Friday, September 14, 2012

Sentra batik Krebet

SENTRA BATIK KAYU DESA KREBET, BANTUL

Sentra batik Krebet: Baru berkembang tahun 2000 (2

Sentra batik Krebet: Baru berkembang tahun 2000 (2

Kerajinan batik kayu di desa Krebet, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta sudah ada sejak tahun 1980-an. Namun, kerajinan di desa ini berkembang sejak Krebet dikukuhkan sebagai desa wisata di tahun 2000. Sejak itu, banyak sanggar baru bermunculan. Total sudah ada 50 sanggar di desa ini.

Desa Krebet, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Batul sudah terkenal sebagai gudang produk kerajinan batik kayu sejak tahun 1980-an. Beberapa kerajinan, seperti topeng kayu, tempat perhiasan, sandal, wayang orang, miniatur binatang, dan pernak-pernik lainnya, ada di desa ini.

Namun, sentra ini baru benar-benar terbentuk pada tahun 2000. Yakni, bertepatan dengan pengukuhan Desa Krebet sebagai desa wisata di Yogyakarta.

Yulianto, Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata Krebet bilang, sejak dikukuhkan sebagai desa wisata, industri kerajinan batik kayu di desa ini berkembang pesat. "Banyak sanggar baru bermunculan," katanya.

Sampai saat ini saja, tercatat sudah ada 50 sanggar kerajinan yang menyerap lebih dari 500 perajin di desa ini. Yulianto sendiri termasuk salah seorang pemilik sanggar bernama Yuan Art.

Yulianto bilang, sejak menjadi desa wisata, pasar kerajinan batik kayu di desa ini semakin terbuka lebar. Itu juga yang mendorong bermunculannya sejumlah sanggar baru.

Selain di dalam negeri, kerajinan batik kayu desa ini juga merambah pasar luar negeri. Maklum, sejak menjadi desa wisata, desa ini sering didatangi turis lokal dan asing.

Sebagai desa wisata, warga Krebet juga menyediakan fasilitas home stay bagi turis yang ingin menginap. "Nah, banyak turis yang mampir ke Krebet untuk menimba ilmu membatik di atas kayu," ungkap Yulianto.

Karena pasarnya kian terbuka, banyak warga yang tadinya menjadi perajin kini membuka usaha sendiri sebagai produsen batik kayu. "Jadi banyak yang memutuskan mandiri," ujarnya.

Untuk tenaga perajinnya, mereka banyak mempekerjakan warga dari desa lain. Karena perkembangan yang pesat itu, kini Krebet makin kesohor sebagai penghasil kerajinan batik kayu.

Kendati makin banyak sanggar, tingkat persaingannya masih kondusif. Menurut Yulianto, setiap sanggar memiliki pasar sendiri serta mengambil spesialisasi masing-masing. "Beberapa sanggar ada yang mengambil spesialisasi ukiran kayu saja dan ada pula yang spesialis membatik, jadi kedua nya bisa saling terintegrasi," ujarnya.

Agus Jati Kumara, pengelola Sanggar Punokawan, mengakui, usaha batik kayu di Krebet semakin berkembang sejak menjadi desa wisata. Menurutnya, seringnya turis asing mampir belajar membatik membawa berkah bagi para perajin.

Sebab, banyak dari turis itu yang datang kembali dan juga merekomendasikan Krebet kepada kenalannya di negara mereka. "Sejauh ini testimoninya selalu positif," ujarnya.

Karena sering berhubungan dengan dunia luar, wawasan para perajin pun kian terbuka. Terbukti, banyak dari mereka kini melek teknologi. Hampir semua perajin di desa ini sudah memiliki website untuk mempromosikan produk-produknya di internet. "Pasar potensial kami di luar Bantul, untuk menjangkaunya perlu internet," kata Agus.

