Monday, April 30, 2012

Trik Jitu Bisnis Pakaian Secara Online dan Offline

Senin, 23/04/2012 11:01 WIB
Trik Jitu Bisnis Pakaian Secara Online dan Offline 
Iim Rusyamsi - detikFinance



Jakarta - Usaha toko pakaian saya omzetnya tak berkembang, dari waktu ke waktu hanya begitu-gitu saja. Bagaimana pemasaran yang tepat secara online atau offline untuk bisnis pakaian saya yang lokasi tokonya ada di kawasan pedesaan.


Terima Kasih

Noor

Jawaban:

Offline:

Pastikan lokasi toko strategis, yaitu mudah dijangkau oleh pengunjung, rapih dan bersih, produknya lengkap dan pelayananya ramah dan baik.
Pada papan nama toko anda dan tampak luar, buatlah yang 'eye cathcing' yang menarik dan informasi lengkap tertulis sehingga ada ketertarikan pengunjung ingin datang.

Buatlah strategi pemasaran yang menarik dan secara berkelanjutan, misalnya bulan ini sedang ada promo, misalnya beli satu gratis satu atau beli satu dapat gratis hadiah menarik dan lain-lainnya.Pola semacam ini harus berkelanjutan, bisa satu bulan sekali atau tiga bulan sekali, promo yang berbeda sehingga pelanggan akan datang dengan rutin.

Kreatifkan produk anda, buat keunikan khusus produk pakaian anda, dan pastikan produk tersebut hasil kreatifitas anda yang tidak bisa didapati di toko lain. Dengan demikian anda tidak perlu menurunkan harga jual.

Buatlah paket-paket menarik sebagai nilai tambah penjualan. Misal saja paket busana muslim, jika membeli satu paket mulai jilbab, dress hingga rok panjangnya maka harganya akan lebih murah dibanding harus membelinya satu per satu.

Coba pikirkan apa yang bisa dibuat secara paket dari produk-produk yang anda jual. Sebagai penjual anda tidak harus memaksa pengunjung membeli, namun anda harus berperan sebagai teman yang bisa menyarankan pakaian yang terbaik dan cocok untuk pengunjung, seperti layaknya anda sebagai konsultan penampilan untuk pengunjung. Dengan cara seperti ini pengunjung akan percaya dengan kemampuan anda dan akan mau membeli.

Bentuklah tim pemasaran yang kuat dan dapat menjalankan strategi-strategi pemasaran anda. Berikan edukasi dan prosedur yang standar sehingga mereka bisa jalankan.
Buatlah strategi aliansi pemasaran yang menarik dengan produk atau usaha lain yang sudah maju. Misalnya dengan beraliansi dengan restoran yang ada, beraliansi dengan sekolah-sekolah, beraliansi dengan komunitas ibu-ibu/remaja dan lainnya.

Online:

Pastikan toko anda mempunyai website, toko online dan sosial media lainnya seperti email, yahoo messenger, twitter, facebook, dan lainnya. Anda harus aktif dan siap 24 jam melayani mereka yang berkunjung ke media online anda.

Responlah dengan cepat atas semua pertanyaan, permintaan dan lainnya yang masuk secara online agar mereka mengetahui bahwa anda bisa dihubungi secara online dapat dipercaya.

Updatelah selalu website dan toko online anda secara periodik sehingga para pengunjung dan pelanggan selalu berkunjung kembali.
Aktiflah juga di akun twitter dan facebook anda, berikan informasi yang baik dan manfaat kepada follower anda dan informasi yang anda berikan tidak harus selalu berisi produk yang anda jual.

Ikutilah beberapa komunitas yang sesuai dengan produk anda di dunia online dan aktiflah didalamnya. Jaga krediabilitas anda di media online, anda harus terus membangun kepercayaan agar pengunjung mau bertransaksi dengan anda.

Sekali-kali anda perlu untuk membuat ajang ketemuan dengan follower anda secara offline untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan dan sehingga meningkatkan profit usaha.

