SENTRA DANDANG DAN OVEN GAS DEWI SARTIKA, JAKARTA TIMUR
Sentra dandang: Awalnya kompor minyak (1)
Oleh Marantina, Noverius Laoli - Senin, 17 September 2012 | 14:11 WIB
Cuma, sejak program konversi minyak tanah ke gas elpiji bergulir tahun 2008, perajin kompor minyak tanah di daerah ini membanting setir menjadi pembuat dandang dan oven gas. Di sentra ini ada sekitar 20 perajin dandang dan oven gas. Kedua alat masak yang mereka buat itu kemudian dipajang di depan kios.
Di sentra ini, Anda akan menjumpai aneka bentuk dandang dengan pelbagai ukuran. Misalnya, dandang berukuran tinggi 85 centimeter (cm) dan diameter 58 cm, dengan ketebalan 0,6 cm. Lalu, ada juga dandang ukuran kecil dengan tinggi 50 cm dan diameter 30 cm.
Suhada, salah seorang perajin sekaligus pemilik kios di sentra itu, mengatakan, dirinya mulai fokus membuat dandang dan oven gas sejak tahun 2008. Sebelumnya, ia menjual kompor minyak.
Namun, gara-gara penjualan kompor minyaknya anjlok seiring program konversi gas, Suhada pun mempelajari cara membuat dandang. "Cara membuat kompor minyak dan dandang punya kemiripan, karena bentuknya sama-sama bulat," ujarnya.
Suhada membuat alat memasak ini dengan menggunakan bahan stainless steel dan aluminium. Untuk dandang berbahan stainless steel, ia membanderol produknya dengan harga Rp 850.000 per unit. Sedang dandang yang berbahan aluminium lebih murah, Rp 750.000 per unit.
Selain dandang, Suhada juga membuat oven gas. Untuk oven gas ukuran 60 cm x 45 cm, dia jual dengan harga Rp 750.000 per unit. Tapi, "Harga ini masih bisa dinego," kata Suhada.
Dalam sebulan, Suhada bisa menjual 20 unit sampai 30 unit dandang dan sekitar 10 oven gas. Dari penjualan ini, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta dengan keuntungan bersih 30% hingga 40%.
Darius, perajin lainnya di sentra itu, menuturkan, proses pembuatan dandang dan oven gas lebih mudah dibandingkan dengan kompor minyak. Makanya, banyak perajin yang tidak takut untuk beralih membuat dandang dan oven gas. Saban bulan, dia bisa menjual 10 hingga 20 dandang dan sekitar lima oven dengan omzet Rp 20 juta.
Perajin lainnya Rian mengaku sudah "bergaul" dengan usaha dandang sejak masih duduk di bangku SD. Awalnya, ia membantu orangtua hingga membuka usaha sendiri di 2008. Setiap bulan, Rian bisa mendulang omzet hingga Rp 30 juta, kebanyakan dari hasil penjualan dandang.
Ia bilang, dandang di sentra ini memang menjadi incaran para pembeli karena kualitas barangnya lebih bagus ketimbang di tempat lain. Soalnya, produk dandang di daerah ini lebih tebal sehingga ketika dipakai untuk memasak, makanan tidak cepat gosong.
Sentra dandang: Langganan pemilik katering (2)
Oleh Marantina, Noverius Laoli - Selasa, 18 September 2012 | 12:28 WIB
Keputusan para perajin kompor minyak tanah memproduksi dandang dan oven gas sudah tepat. Soalnya, di Jakarta, tidak banyak pelaku usaha yang memproduksi kedua alat masak itu.
Suhada, salah seorang perajin sekaligus pemilik kios di sentra itu mengaku, sentra pembuatan dandang dan oven gas di Dewi Sartika merupakan satu-satunya tempat pembuatan dandang di Jakarta.
Lantaran tak ada pesaing, banyak warga Jakarta yang membeli dandang dari mereka. "Sebagian besar konsumen kami adalah pemilik usaha katering atau pedagang alat-alat masak," jelas Suhada.
Para pemilik katering banyak mencari dandang untuk keperluan memasak air dan nasi. Biasanya, sekali belanja mereka langsung membeli dalam jumlah besar.
Suhada bilang, sudah kenal dengan sebagian besar pelanggannya. Sebab, mereka adalah pelanggan lama yang dulu suka memesan kompor minyak. Setelah tidak ada kompor minyak, mereka kini beralih memesan dandang.
Beda dengan dandang, konsumen yang mencari oven gas, sebagian besar merupakan konsumen pemakai langsung atau pedagang. Perajin lain, Darius juga punya banyak langganan dari kalangan pemilik katering dan pedagang peralatan masak. Para pedagang ini banyak yang menjual kembali dandang buatannya ke tempat lain.
