas kopi sempat terkena efek negatif dari resesi perusahaan harus menutup 600 tokonya di seluruh dunia. Hal ini menjadi pelajaran dan pengalaman bagaimana anda tidak boleh merasa berpuas diri dan bangga terhadap usaha yang anda jalani.

Pendiri dan CEO Gold Star Mortgage Financial, Daniel Milstein mengatakan Starbucks dan perusahaan lain yang selamat dan berkembang setelah melalui penurunan adalah dengan memodifikasi kebijakan dan
sistem melalui regulasi dan pengembangan usaha lain.

Menutup toko yang tak capai target itu menghemat keuangan Starbucks dan itu merupakan taktis bisnis yang cerdas. Sekarang Starbucks siap untuk berekspansi dengan membuka 6 toko di Disney Theme Parks.

4. Bisnis dengan Etika

img Foto: Reuters
Pada tahun 2015, Starbucks nantinya hanya akan menggunakan kopi yang tumbuh alami dan diperdagangkan secara etis dan bertanggung jawab. Menggunakan cangkir yang mampu didaur ulang dan berkontribusi untuk melayani pelanggan 24 jam.

Sang CEO, Howard Schultz telah berbicara dan mendukung penuh hal tersebut. Berbisnis dengan etika dan fair akan memberikan nilai tambah bagi para pelanggannya.

5. Mempertahankan Hubungan

img Foto: Reuters
Ketika setiap orang kini bisa mendapatkan akses informasi dengan berbagai macam cara maka CEO Starbucks Howar Schultz mengungkapkan, perusahaan kini semakin susah dan tidak bisa lagi bisa berbicara dan berdiskusi banyak dengan para pelanggan. Anda harus merancang sedemikian rupa bagaimana perusahaan bisa berdiskusi dengan pelanggan dan mencari serta berbagi informasi.

Teruslah berinovasi karena para pelanggan juga membutuhkan sesuatu tren. Jika hanya berdiam saja maka anda tidak akan bisa berekspansi dan anda akan kehilangan pelanggan setia anda.


 
http://finance.detik.com/read/2012/09/19/084743/2025337/4/ingin-sukses-berbisnis-seperti-starbucks-ini-rahasianya

No comments:

Post a Comment