(hen/hen)
Sumber:
http://finance.detik.com/read/2012/04/23/110135/1898896/1340/trik-jitu-bisnis-pakaian-secara-online-dan-offline

Sunday, April 29, 2012

Kunci Mengembangkan Strategi Bisnis

Views :387 Times PDF Cetak E-mail
Minggu, 29 April 2012 20:32
strategi0312Membuat perencanaan strategi bisnis harus cerdas dan efektif. Seperti diungkapkan Harvard Business Review, mengembangkan strategi efektif membutuhkan pergolakan kebiasaan lama dan memiliki diskusi yang sulit.

Perencanaan strategis juga akan gagal bila terlalu banyak orang yang dilibatkan dan jadwal yang terburu-buru. Ketika bisnis Anda dihadapkan pada ketidakpastian, perlu dikembangkan strategi cepat dan lakukan cara berikut ini:

Temukan tantangan

Jangan coba untuk memecahkan masalah setiap orang. Fokuslah pada pertanyaan inti dan hindari diskusi yang ribet dan tidak berujung.

Mengidentifikasi tujuan

Jangan mencoba untuk menyenangkan semua orang. Buatlah pilihan sulit yang mengarah pada strategi dan hasil yang jelas.

Kembangkan pilihan

Perubahan pasar yang tak terelakkan datang dengan pendekatan alternatif. Hal ini berguna untuk menanggapi peristiwa yang tidak pasti. (*/mediaindonesia.com)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/16443-kunci-mengembangkan-strategi-bisnis.html

Inilah 8 Poin Etika Telepon Bisnis

Views :921 Times PDF Cetak E-mail
Minggu, 29 April 2012 20:37
telepon_bisnis0412Untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Anda ke arah yang lebih baik, kadang interaksi dengan klien atau pelanggan lewat telepon memang diperlukan. Interaksi lewat telepon akan memudahkan berbagai perencanaan, membantu efektivitas kerja, bahkan dapat membangun peluang bisnis baru. Karena itulah, pelaku bisnis perlu mempraktikkan kecakapan bicara lewat telepon.

Nyatanya, berkomunikasi dengan klien atau para pelanggan via telepon bukanlah perkara mudah. Diperlukan pendekatan yang khusus agar pembicaraan Anda dengan mereka dapat berjalan efektif dan sukses. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan telepon bisnis.

1. Gunakan nama depan Anda saat memperkenalkan diri. Ini merupakan bentuk lain dari salam pembuka yang ramah dan hangat dalam standar bisnis profesional.
2. Jika klien atau pelanggan menelepon Anda duluan, cobalah untuk tidak membiarkan mereka menunggu terlalu lama. Bila Anda tidak bisa membantunya secepat mungkin, katakan padanya bahwa Anda akan menelponnya kembali.
3. Bersikaplah sabar dan bersahabat. Dengarkan secara seksama hal-hal yang klien atau pelanggan sampaikan. Hindari menyela atau melontarkan jawaban sebelum klien atau pelanggan menyelesaikan pembicaraannya.
4. Segera tindak lanjuti telepon dari klien atau pelanggan. Ini penting untuk meningkatkan kepercayaan dari mereka sekaligus menunjukan bentuk pelayanan terbaik dari Anda.
5. Cobalah untuk bersuara lembut dan ramah saat berinteraksi via telepon dengan mereka. Seringlah menyapa dengan menyebut namanya setiap kali Anda meneleponnya.
6. Tersenyumlah setiap kali Anda berbicara dengan di telepon. Karena, meskipun senyum Anda tidak terlihat, namun suara dan nada bicara Anda akan terdengar lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan bicara tanpa tersenyum.
7. Hindari menerima telepon dengan terburu-buru. Jika Anda merasa tidak mampu menangani telepon yang masuk dengan baik, biarkanlah mesin penjawab yang menjawabnya sampai Anda benar-benar siap menerima telepon.
8. Tidak ada salahnya jika Anda ingin menelepon mereka hingga beberapa kali untuk menindaklanjuti beberapa proses bisnis atau memperkenalkan sebuah produk. Tapi jangan terlalu sering, karena bisa jadi Anda malah dicap sebagai pengganggu. Jika klien atau pelanggan merasa terganggu, risikonya Anda malah jadi kehilangan peluang. (*/Kompas.com)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/37-advise/16444-inilah-8-poin-etika-telepon-bisnis.html

