Friday, January 13, 2012

Kesalahan-Kesalahan dalam Isi Business Plan (1)

Views :703 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 13 Januari 2012 10:19
business-plan-warnBusiness plan sering menjadi momok bagi mereka yang merintis bisnis baru. Entah karena kurang yakin dengan kemampuannya dalam menuangkan gagasan dalam kalimat tertulis dengan bahasa yang padat dan efektif atau merasa memiliki terlalu banyak ide sehingga bingung untuk memetakannya dalam sebuah business plan.

Dalam menyusun business plan yang efektif, Anda tidak bisa menggunakan template yang tersebar di berbagai sumber tanpa mengadakan sejumlah penyesuaian isi terlbih dahulu. Oleh karena itulah Anda harus mencoba untuk memahami beberapa kesalahan isi yang sering dilakukan entrepreneur pemula saat menyusun sebuah business plan.
Kesalahan 1: Tidak bisa menemukan sumber masalah sebenarnya
Kerepotan dan kesusahan datang dalam berbagai bentuk. Dan kabar baiknya, perusahaan dan konsumen bersedia untuk membayar dalam jumlah yang masuk akal agar keduanya sirna.

Anda menjalankan bisnis agar dibayar karena mampu menyingkirkan kerepotan dan kesusahan yang dialami orang lain. Kerepotan yang dialami orang lain dalam pengertian ini sama dengan peluang pasar yang bisa digarap. Makin tinggi derajat kerepotannya, semakin banyak orang yang mengalaminya, dan semakin baik produk atau jasa Anda dalam mengatasinya, makin baik pulalah potensi pasar yang Anda miliki.
Sebuah business plan yang baik menempatkan solusi dengan tepat dalam konteks masalah yang sedang menjadi fokus.
Kesalahan 2: Inflasi nilai
Kata-kata berlebihan seperti “tak terkalahkan dalam industri ini” , atau “peluang yang tiada duanya dan terbatas”, atau “ keuntungan yang tinggi dengan investasi modal minimal” (semua ini sering kita temui dalam dokumen business plan) tidak bermakna apa-apa kecuali hanya sebagai penegas dan hiperbola.
Para investor akan menilai dan mengetahui dengan sendirinya faktor-faktor ini. Paparkan fakta-fakta dalam business plan dengan lugas. Apa maslaahnya, solusi yang Anda miliki, ukuran pasar dan bagaimana Anda akan menjadi pemimpin pasar dan mengalahkan kompetitor dalam industri yang sama, dan singkirkan kata-kata hiperbolis.

Kesalahan 3: Mencoba memuaskan kebutuhan semua orang
Banyak perusahaan yang masih dalam tahap awal perkembangan yakin bahwa makin banyak berarti makin bagus. Mereka menjelaskan bagaimana produknya bisa diterapkan dalam banyak pasar yang berbeda karakteristiknya, atau mereka merancang serangkaian produk yang begitu rumit ke dalam sebuah pasar.
Sebagian besar investor lebih memilih untuk mengetahui sebuah strategi yang lebih terfokus. Terutama bagi perusahaan yang masih berjuang di tahap perkembangan awal. Strategi yang dimaksud ialah bagaimana menghasilkan sebauh produk yang memecahkan masalah yang merepotkan dalam satu pasar yang besar yang akan dijual dengan satu strategi distribusi yang sudah teruji.
Bukan berarti bahwa produk tambahan, aplikasi, pasar dan saluran distribusi harus disingkirkan. Namun sebaliknya, semua itu harus digunakan untuk memperkaya dan mendukung strategi inti yang sangat terfokus.
Anda harus memgang teguh ‘skenario’ yang ada dengan runtutan yang kuat dan menarik. Temukan itu dan biarkan sisanya mendukung bagian inti.
Kesalahan 4: Tidak memilih strategi untuk terjun langsung ke pasar
Business plan yang tidak bisa menjelaskan strategi penjualan, pemasaran, dan distribusi  bisa dipastikan akan berpeluang gagal.
Pertanyaan utama yang harus dijawab kemudian ialah “Siapa yang akan membelinya, mengapa dan yang terpenting, bagaimana Anda akan mengantarkan produk itu pada mereka?

Anda harus menjelaskan bagaimana Anda sudah membuat konsumen tertarik, mendapatkan pesanan sebelum penjualan dimulai, atau bahkan lebih baik lagi jika, Anda sudah mengoptimalkan pengalaman ini melalui strategi untuk terjun langsung ke pasar yang biayanya efektif.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/14259-kesalahan-kesalahan-dalam-isi-business-plan-1.html

No comments:

Post a Comment