Views :283 Times |
Senin, 09 Januari 2012 16:47 |
Sebuah istilah yang makin sering kita dengar beberapa waktu ini ialah “entrepreneur sosial”. Dalam terminologi paling sederhana, entrepreneur sosial ialah orang-orang yang bertujuan menghasilkan ‘nilai sosial’ bukan keuntungan material. Mereka menggunakan prinsip-prinsip bisnis tradisional untuk menciptakan dan menjalankan bisnis untuk membuat perubahan sosial dalam masyarakat. Secara sekilas, ini terkesan seakan entrepreneur yang hendak membangun organisasi nirlaba. Namun istilah ini nampaknya lebih sering diasosiasikan dengan orang-orang yang pekerjaannya ditargetkan membawa perubahan sosial ekonomi jangka panjang. Kita bisa lihat bagaimana kiprah Margaret Sanger dengan gerakan pengendalian kelahirannya dan Mahatma Gandi dengan paham anti kekerasannya yang terkenal. Apakah tujuannya untuk menghasilkan laba atau modal sosial lain, unsur yang sama-sama bisa ditemukan untuk semua entrepreneur ialah pengakuan bahwa ada permasalahan yang membutuhkan pemecahan atau ada peluang untuk memperbaiki keadaan yang sudah ada. Visinya selalu mengenai bagaimana menjadi agen perubahan positif, menemukan dan memperkenalkan pada khalayak ramai pendekatan-pendekatan yang baru dan lebih baik dan mengajak orang-orang untuk maju lebih cepat. Dalam setiap kasus, semua ini membutuhkan sebuah upaya perwujudan terbaik dengan komitmen tinggi dengan tekad bulat untuk senantiasa menghadapi tantangan yang menghadang. Cara lain untuk membedakan antara dua jenis entrepreneurship ialah dengan menemukan ciri-ciri organisasi yang bukan jenis entrepreneurship sosial. Bukan strategi pengumpulan dana untuk nirlaba Sebuah bisnis sosial mungkin bisa menghasilkan untung atau tidak menghasilkan sama sekali tetapi dihasilkannya dana bukan menjadi prioritas utama . Prioritas utama dalam entrepreneurship sosial ialah upaya mencapai keberhasilan yang berdampak positif terhadap lingkungan sosial dan lingkungan hidup di sekitarnya dalam kacamata visi. Upaya mencetak laba tidak semestinya menjadi prioritas utama. Bukan mengenai laba sebelum berdampak sosial lebih luas Sebuah bisnis dengan nuansa entrepreneurship sosial seharusnya berkelanjutan secara finansial karena dengan begitu, ia akan dapat mencapai tujuan utamanya: mewujudkan perubahan sosial dan lingkungan dengan lebih baik dan cepat. Misi entrepreneur bisnis selalu berkisar tentang laba, tetapi hanya sebagian yang mengurusi dampak sosialnya. Bukan sebuah batasan untuk sektor nirlaba Tujuan utama dan bukti yang jelas dari entrepreneurship sosial seharusnya ialah membuat dunia menjadi tempat tinggal yang lebih baik. Caranya dengan bekerja menjalankan bisnis. Tentu ini juga memberikan potensi untuk meningkatkan vitalitas sektor nirlaba tetapi hal ini tidak memberikan perbaikan dalam hal moral. Bukan peluang investasi untuk investor bisnis KIta masih banyak temukan entrepreneur yang ingin menemukan investor angel dan venture capitalists untuk memulai usaha sosial. Pendanaan usaha seperti itu berada dalam wilayah wewenang filantropis, hibah pemerintah, atau pemakaian dana sendiri. Investor bisnis mencari keuntungan finansial, bukan laba berupa modal sosial. Bukan mengenai entrepreneurship dalam sektor pemerintahan Hingga kini sumber terbesar layanan dan pendanaan usaha sosial dan entrepreneur sosial ialah pemerintah baik pusat atau daerah, lembaga-lembaga yang berkepentingan, dan sebagainya. Namun usaha-usaha itu bukan milik pemerintah dan proses menuju keberhasilan membuat mereka menjadi bisnis yang menguntungkan. Entrepreneurship sosial bukan sosialisme Doktrin sosialisme mendikte kontribusi pembayar pajak wajib kepada pembiayaan gerakan dan upaya sosial sementara entrepreneur sosial menggunakan model bisnis baku dan pendekatan inovatif untuk menarik pelanggan, mendanai kegiatan bisnis dan mewujudkan perubahan sosial. Unsur pokok dala kedua jenis entrepreneurship ialah bahwa seorang entrepreneur itu lebih dibutuhkan dari seorang administratur. Entrepreneur ialah seseorang yang mau dan mampu untuk menciptakan usaha baru berdasarkan ide-ide inovatif, dan bersedia untuk bertanggung jawab atas risiko yang ada dan hasil yang mungkin tercapai kelak. Sehingga jika Anda seorang entrepreneur sejati, tetapi Anda terdorong untuk membuat perubahan yang lebih bermakna bagi lingkungan daripada hanya mencetak laba tinggi , entrepreneurship sosial mungkin adalah bidang yang sesuai untuk diri Anda. Entrepreneurship sosial masih tergolong baru di tanah air. Inter. Interpretasi atas makna entrepreneurship sosial memang majemuk dan dinamis tetapi sebagian besar sepakat bahwa sesungguhnya isu ini berkenaan dengan bagaimana membuat dunia menjadi lebih baik. Dan untuk itu, ada banyak sekali cara yang bisa ditempuh.(*Akhlis) |
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/pendidikan/serba-serbi/165-entrepreneurship/14152-benarkah-entrepreneur-sosial-tak-perlu-laba.html
No comments:
Post a Comment