Saturday, April 28, 2012

Unsur-unsur Penyusun Strategi Bisnis


Hits : 1656 PDF Cetak E-mail
Jumat, 27 April 2012 08:42
bisnis_strategiUnsur-unsur penyusun sebuah strategi bisnis yang jitu memang tidak terhitung jumlahnya. Akan tetapi jika bisa dirangkum, ada beberapa unsur yang paling lazim ditemui dalam berbagai strategi bisnis yang berhasil. Banyak strategi jitu yang menyertakan unsur-unsur berikut ini di dalamnya.

Harga dan kualitas

Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula.

Cakupan jajaran produk

Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memuungkinkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada gilirannya akan memberi untung pada konsumen. Namun sebaliknya, sebuah jajaran produk yang sedikit memungkinkan Anda untuk menggali potensi produk tersebut dengan lebih dalam, mungkin termasuk banyak alternatif untuk jenis produk yang sama. Variasi produk yang sedikit juga bisa disandingkan dengan keahlian yang seksama.

Produk canggih

Kita bisa menerapkan strategi penawaran produk yang paling canggih sebagai strategi bisnis. Biasanya produk-produk dengan teknologi terkini memiliki harga yang lebih mahal dibanding produk yang telah ketinggalan jaman.

Produk trendi

Produk-produk yang bergaya bisa dijual dengan harga premium tetapi juga membutuhkan biaya desain yang lebih tinggi dan lebih berisiko karena keharusan membeli dengan harga yang lebih mahal.

Produk yang terkustomisasi

Salah satu dari strategi yang paling tidak berisiko untuk usaha kecil ialah dengan menawarkan sejumlah kustomisasiyang biasanya tidak bisa disediakan pabrikan/ korporat besar. Dengan begitu, usaha kecil bisa membedakan penawaran mereka dari tawaran yang sudah baku dari perusahaan yang lebih besar.

Ceruk pasar

Menawarkan produk atau jasa yang unik yang memenuhi kebutuhan konsumen di sebuah ceruk pasar yang masih terabaikan ialah strategi lain yang berisiko rendah yang bisa dilakukan usaha kecil. Biasanya volume produk yang lebih kecil membutuhkan biaya operasi yang lebih besar tetapi kompetisi yang lebih rendah bisa menjadi kompensasi dari biaya tersebut.

Layanan

Siasat lain yang bisa diterapkan ialah menyertakan sebuah layanan berkualitas saat menjual sebuah produk. Cara ini diyakini akan dapat membedakan bisnis Anda dari para pesaing yang hanya menawarkan sedikit atau bahkan tidak menawarkan layanan tambahan sama sekali. (*/Entrepreneur.com)

http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/16377-unsur-unsur-penyusun-strategi-bisnis.html

4 Strategi Penentuan Harga

Views :1285 Times PDF Cetak E-mail
Sabtu, 28 April 2012 15:16
bisnis_plan0212Terdapat berbagai cara dalam menentukan harga. Masing-masing cara tersebut digunakan di situasi yang berbeda. Pasalnya, harga merupakan faktor yang menentukan dalam menentukan sukses bisnis Anda.

Penentuan harga yang optimal tidak hanya tergantung pada ongkos produksi yang Anda keluarkan dalam memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor seperti kompetitor, suplier, dan ketersediaan barang pengganti turut andil dalam menentukan harga. Berikut akan kami sampaikan berbagai strategi harga yang digunakan di situasi yang berbeda:

Biaya tambah mark up

Dengan strategi ini, Anda menentukan profit yang diinginkan sebelum menentapkan harga. Metode ini membantu Anda fokus pada profit, tapi dapat juga menyebabkan harga diluar harapan konsumen dan harga dari perusahaan saingan.

Harga bersaing

Dalam menetapkan harga yang bersaing di pasar, Anda harus melihat harga yang ditawarkan kompetitor dan menggunakannya sebagai patokan untuk menetapkan harga produk Anda. Strategi Anda akan menentukan apakah harga Anda setara, sedikit di bawah, atau sedikit di atas pesaing.

