Personal Finance
Jumat, 13 Januari 2012 | 11:27 oleh Prita H. Ghozie, Perencana Keuangan ZAP Finance
KIAT INVESTASI
Meracik investasi yang aman
JAKARTA. Naik-turunnya nilai investasi di sepanjang 2011 tentu saja memancing kegelisahan bagi banyak investor yang baru saja mulai terjun ke pasar modal dan juga logam mulia. Sehingga, satu pertanyaan yang pasti muncul setiap saya berkesempatan berbicara di seminar adalah, “Mbak, investasi apa yang paling aman untuk saya?”
Berbicara tentang risiko, seaman-amannya produk investasi, saya yakinkan, pasti ada risiko yang terkandung di dalamnya. Untuk semua pilihan investasi, Anda pasti akan berhadapan dengan tiga jenis risiko: kehilangan modal, kesulitan mengubah menjadi dana tunai, dan kehilangan daya beli akibat inflasi. Di antara ketiga risiko ini, saya yakin sebagian besar dari investor pemula pasti akan menempatkan risiko kehilangan modal sebagai risiko yang paling tinggi.
Anda tak mungkin bisa menghindari ketiga risiko tersebut. Tapi, Anda harus bisa menghindari risiko yang menjadi ancaman utama untuk keperluan penggunaan dana itu, yang akhirnya menjadi investasi “teraman” untuk situasi Anda.
Untuk saya, meracik investasi yang aman harus disesuaikan dengan tujuan finansial kita. Istilah high risk, high return harus kita ubah menjadi highest possible return with calculated risk. Kita wajib mencari produk investasi yang bisa menghasilkan potensi imbal hasil tertinggi untuk semua tujuan finansial kita. Bingung? Ini dia caranya.
Pertama, untuk tujuan finansial di bawah setahun. Dana Liburan untuk persiapan mudik lebaran 2012 atau uang pangkal masuk SD untuk tahun ajaran 2012-2013 adalah contoh-contoh tujuan finansial kategori pertama. Untuk ini, Anda tidak bisa menolerir risiko terjadinya kehilangan modal karena datangnya kebutuhan adalah pasti dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, pilihan investasi Anda adalah tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang.
Anda perlu tahu, meski tabungan dan deposito bisa dikatakan produk yang dapat menjamin modal investasi dan juga hasilnya, di Indonesia risiko kehilangan modal tetap ada jika bank tempat Anda menyimpan dana ditutup. Lembaga Penjaminan Simpanan hanya akan mengganti dana Anda jika simpanan Anda tercatat di bank dengan nilai tak lebih Rp 2 miliar per bank, tingkat suku bunganya sesuai dengan ketentuan LPS, dan Anda tidak punya catatan kredit macet.
Jadi, jika Anda masuk ke daftar hitam Bank Indonesia akibat kredit macet atau deposito Anda memberikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, jangan merasa aman dulu. Bisa jadi, tabungan dan deposito Anda ternyata masih masuk kategori risiko kehilangan modal!
Sesuai dengan tujuan
Kedua, untuk tujuan dana darurat. Dana darurat yang hanya digunakan untuk keperluan tak terduga, seperti biaya rumah sakit, biaya mengganti kerusakan kulkas, masuk ke kategori ini. Risiko tidak bisa mencairkan investasi menjadi dana tunai sangat menakutkan. Tabungan merupakan tempat terbaik untuk menyimpan dana darurat. Pilihan berikutnya adalah reksadana pasar uang karena dapat dicairkan kapan saja tanpa penalty.
Akan halnya deposito berjangka, mencairkan sebelum jangka waktu berarti Anda akan membayar penalti, kecuali Anda berinvestasi di deposito iB Syariah.
Ketiga, untuk tujuan finansial di atas setahun. Dana pendidikan kuliah untuk anak usia 7 tahun, dana pensiun untuk Anda yang berusia 30-an, atau dana membeli rumah kedua, termasuk kedalam kategori ini. Untuk Anda yang masih menggunakan tabungan atau deposito untuk keperluan ini, Anda harus bangun dari mimpi.
Jika tabungan Anda hanya memberikan hasil 2% setahun, sementara tingkat inflasi mencapai 6% setahun, maka dengan mendiamkan saja uang tersebut, Anda sebetulnya kehilangan 4% dari uang tadi. Jadi, meski modal investasi Anda mungkin aman, Anda kehilangan daya beli lebih dari setengahnya.
Contoh nyata yang banyak dihadapi oleh mereka yang saat ini punya anak remaja adalah kekurangan modal untuk dana masuk kuliah. Sepuluh tahun yang lalu, instrumen yang sangat popular untuk mempersiapkan dana pendidikan adalah asuransi pendidikan.
Meski produk ini pasti punya manfaat, sayangnya hasil investasi hanya sebesar bunga tabungan biasa. Faktanya, rata-rata kenaikan biaya pendidikan bisa mencapai 15% setahun di kota-kota besar. Alhasil, orang tua sudah bersusah payah berhemat, tetap saja uangnya tak cukup.
Mencari kombinasi yang seimbang bagi tujuan finansial Anda adalah seni dalam membuat portofolio investasi yang “aman” untuk Anda. Apapun situasi kehidupan Anda, saya menyarankan Anda menyimpan dana di produk yang risiko kehilangan modal dan risiko likuiditasnya rendah, minimal sejumlah 3 bulan pengeluaran rutin.
Semakin berisiko pekerjaan Anda, karena situasi bisnis yang kurang baik atau pilihan bekerja sebagai freelancer, maka perbesarlah jumlah dana yang ditempatkan di produk ini.
