Views :2301 Times |
Minggu, 16 Januari 2011 09:13 |
Anda mungkin sudah mengenal istilah “generasi Y”, yang merujuk pada generasi yang lahir setelah tahun 1980. Tetapi pernahkah Anda dengar istilah “generasi G”? Istilah ini mengacu pada generasi yang menyukai kedermawanan (G dari “generosity” - kedermawanan). Generasi seperti ini memang tidak hanya dibatasi dalam hal umur saja tetapi lebih ke pola pemikiran. Banyak aksi yang menunjukkan kepedulian yang tulus dan ini bisa menjadi sebuah celah yang bisa dimanfaatkan entrepreneur untuk memperkenalkan mereknya. Keinginan para konsumen untuk mendapatkan sentuhan manusia yang penuh kebaikan yang tidak dibuat-buat dan spontan semakin meningkat juga menjadi sebuah cara alternatif untuk merebut hati lebih banyak konsumen. Tren ini bisa diamati di pasar Amerika Utara, Eropa dan Jepang. Untuk pemilik merek, strategi aksi kebaikan acak yang memiliki tujuan mulia dan tulus perlahan tidak lagi dipandang sebelah mata. Banyak yang berpendapat bahwa strategi semacam itu lebih mampu menawarkan kepuasan yang tidak ternilai dan ikatan batin yang lebih mendalam di benak konsumen. Tak hanya itu, merek yang menggunakan strategi ini lebih berpeluang untuk diasosiasikan dengan kharisma dan kasih sayang. Dengan menggunakan tren aksi kebaikan acak seperti ini merek kita akan dapat memberikan apa yang konsumen sedang butuhkan. Untuk itu media sosial harus dimanfaatkan karena memungkinkan kita mengetahui suasana hati konsumen yang menjadi target pasar. Jejaring sosial juga menyebarkan aksi kebaikan acak dengan lebih luas karena konsumen akan memberitahukan kepada teman-teman dan pengikut tentang berita baik yang tak terduga tersebut. Berikut merupakan 2 kasus penggunaan strategi aksi kebaikan acak yang patut ditiru atau diterapkan dalam bisnis: * Sebuah layanan pengiriman bunga bernama Interflora meluncurkan sebuah kampanye via media sosial di Inggris yang didesain untuk memberikan kejutan yang sangat indah bagi pengguna Twitter dengan mengirimkan bunga. Sebagai bagian dari kampanye tersebut, Interflora memantau Twitter untuk menemukan para pengguna yang dipercaya membutuhkan hiburan yang dapat mencerahkan hari mereka. Setelah ditemukan, Interflora akan menghubungi pengguna terpilih tersebut melalui Twitter dan mengirimkan karangan bunga sebagai kejutan. * Maskapai penerbangan Belanda KLM menggagas sebuah kampanye via Foursquare yang dinamai “How Happiness Spreads” untuk memberikan penumpangnya hadiah yang tak terduga dan terkustomisasi di bandara. Selama November 2010, begitu seseorang masuk ke lokasi KLM via Foursquare dalam jaringan bandaranya, Tim Kejutan KLM akan menemukan via online informasi mengenai latar belakang orang tersebut sehingga bisa diketahui jenis hadiah apa yang bisa diberikan sebelum orang tersebut terbang. Misalnya, seorang pelancong mengeluh di Twitter ia akan melewatkan sebuah pertandingan sepakbola saat harus berada di New York. Tim Kejutan kemudian akan berinisiatif untuk mengirmkan kepada pengguna ini sebuah buku panduan Lonely Planet New York City yang telah ditandai untuk menunjukkan semua tempat di New York yang menyiarkan pertandingan tersebut. |
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/6015-tren-bisnis-generasi-g-aksi-kebaikan-acak.html
No comments:
Post a Comment