Sunday, January 1, 2012

Amiek Indriastuti, Raup Laba dari Tas Handmade

Views :192 Times PDF Cetak E-mail
Minggu, 01 Januari 2012 07:41
Keterampilan apa pun jika diasah bisa menghasilkan rupiah. Bermula dari hobi sulam pita, Amiek Indriastuti sukses memproduksi ratusan tas dan alas kaki yang dipasarkan secara online. Deretan tas manis tertata rapi di stand UKM “Za’nis” yang menjadi salah satu peserta dalam pameran UKM bertajuk “Pasar Indonesia Goes to Mall” yang digelar Bank Mandiri di Cilandak Townsquare Jakarta beberapa waktu lalu.

tas_handmade0112Dari puluhan model tas yang dipajang, tak satu pun yang kembar atau sama. Menurut Amiek,tas ala Za’nis merupakan tas buatan tangan (handmade) yang tidak diproduksi massal seperti tas pabrikan. Satu model tas belum tentu diproduksi dalam jumlah banyak, kecuali ada pesanan khusus dari pembeli atau pelanggan. “Saya bikinnya sesuai hati dan tergantung jumlah pesanan,” ucapnya seperti dikutip dari Harian Seputar Indonesia.

Merintis usaha di Bandung sejak empat tahun lalu, Amiek berprinsip pelan, tapi pasti. Ia tak ingin lantaran mengejar omzet besar lalu memproduksi barang dalam jumlah banyak, tapi kualitasnya diragukan atau modelnya pasaran. Itulah sebabnya, ibunda dari Zahra dan Nisa ini tetap bertahan dengan tas buatan tangan yang menuntut keterampilan menyulam dan kreativitas tinggi. “Usaha ini memang berawal dari hobi sulam pita,” ungkap Amiek.

Alumnus Teknik Sipil Universitas Trisakti ini mengaku tertarik dengan keterampilan sulam-menyulam lantaran setiap hari melihat sang bunda menjahit dan menyulam pita di rumahnya di Bandung. Setelah mencoba, Amiek mendapati sulam pita yang mulai populer di Indonesia pada awal 2000 itu ternyata menyenangkan. “Untuk memperdalam, saya mencoba ikut les sulam pita di Bandung,” ungkapnya.

Sebagai permulaan, Amiek mengaplikasikan sulam pita pada pakaian. Namun, lantaran sudah banyak pemain sulam pita untuk baju, ia pun beralih ke tas. Bekerja sama dengan perajin tas, Amiek mulai memproduksi tas perdana berjenis tas pesta yang mudah digenggam tangan.

Tas-tas dengan balutan kain aneka warna itu tentu diberi pemanis sulam pita yang dikerjakan sendiri oleh tangan Amiek. “Awalnya saya cuma memasarkan ke teman-teman dan kenalan saja. Dari situ mulai banyak yang pesan,” tutur Amiek, yang memulai usaha dengan modal sekitar Rp5 juta.

Melihat respons pasar cukup positif, Amiek kian bersemangat menciptakan tas dengan beragam bentuk, model, dan fungsi.

Antara lain tas bentuk kotak, gepeng, oval, serta tas behel. Pilihan tas yang tersedia juga bisa disesuaikan kebutuhan, misalnya tas untuk ke pesta, jalan-jalan, sehari-hari, tempat kosmetik, mukena, hingga sajadah. Selain ornamen andalan sulam pita, beberapa tas juga divariasikan dengan hiasan lain seperti payet, batu-batuan, dan kristal swarovky.

Menurut Amiek, salah satu jenis tas yang sempat difavoritkan pembeli adalah tas bentuk gepeng. Saat ia mengikuti sebuah pameran kerajinan tangan, tas seharga Rp200.000- 250.000 itu laris terjual. Kini Amiek sudah memproduksi tas gepeng model kedua yang dikombinasikan dengan tas kosmetik. Adapun yang terbaru adalah tas besar model speedy serta clutch bag lipit dengan ornamen payet dan batuan tabur.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/nasional/wanita/13887-amiek-indriastuti-raup-laba-dari-tas-handmade.html

1 comment:

  1. cerita hidup yang menginspirasi, dapat menumbuhkan semangat bagi para pembaca yang ingin belajar berbisnis. terimakasih atas artikelnya yang menarik..
    Aplikasi Kasir Pintar

    ReplyDelete