Price skimming

Metode ini dapat Anda gunakan jika mempunyai produk yang unik dan tidak memiliki barang penganti.  Harga yang ditentukan tinggi, sehingga memberikan margin yang tinggi bagi penjual. Pembelinya adalah mereka yang mau membayar karena keunikan produk tersebut. Dalam hal produk kebutuhan pokok, konsumen tidak memiliki pilihan lain. Seringkali, price skimming adalah strategi jangka pendek saat pesaing juga memasarkan produk yang sama, harga diturunkan.

Penetration pricing

Metode ini merupakan lawan dari price skimming. Harga ditentukan di bawah biaya dengan tujuan mendapatkan market share yang besar. Karena penetrasion price tidak mencakup biaya, ini juga strategi sementara. Karena strategi ini menguntungkan, konsumen harus bersedia membayar harga normal, harga yang lebih tinggi.(*/dari berbagai sumber)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/175-penjualan-dan-pemasaran/16420-4-strategi-penentuan-harga.html

3 Kiat Menanyakan Pertanyaan yang Lebih Baik dalam Rapat

Views :403 Times PDF Cetak E-mail
Sabtu, 28 April 2012 20:51
Bagi para pemimpin yang ingin bekerja dengan efektif, mereka harus berkomunikasi dengan jujur pada orang lain: investor, laporan langsung, rekan sesama pemimpin. Menanyakan pertanyaan yang baik tak hanya bisa membantu Anda menemukan informasi penting tetapi juga menjadi pondasi untuk kerjasama. Sering kali yang terpenting bukan apa yang Anda tanyakan tetapi bagaimana Anda menanyakannya.
Berikut ini ialah 3 kiat untuk meningkatkan efektivitas cara Anda menanyakan pertanyaan dalam rapat:
  1. Bersikap ingin tahu: Hanya berbicara tidak membuat Anda menjadi pemimpin yang efektif. Bersikaplah ingin tahu dan tanyakan mengenai topik-topik yang penting bagi Anda dan bagi orang yang Anda ajak bicara.
  2. Bersikap terbuka: Gunakan “apa”, “bagaimana”, dan “mengapa” dalam bertanya. Jangan hanya tanyakan mengenai acara-acara tetapi juga tentang pikiran dan motivasi juga.
  3. Gali lebih dalam: Jangan terima begitu saja jawaban pertama yang Anda dapatkan. Tanyakan pertanyaan lanjutan untuk dapatkan detil lebih banyak dan mendapatkan kebenaran. (*AP)
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/183-hrd/16423-3-kiat-menanyakan-pertanyaan-yang-lebih-baik-dalam-rapat.html

Friday, April 27, 2012

Resep Membuat Merek Anda Konsisten

Views :851 Times PDF Cetak E-mail
Jumat, 27 April 2012 08:56
CE-logoBrand atau merek merupakan ciri yang membedakan bisnis Anda dengan bisnis orang lain. Merek menunjukkan konsep dan cara Anda melakukan suatu bisnis. Lebih dari itu, merek juga merupakan cara Anda dalam berkomunikasi dengan dunia. Ibarat memasak, menciptakan suatu merek dengan komposisi yang sempuna, memerlukan kecermatan bahan dan cara mengolahnya.

Dalam membuat merek yang berhasil pada media komunikasi internet, pastikan Anda telah membangun reputasi yang kuat. Selain itu, merek Anda juga harus konsisten, dalam artian berada pada jalur yang jelas. Bagaimana caranya? Simak lima langkah berikut untuk mencapai branding yang konsisten.

1. Gunakan gambar, logo, dan gaya penulisan yang sama di semua media komunikasi
Merek, umumnya dikaitkan dengan kemampuan menggambarkan atau mendeskripsikan bisnis secara visual, padahal sebenarnya lebih dari itu. Merek seharusnya dapat mewakili cara Anda dalam melihat poduk Anda. Cara inilah yang harus sampai ke persepsi orang lain. Jadi, pastikan Anda menggunakan elemen-elemen yang konsisten untuk semua media Anda.

