Senin, 10 September 2012 | 09:39 WIB
Tanya:
Beberapa bulan terakhir, banyak rekan yang memutuskan untuk resign. Memang load kerja di bagian keuangan kantor kami terbilang cukup banyak, sampai-sampai kami harus sering lembur hingga pukul 10 malam setiap Kamis dan Jumat. Namun, saya sempat membaca sebuah buku motivasi, singkatnya, buku itu bilang "Jangan berhenti saat kita lelah, berhentilah saat tak ada yang bisa diperbaiki." Saya langsung berpikir untuk mengambil cuti ketika sedang jenuh. Masalahnya, kadang kalau kerjaan sedang banyak-banyaknya, perasaan untuk resign itu besar sekali. Soalnya, walau sudah mengatur waktu sebaik mungkin, tetap saja baru bisa pulang cepat pukul 7 malam. Sayangnya, di kantor tidak ada biaya tambahan untuk lembur, semua sudah masuk dalam gaji. Kalau mau jujur, sebenarnya saya suka bekerja di sini, tapi pekerjaan membuat saya lelah.
(Bani, Bali)
Jawab:
Secara umum ada beberapa aspek dan kondisi yang bisa menjadi pertimbangan sebelum Anda memutuskan resign dari perusahaan, di antaranya:
* Ketika nilai (value) perusahaan mulai berubah, tidak lagi selaras dengan nilai (value) pribadi Anda. Misal pada awalnya Anda senang dengan suasana di tempat kerja yang cenderung kekeluargaan, namun pada perkembangannya, suasana di perusahaan semakin hirarki, lebih mengedepankan efisiensi dan fungsional, sehingga tidak sesuai lagi dengan value Anda.
* Ketika perusahaan di tempat Anda bekerja cenderung tidak etis dalam menjalankan operasi bisnisnya, sehingga merugikan stake-holder atau pemangku kepentingan di perusahaan, yang berakibat kredibilitas perusahaan maupun kredibilitas Anda semakin terganggu.
* Saat Anda semakin merasa tidak enjoy, tidak fun lagi untuk berangkat kerja. Setiap kali akan bekerja, Anda merasa energi Anda tersedot habis, serta tidak mendapatkan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan Anda.
* Bila kadar stres Anda saat ini cenderung tinggi mengalami burnout sehingga memengaruhi kualitas hubungan dengan orang-orang bermakna dalam hidup Anda. Burnout adalah rasa gagal, letih, lesu, akibat tuntutan pekerjaan, situasi kerja yang terlalu membebani tenaga dan kapasitas seseorang.
(Majalah Chic/Narasumber: Donna Turner, Praktisi Sumber Daya Manusia Experd)
Beberapa bulan terakhir, banyak rekan yang memutuskan untuk resign. Memang load kerja di bagian keuangan kantor kami terbilang cukup banyak, sampai-sampai kami harus sering lembur hingga pukul 10 malam setiap Kamis dan Jumat. Namun, saya sempat membaca sebuah buku motivasi, singkatnya, buku itu bilang "Jangan berhenti saat kita lelah, berhentilah saat tak ada yang bisa diperbaiki." Saya langsung berpikir untuk mengambil cuti ketika sedang jenuh. Masalahnya, kadang kalau kerjaan sedang banyak-banyaknya, perasaan untuk resign itu besar sekali. Soalnya, walau sudah mengatur waktu sebaik mungkin, tetap saja baru bisa pulang cepat pukul 7 malam. Sayangnya, di kantor tidak ada biaya tambahan untuk lembur, semua sudah masuk dalam gaji. Kalau mau jujur, sebenarnya saya suka bekerja di sini, tapi pekerjaan membuat saya lelah.
(Bani, Bali)
Jawab:
Secara umum ada beberapa aspek dan kondisi yang bisa menjadi pertimbangan sebelum Anda memutuskan resign dari perusahaan, di antaranya:
* Ketika nilai (value) perusahaan mulai berubah, tidak lagi selaras dengan nilai (value) pribadi Anda. Misal pada awalnya Anda senang dengan suasana di tempat kerja yang cenderung kekeluargaan, namun pada perkembangannya, suasana di perusahaan semakin hirarki, lebih mengedepankan efisiensi dan fungsional, sehingga tidak sesuai lagi dengan value Anda.
* Ketika perusahaan di tempat Anda bekerja cenderung tidak etis dalam menjalankan operasi bisnisnya, sehingga merugikan stake-holder atau pemangku kepentingan di perusahaan, yang berakibat kredibilitas perusahaan maupun kredibilitas Anda semakin terganggu.
* Saat Anda semakin merasa tidak enjoy, tidak fun lagi untuk berangkat kerja. Setiap kali akan bekerja, Anda merasa energi Anda tersedot habis, serta tidak mendapatkan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan Anda.
* Bila kadar stres Anda saat ini cenderung tinggi mengalami burnout sehingga memengaruhi kualitas hubungan dengan orang-orang bermakna dalam hidup Anda. Burnout adalah rasa gagal, letih, lesu, akibat tuntutan pekerjaan, situasi kerja yang terlalu membebani tenaga dan kapasitas seseorang.
(Majalah Chic/Narasumber: Donna Turner, Praktisi Sumber Daya Manusia Experd)
Editor :
wawa
http://female.kompas.com/read/2012/09/10/09393486/Mengundurkan.Diri.atau.Bertahan
No comments:
Post a Comment