Seiring dengan pengalaman berinvestasi, Anda akan memahami kinerja berbagai aset investasi dan risiko yang dapat terjadi. Terpenting, Anda tetap merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi untuk mencapai kehidupan yang sejahtera. Live a beautiful life!
Berbicara tentang risiko, seaman-amannya produk investasi, saya yakinkan, pasti ada risiko yang terkandung di dalamnya. Untuk semua pilihan investasi, Anda pasti akan berhadapan dengan tiga jenis risiko: kehilangan modal, kesulitan mengubah menjadi dana tunai, dan kehilangan daya beli akibat inflasi. Di antara ketiga risiko ini, saya yakin sebagian besar dari investor pemula pasti akan menempatkan risiko kehilangan modal sebagai risiko yang paling tinggi.
Anda tak mungkin bisa menghindari ketiga risiko tersebut. Tapi, Anda harus bisa menghindari risiko yang menjadi ancaman utama untuk keperluan penggunaan dana itu, yang akhirnya menjadi investasi “teraman” untuk situasi Anda.
Untuk saya, meracik investasi yang aman harus disesuaikan dengan tujuan finansial kita. Istilah high risk, high return harus kita ubah menjadi highest possible return with calculated risk. Kita wajib mencari produk investasi yang bisa menghasilkan potensi imbal hasil tertinggi untuk semua tujuan finansial kita. Bingung? Ini dia caranya.
Pertama, untuk tujuan finansial di bawah setahun. Dana Liburan untuk persiapan mudik lebaran 2012 atau uang pangkal masuk SD untuk tahun ajaran 2012-2013 adalah contoh-contoh tujuan finansial kategori pertama. Untuk ini, Anda tidak bisa menolerir risiko terjadinya kehilangan modal karena datangnya kebutuhan adalah pasti dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, pilihan investasi Anda adalah tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang.
Anda perlu tahu, meski tabungan dan deposito bisa dikatakan produk yang dapat menjamin modal investasi dan juga hasilnya, di Indonesia risiko kehilangan modal tetap ada jika bank tempat Anda menyimpan dana ditutup. Lembaga Penjaminan Simpanan hanya akan mengganti dana Anda jika simpanan Anda tercatat di bank dengan nilai tak lebih Rp 2 miliar per bank, tingkat suku bunganya sesuai dengan ketentuan LPS, dan Anda tidak punya catatan kredit macet.
Jadi, jika Anda masuk ke daftar hitam Bank Indonesia akibat kredit macet atau deposito Anda memberikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, jangan merasa aman dulu. Bisa jadi, tabungan dan deposito Anda ternyata masih masuk kategori risiko kehilangan modal!
Sesuai dengan tujuan
Kedua, untuk tujuan dana darurat. Dana darurat yang hanya digunakan untuk keperluan tak terduga, seperti biaya rumah sakit, biaya mengganti kerusakan kulkas, masuk ke kategori ini. Risiko tidak bisa mencairkan investasi menjadi dana tunai sangat menakutkan. Tabungan merupakan tempat terbaik untuk menyimpan dana darurat. Pilihan berikutnya adalah reksadana pasar uang karena dapat dicairkan kapan saja tanpa penalty.
Akan halnya deposito berjangka, mencairkan sebelum jangka waktu berarti Anda akan membayar penalti, kecuali Anda berinvestasi di deposito iB Syariah.
Ketiga, untuk tujuan finansial di atas setahun. Dana pendidikan kuliah untuk anak usia 7 tahun, dana pensiun untuk Anda yang berusia 30-an, atau dana membeli rumah kedua, termasuk kedalam kategori ini. Untuk Anda yang masih menggunakan tabungan atau deposito untuk keperluan ini, Anda harus bangun dari mimpi.
Jika tabungan Anda hanya memberikan hasil 2% setahun, sementara tingkat inflasi mencapai 6% setahun, maka dengan mendiamkan saja uang tersebut, Anda sebetulnya kehilangan 4% dari uang tadi. Jadi, meski modal investasi Anda mungkin aman, Anda kehilangan daya beli lebih dari setengahnya.
Contoh nyata yang banyak dihadapi oleh mereka yang saat ini punya anak remaja adalah kekurangan modal untuk dana masuk kuliah. Sepuluh tahun yang lalu, instrumen yang sangat popular untuk mempersiapkan dana pendidikan adalah asuransi pendidikan.
Meski produk ini pasti punya manfaat, sayangnya hasil investasi hanya sebesar bunga tabungan biasa. Faktanya, rata-rata kenaikan biaya pendidikan bisa mencapai 15% setahun di kota-kota besar. Alhasil, orang tua sudah bersusah payah berhemat, tetap saja uangnya tak cukup.
Mencari kombinasi yang seimbang bagi tujuan finansial Anda adalah seni dalam membuat portofolio investasi yang “aman” untuk Anda. Apapun situasi kehidupan Anda, saya menyarankan Anda menyimpan dana di produk yang risiko kehilangan modal dan risiko likuiditasnya rendah, minimal sejumlah 3 bulan pengeluaran rutin.
Semakin berisiko pekerjaan Anda, karena situasi bisnis yang kurang baik atau pilihan bekerja sebagai freelancer, maka perbesarlah jumlah dana yang ditempatkan di produk ini.
Seiring dengan pengalaman berinvestasi, Anda akan memahami kinerja berbagai aset investasi dan risiko yang dapat terjadi. Terpenting, Anda tetap merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi untuk mencapai kehidupan yang sejahtera. Live a beautiful life!
Sumber:
http://personalfinance.kontan.co.id/news/meracik-investasi-yang-aman
No comments:
Post a Comment