Artinya, desain grafis untuk semua materi promosi harus konsisten. Pastikan logo perusahaan Anda tersiar dengan warna, tipografi, dan pencitraan yang seragam. Media yang anda gunakan misalnya berupa e-mail, iklan pada situs jaringan sosial internet, maupun berupa materi cetakan. Gunakan logo atau foto Anda sebagai avatar, gantilah semua ikon yang bukan ikon bisnis Anda, supaya pembaca tahu siapa yang membuat posting tersebut.

Tentukan pesan utama bisnis Anda. Buatlah narasi yang optimistis, cerdas, serius, dapat dipercaya, serta meyakinkan. Dalam berkomunikai dengan pembaca Anda, gunakanlah bahasa dan nada yang mudah mereka terima, sehingga mereka akan mudah mengingatnya.

Merek Anda sebaiknya mewakili kebutuhan dan sasaran khalayak. Tentukan kata kunci yang dapat membuat khalayak teringat pada bisnis Anda. Perjelas jenis produk Anda, apakah berupa barang atau jasa. Banyak orang hanya tergoda untuk menggunakan media pemasaran yang sedang tren misalnya dengan menggunakan Twitter atau Facebook. Tapi jangan terkecoh. Lebih dari itu, isi iklan Anda harus konsisten dengan pesan yang sama.

2. Kelola dengan baik orang-orang yang mewakili nilai merek Anda
Yang dimaksud di sini adalah karyawan, staf pemasaran, atau siapapun yang berkomunikasi dengan pelanggan untuk menyampaikan pesan merek Anda. Ini adalah hal penting, terutama jika Anda mempekerjakan orang-orang tertentu untuk membuat posting di internet atas nama Anda atau merek Anda.

Membuat posting iklan atau blog di portal memang bisa jadi hal yang mudah. Namun jika tidak terkonsep dengan baik, justru bisa membahayakan bisnis Anda. Luangkan waktu untuk mendiskusikan tujuan Anda dengan tim Anda. Dan ingat, Anda tidak harus menggunakan semua media pemasaran di internet. Teliti dan cermatlah tentang kondisi pelanggan Anda, apakah mereka umumnya pengguna internet atau bukan.

3. Pisahkan akun pribadi dengan akun profesional
Misalnya Anda punya akun pribadi di Facebook. Di akun Anda itu Anda punya jaringan teman, keluarga, dan masyarakat umum. Lalu rekan bisnis Anda  menemukan akun pribadi Anda itu. Seiring perkembangan waktu, akun pribadi Anda akan banyak membicarakan bisnis. Tapi kontennya jadi campur aduk dan tidak sesuai lagi dengan tujuan bisnis, karena di sana Anda akan perlu mengatur bisnis dan mengatur relasi dengan keluarga dan teman sepergaulan. Akun Anda akan kelihatan berantakan. Rasanya tidak lucu jika klien bisnis Anda disuguhkan foto keluarga saat Anda libuan di pantai. Bisnis Anda jadi tidak terurus dan tidak terfokus.

Jadi, buatlah akun terpisah. Anda perlu merancang kesan yang berbeda untuk bisnis Anda, dan secara bersamaan tetap mengatur relasi dengan pelanggan. Hormati pelanggan Anda, dan jangan sampai mereka justru jadi lebih tertarik dengan hal-hal pribadi Anda. Anda memang perlu (bahkan harus) menunjukkan beberapa sisi kepribadian Anda kepada mereka, karena hal itu merupakan bagian dari brand yang Anda jual. Tapi lakukanlah sebatas hanya memberi tahu tentang dunia bisnis, pekerjaan, dan keahlian industri Anda.

4. Gabungkan media pemasaran surat elektronik dengan media lain
Buatlah posting yang konsisten dengan pesan merek Anda. Publikasikanlah kisah sukses pelanggan Anda. Dalam ilmu komunikasi pemasaran, tidak ada cara yang lebih efektif dibanding testimoni kisah kesenangan pelanggan Anda dalam menggunakan brand Anda.