Sentra batik Krebet: Cari siasat agar melesat (3)


Sentra batik Krebet: Cari siasat agar melesat (3)
Kendati pamor Desa Krebet mulai moncer, tak berarti bisnis para produsen batik kayu di desa tersebut terangkat. Infrastruktur jalan yang rusak dan lesunya pasar ekspor menjadi penghambat bisnis mereka. Kini mereka fokus menggarap pasar lokal.

Meskipun namanya sudah mulai terangkat sebagai daerah wisata kerajinan batik kayu, namun tak serta merta usaha para produsen batik kayu di desa Krebet, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi moncer. Rusaknya jalan menuju Desa Krebet serta lesunya pasar ekspor masih menjadi hambatan utama. Untungnya, mereka masih bisa mengandalkan pasar domestik yang tetap bergairah.

Yulianto, pemilik Yuan Art di sentra ini mengakui, agar bisa memasarkan produk kerajinan pihaknya tak bisa hanya menunggu konsumen datang. "Kami harus berinisiatif, ikut pameran atau menjajakan produk lewat internet," katanya.

Ini penting karena kalau cuma mengandalkan turis yang datang, dapur mereka tak bisa mengepul. Maklum, akses jalan menuju Krebet banyak yang rusak. Bahkan, kata Yulianto, warga di sekitar Yogyakarta sendiri enggan datang ke Krebet, gara-gara jalanan yang rusak.

"Kami berharap Pemerintah Kabupaten Bantul mau mendengar keluhan ini sekaligus melakukan perbaikan," ujarnya.

Tak hanya jalan rusak, pasar ekspor yang lesu juga membuat usaha mereka rada seret. Yulianto berkisah, pada tahun 2005-2007 silam, permintaan pasar ekspor cukup tinggi. Waktu itu, dalam setahun, ia setidaknya mengirim tiga kali pesanan produk wayang kayu jati dengan motif batik ke berbagai negara di Eropa dan Asia Timur.

Sayang, tahun 2008 krisis keuangan dunia menerjang. Ekspor produk batik kayu pun langsung lunglai bahkan sampai sekarang. Karena permintaan pasar ekspor jatuh, mereka pun fokus menggarap pasar domestik.

Agus Jati Kumara, pengelola Sanggar Punokawan mengakui, pasar ekspor telah lama vakum karena minimnya permintaan. Ia bilang, pasar lokal kini menjadi andalan para produsen kayu batik untuk mengais rupiah.

Sejumlah cara dilakukan demi menggenjot permintaan dari pembeli dalam negeri. "Kami mengirimkan produk ke pusat penjualan kerajinan kayu yang banyak ditemukan di Yogyakarta, Solo, dan Bali," timpal Yulianto.

Selain itu, mereka juga sering mengikuti pameran yang diadakan berbagai pihak. Meski hasil penjualan dari pameran tak terlalu besar, tapi setidaknya bisa menjadi ajang promosi produk mereka.

Strategi lain demi mendongkrak penjualan adalah dengan pemasaran secara online. Selain itu, belakangan para produsen batik kayu Krebet juga melayani pembuatan batik kayu secara custom atau sesuai pesanan.

Tatik Nur Hayati, Manajer Operasional Sanggar Peni mengatakan, beberapa sanggar di Krebet menawarkan batik kayu secara custom berikut jenis kayu yang diinginkan pembeli. Bahkan termasuk motif batik yang diinginkan. "Batik jawa timuran dan Kalimantan sering menjadi pilihan," katanya.

Agar bisnis batik kayu Krebet makin hidup, Yulianto yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata Krebet bilang, pihaknya tahun depan akan mencari sponsor untuk bersama-sama mengembangkan potensi wisata di Krebet. \'Mudah-mudahan banyak yang berperan serta dalam rencana ini," katanya.

peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-batik-krebet-baru-berkembang-tahun-2000-2/2012/09/12
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-batik-krebet-cari-siasat-agar-melesat-3

No comments:

Post a Comment