Darius mengaku, pola produksinya selama ini didasarkan pada pesanan. "Jadi kami buat sesuai dengan pesanan," katanya. Selain dari Jakarta, konsumen juga ada yang dari Bandung, Bogor, dan paling jauh dari Papua.
Namun, konsumen dari wilayah Jakarta tetap mendominasi. Darius mengaku, sudah saling mengenal dengan pelanggannya. "Jadi mereka memesan dengan harga yang sudah disepakati bersama," ujarnya.
Rian, perajin lain bilang, sering mendapat order dandang untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan permintaan oven gas biasanya datang dari pelaku katering. Rian juga sering mendapat pesanan oven gas dari restoran-restoran asing.
Terakhir, ia mendapat order pembuatan oven gas senilai Rp 35 juta dari salah satu restoran Korea Selatan di kawasan Blok M. Namun, ia hanya menerima bayaran Rp 20 juta karena pihak restoran tidak begitu puas dengan pekerjaannya.
Tidak hanya itu, ia juga pernah mendapat order pembuatan oven khusus pakai tungku dari anggota DPRD Papua. Katanya, oven itu akan dibagi-bagikan kepada masyarakat Papua. “Awalnya, dia hanya pesan lima oven, tapi rencananya nanti mau nambah lagi,” ujar Rian.
Sentra dandang: Sediakan garansi produk (3)
Oleh Noverius Laoli, Marantina - Rabu, 19 September 2012 | 12:56 WIB
Pengerjaannya tentu dilakukan oleh tangan-tangan terampil dan berpengalaman. Suhada, seorang perajin sekaligus pemilik kios di sentra itu bilang, semua karyawannya sudah terampil membuat dandang dan oven. Dengan keterampilan tersebut, para karyawan tersebut sudah bisa membuat dandang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan konsumen.
Bila terpaksa harus merekrut karyawan baru, Suhada tidak langsung mempercayakan kepada mereka untuk membuat dandang atau oven gas. "Mereka harus ikut-ikut saja dulu, sambil melihat-lihat cara membuatnya," katanya.
Setelah benar-benar menguasai cara pembuatan dandang, barulah mereka diperbolehkan untuk memproduksi langsung dandang dan oven gas pesanan konsumen. Itupun mereka tetap dipantau agar tidak melakukan kesalahan yang dapat mengecewakan konsumen.
Sebagai jaminan atas kualitas produknya, Suhada biasanya memberikan garansi selama tiga bulan pasca pembelian. Jika selama masa garansi mengalami kerusakan, maka konsumen bisa mengembalikannya.
Pedagang lainnya, Darius mengaku, tidak mudah mendapatkan karyawan yang memiliki keterampilan. Kebanyakan para karyawan, awalnya tidak tahu seluk beluk pembuatan dandang. "Makanya saya latih dulu mereka," ujarnya.
Namun, tidak lama, biasanya mereka sudah menguasai cara pembuatan peralatan masak ini. Soalnya, proses pembuatan dandang itu sendiri relatif lebih mudah dibanding kompor minyak, yang sebelumnya pernah diproduksi di sentra ini.
Untuk bahan-bahan, seperti stainless dan aluminium diperoleh dari sejumlah toko di Jakarta. Setiap ada pesanan yang masuk, Darius selalu meminta waktu selama seminggu untuk mengerjakannya. "Seminggu itu cukup untuk membuat dandang," ujarnya.
Pedagang lainnya, Rian mengaku, sudah terampil membuat peralatan masak, seperti dandang dan oven gas sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Rian sendiri tidak pernah memperkerjakan karyawan tetap di kiosnya.
Ia mengaku selalu mengerjakan sendiri setiap pesanan konsumen. Dalam sehari, Rian bisa membuat dua hingga tiga buah dandang dan satu oven gas. Bila mendapat order dari pemilik usaha katering atau restoran dalam jumlah besar, barulah ia meminta bantuan tenaga lain.
Kata Rian, setiap hari selalu ada orang yang menawarkan bantuan membuat dandang atau oven gas. Makanya, ia tidak kesulitan mencari tenaga tambahan bila sedang membutuhkan.
(Selesai)
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-dandang-awalnya-kompor-minyak-1/2012/09/17
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-dandang-langganan-pemilik-katering-2/2012/09/18
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-dandang-sediakan-garansi-produk-3
harga dandang untuk jualan soto berapa??
ReplyDeleteBoleh minta nomer wa nya gak
ReplyDeleteBoleh minta nmor WA
ReplyDelete