5. Pantau respon pembaca
Perhatikanlah, apakah bisnis Anda sesuai dengan merek yang Anda janjikan? Anda harus sering-sering mengecek website, situs jaringan sosial, atau blog. Perhatikan komentar positif dan negatif mereka tentang bisnis Anda. Coba ketik di mesin percari nama merek Anda dengan kata kunci ‘review’ atau ‘komentar’. Setelah itu lihat apa yang pembaca katakan tentang bisnis Anda, tentang industri Anda, dan tentang pesaing Anda.

Anda perlu memperkuat brand dalam semua media komunikasi. Cara ini akan membantu pelanggan Anda dalam memahami manfaat yang Anda tawarkan, dan apa keunggulan bisnis Anda. Pastikan semua koki di dapur Anda mampu mewakili merek Anda secara konsisten untuk semua media. Jika mereka berhasil mengelolanya, bisnis Anda dijamin akan cepat berkembang, dan akan semakin banyak pelanggan yang puas.

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/175-penjualan-dan-pemasaran/16378-resep-membuat-merek-anda-konsisten.html

Thursday, April 26, 2012

Mengatasi Risiko Bisnis


Views :1242 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 26 April 2012 10:40
biz_risk1Banyak orang berpendapat, bahwa salah satu ciri entrepreneur yaitu berani mengambil risiko. Seorang entrepereneur dapat melihat risiko jika ia keluar dari zona nyaman, dan masuk ke dalam zona baru yang penuh dengan ketidakpastian. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah, bahwa seorang entrepreneur sukses bukanlah orang yang hanya sekadar berani mengambil risiko. Lebih dari itu, mereka juga harus bisa mengelola segala risiko menjadi sebuah peluang baru yang menguntungkan.

Memulai usaha memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan keberanian dan strategi bisnis yang matang, sebelum akhirnya masuk ke zona yang serba tak pasti ini. Semua peluang bisnis memang memiliki risiko, walaupun tingkat risiko yang dimiliki berbeda-beda. Ada usaha yang berisiko besar, dan ada pula yang risikonya kecil, namun bukan berarti risiko-risiko tersebut tidak bisa diatasi dan diminimalisasi. Bagaimana cara mengatasi atau mengurangi risiko bisnis? Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan.

1. Sebelum memulai usaha, sebaiknya Anda melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang mungkin akan muncul di tengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan di masa depan. Salah satu risiko yang sering menghambat adalah risiko peningkatan persaingan bisnis.

2. Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skil dan minat yang Anda miliki. Jangan sampai Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan tren yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skil dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala risiko yang muncul di tengah perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala risikonya.

3. Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu Anda untuk menentukan langkah-langkah yang dapat membuat usaha Anda berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya risiko yang tidak diinginkan.

4. Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan risiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang berisiko besar, jika modal usaha yang Anda miliki juga masih terbatas.

5. Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreativitas. Dengan keteguhan hati serta kreativitas mencipta ide-ide baru, kesuksesan usaha akan mudah dicapai. Jika Anda mampu memenuhi syarat ini, segala risiko yang muncul, akan bisa Anda atasi dengan baik.

6. Carilah informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah risiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya tren pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena risikonya cukup besar.

7. Ketahui tingkat kebutuhan masyarakat akan produk Anda. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka risiko bisnis akan semakin kecil, setidaknya risiko dalam memasarkan produk.

Dari informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua risiko bisnis dapat diatasi dengan kejelian, ketekunan dan kreativitas. Oleh karena itu, tingkatkan kemampuan dan pengetahuan Anda dalam menjalankan usaha, agar segala risiko yang muncul di tengah perjalanan tidak sampai merugikan bisnis Anda. (*/dari berbagai sumber/AS)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/16357-mengatasi-risiko-bisnis.html

10 Ide Startup yang Ramah Lingkungan


Views :218 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 25 April 2012 10:11
Bagi Anda yang sedang mencari ide-ide startup atau usaha baru yang sedang tren sekarang ini dan lebih tahan krisis, pertimbangkanlah semua hal yang berhubungan dengan penghematan energi, pelestarian lingkungan atau solusi untuk masalah pemanasan global. Ini sangat potensial bagi para entrepreneur Gen-Y (millenial, mereka yang lahir 1980 dan seterusnya) yang memiliki passion atau setiap generasi muda yang ingin memulai bisnis, atau bahkan generasi baby boomer yang masih ingin berkarya dan berkontribusi di perjalanan karirnya yang sudah lama.

