Tuesday, January 31, 2012

5 Langkah Menghadapi Kritik secara Profesional

Views :334 Times PDF Cetak E-mail
Selasa, 31 Januari 2012 08:58
CE-logoKehidupan entrepreneur dipenuhi dengan banyak sekali keputusan penting dan keputusan itu semua sering membuat gembira sebagian pihak dan mengecewakan pihak yang lain. Sejumlah orang mungkin merasa harus melayangkan kritik secara terbuka terhadap keputusan Anda. Dan di sebagian kasus lainnya, kritik terburuk justru bisa datang dari mereka yang berada di dekat Anda. Bagi sebagian orang, sangat sulit untuk terus maju ke depan sambil harus menghadapi kritik pedas yang tak kunjung reda tetapi dengan mengingat sejumlah langkah di bawah ini, Anda bisa mengatasi kritik apapun dan berkonsentrasi pada apa yang paling penting: membangun bisnis yang sukses.

1. Ketahui bahwa Anda tak bisa menyenangkan semua orangMemiliki keyakinan yang kuat dalam diri sendiri dan pada kemampuan Anda sendiri saat Anda menyadari bahwa Anda tak akan pernah mampu untuk menyenangkan semua pihak. Lagipula dengan menyenangkan semua pihak, kita berpeluang untuk kehilangan jati diri. Kita terlalu sering menuruti dorongan eksternal hingga lupa dengan panggilan dari dalam hati kita sendiri.

2. Akui bahwa penderitaan mencari temanAda banyak orang yang merasa bahwa jika mereka belum sukses maka orang lain pun tak boleh sukses. Setelah Anda memperhatikan bahwa ada sebagian orang yang hanya stagnan dalam menjalani kehidupan mereka dan sering terasa seolah mereka tidak ingin orang lain untuk sukses karena mereka tidak sukses. Akan ada sejumlah orang yang akan mengkritik setiap gerakan Anda tetapi jangan biarkan jenis orang seperti ini menghalangi mereka yang tidak bisa Anda puaskan. Anda akan memandang para pengkritik sebagai minoritas dan Anda tak akan lagi menganggap serius perkataan mereka.

3. Kadang diam itu yang terbaikMencoba meyakinkan pengkritik atau memberikan tanggapan yang tak kalah garang hanya akan memberi makan ego mereka yang selalu lapar dan haus dengan pengakuan. Dan mereka tak akan berhenti hanya sampai di situ.

Pepatah "Jawaban terbaik bagi orang bodoh ialah diam" ada benarnya diterapkan dalam kasus kritikan yang kurang berisi dan cenderung personal. Dengan merespon kritik orang yang tak memahami apapun, ia akan berpikir ia penting di mata Anda dan ia akan terus memancing negativitas dari dalam diri Anda. Mengabaikan orang tanpa pengetahuan dan pemahaman menunjukkan seberapa tak pentingnya ia bagi Anda dan ia dipastikan akan berlalu jika sudah lelah dan bosan.

4. Mencoba mengamati kritikTak peduli seberapa sulitnya kritik untuk diterima, kita tak boleh menutup mata bahwa setidaknya ada sedikit kebenaran di dalamnya sehingga kita juga perlu mengamati kritik dengan perspektif yang lebih jernih. Perhatikan jumlah orang yang berseberangan pendapat dengan Anda. Jika jumlahnya lebih dari 50% dari lingkaran pengaruh Anda, maka Anda bisa jadi harus mempertimbangkan kemungkinan ada yang salah dengan tindakan atau sikap Anda. Namun, jika jumlah orang yang berseberangan jauh lebih kecil dari 50%, seperti 10% misalnya, maka Anda tahu Anda sudah berada di jalur yang benar.

5. Ingat, kritik=kemajuanKritik bisa dianggap sebagai sebuah tanda terjadinya kemajuan. Jika Anda tak terlalu menonjol sebelumnya, Anda berpeluang lebih sedikit untuk dikritik, terlepas dari kritik yang dilayangkan keluarga dan teman. Kenyataan bahwa orang memperhatikan Anda dengan cermat merupakan bukti bahwa Anda sebenarnya sedang membuat kemajuan.
Selalu pertimbangkan sumber kritik juga. Jika orang yang mengkritik Anda kebetulan ada dalam ceruk atau bidang yang sama, kemungkinan mereka hanya merasa cemburu atau iri dengan keberhasilan Anda dan melakukan segala cara untuk merongrong.

Anda punya banyak sekali target yang harus dicapai dalam bisnis dan hal terakhir yang bisa terjadi pada Anda adalah dihentikan oleh kritikan. Jadi jika Anda menghadapi kritikan pedas, pastikan untuk mengingat 5 poin di atas.(*/akhlis)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/37-advise/14771-menghadapi-kritik-secara-profesional-dalam-5-langkah.html

No comments:

Post a Comment