Hits : 746 |
Selasa, 25 September 2012 17:03 |
Jika
Anda telah tinggal di Jakarta dalam waktu lama, Anda tentu pernah
melintasi daerah Slipi Jaya dan Perempatan Tomang. Di sinilah lokasi
lahan proyek real estate Slipi yang saya bersama Pembangunan Jaya
dirikan di awal tahun 1960-an.
Ada demikian
banyak pelajaran bisnis yang bisa diambil dari perjalanan kami
merampungkan proyek tersebut dari awal hingga berdiri. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut. Semoga bermanfaat.
Tak ragu bereksperimen dengan konsep produk baru
Saat tahun
1960-an tingkat inflasi mencapai ratusan persen. Akibatnya pelaksanaan
proyek Senen pun terhambat. Dampaknya serius. Proyek mangkrak selama
kurang lebih setahun dan ini membuat uang kami tak bisa diputar dan bisa
merugi besar. Belum lagi harus membayar bunga atas pinjaman itu.
Saya pun usulkan untuk mencoba gagasan proyek real estate. Konsep produk properti
jenis real estate di Indonesia saat itu masih sangat asing. Tak ada
sebelumnya pengembang yang menawarkannya. Proyek Slipi yang kami akan
bangun memang menjadi real estate pertama yang dibangun oleh swasta di tanah air.
Tantangan itu sendiri adalah belum adanya best practice yang bisa dipelajari. Maka kami yakin untuk menjadi pelopor.
Mencari pembeli dengan jeli
Menemukan
pembeli untuk produk yang sudah lazim ditemui di pasar bukan hal yang
sukar. Akan tetapi akan lain kasusnya saat kita harus membuat dan
menjual produk yang belum dikenal sebelumnya dan memiliki segmen
konsumen yang belum jelas serta terbatas.
Untuk itulah,
saya dan tim di Pembangunan Jaya bersama mencari para pembeli yang
tertarik dengan produk real estate semacam ini. Akhirnya kami putuskan
untuk membidik para pejabat perbankan. Alasan utamanya ialah karena
telah ada kedekatan sebelumnya dalam berbagai kegiatan pendanaan proyek
sebelumnya. Dan yang pasti mereka juga memiliki daya beli yang
dibutuhkan. Dana cadangan mereka tidak sedikit.
Kami tawarkan
pembayaran melalui cicilan pada mereka, dan mereka tertarik. Ini membuat
proses pembayaran lebih terasa ringan bagi pembeli.
Tak puas? Temukan solusi sendiri
Selama proses
pengembangan proyek real estate Slipi ini kami mengamati pula bahwa para
kontraktor yang kami ajak kerjasama kurang menaati rencana proyek yang
telah ditetapkan sejak semula. Mereka cenderung mengadakan penambahan di
sana sini untuk memperbesar keuntungan. Dalihnya memang untuk
memperbaiki kualitas proyek tetapi ini membuat proyek melebar dari
rencana awal. Padahal tingkat inflasi mencekik saat itu, yang artinya
penghematan wajib dilakukan tanpa kecuali.
Akhirnya kami
di Pembangunan Jaya merasakan makin perlunya memiliki solusi untuk
masalah satu ini. Disepakati untuk kemudian mendirikan kontraktor yang
dimiliki Pembangunan Jaya sendiri sehingga pengendalian akan lebih
mudah. Setelah itu, lahirlah divisi Pembangunan Teknik yang kemudian
menjadi cikal bakal masuknya Pembangunan Jaya dalam bisnis pemborongan.
|
http://www.ciputraentrepreneurship.com/ciputra-notes-inspirasi/20359-3-pelajaran-bisnis-dari-proyek-real-estate-slipi.html
No comments:
Post a Comment