Di Amerika Serikat yang perekonomiannya masih belum pulih benar, celah peluang bisnis di sektor energi seperti ini mendapatkan perhatian yang relatif lebih banyak. Para investor sangat memperhatikan startup-startup yang mampu memberikan inovasi dalam berbagai masalah energi penduduk dunia saat ini. Di Indonesia, masalah penghematan energi juga telah menjadi isu yang krusial. Sehingga Anda sebagai entrepreneur Indonesia perlu juga mencermati peluang bisnis di sektor energi ini. Melakukan hal yang benar harus juga mendatangkan untung dan kompetitif jika nantinya ingin menjadi sebuah usaha yang berkelanjutan, tak hanya melejit sekarang tetapi meredup dan lenyap setelah tren menghilang.


Berikut ini merupakan 10 tema besar yang bisa menjadi ide bisnis yang menguntungkan bagi Anda selain juga menyelamatkan bumi dan masa depan umat manusia.

1. Kurangi, gunakan kembali, daur ulang: Pikirkan bagaimana mendaur ulang agar menguntungkan secara ekonomi berbagai barang yang kita pakai sehari-hari, seperti gadget yang sudah tidak digunakan lagi, dan sebagainya. Temukan cara yang bertanggung jawab untuk mengolah sampah obat-obatan yang sudah lama dan kadaluarsa. Hasilkan energi dari barang yang Anda daur ulang.

2. Pertanian yang berkelanjutan: Singkirkan bahan beracun dari pembunuh serangga, pemusnah rerumputan liar dan produk -produk lainnya yang digunakan dalam pertanian kita dan kurangi bahan kimia berbahaya dalam berbagai bahan makanan kita. Kesadaran masyarakat akan bahaya residu bahan kimia dalam makanan yang mereka konsumsi juga makin meningkat akhir-akhir ini. Ini menjadi sebuah peluang baru.

3.Konservasi sumber daya alam dan margasatwa: Tanam kembali lahan yang gundul untuk meningkatkan kualitas air, dan mengembalikan hutan alami. lindungi hewan yang terancam oleh manusia untuk mengembalikan seleksi alam alami dan keseimbangan lingkungan seperti semula.

4. Energi terbarukan: Hasilkan listrik dari sumber energi terbarukan yang lebih sedikit mengotori lingkungan untuk menggerakkan setiap kegiatan kita sebagai manusia modern, jual energu terbarukan tersebut kepada masyarakat atau perusahaan yang membutuhkannya dan bangun impian hunian yang ramah lingkungan, minimalkan penggunaan bahan bakar fosil dan sebagainya.

5. Transportasi alternatif: Alternatif di sini bisa berupa kendaraan bertenaga baterai yang dihasilkan angin hingga kendaraan bertenaga nuklir, bertenaga gelombang, bertenaga air pasang, bertenaga panas bumi , bertenaga sinar matahari untuk berbagai kegunaan berbeda di seluruh dunia.

6. Peralatan yang super efisien: Teknologi dalam rumah bisa juga dirancang untuk lebih hemat energi. Bayangkan sebuah pemanas air dan pompa air, pendingin udara, lampu rumah, dan peralatan rumah tangga lainnya yang bisa menghemat konsumsi energi hingga separuhnya atau lebih dari itu. Orang kini lebih menyukai peralatan yang awet dan hemat energi meski harganya relatif lebih tinggi karena mereka makin sadar penghematan energi merupakan investasi jangka panjang.

7. Makanan organik: Ini bsia dilakukan baik dalam bentuk bisnis besar hingga lahan pertanian yang relatif kecil dan membantu masyarakat utnuk bisa lebih Mandiri dalam hal pangan dan lebih mencintai produk pangannya sendiri daripada pangan impor.

8. Makanan cepat saji yang lebih sehat: Restoran cepat saji memiliki reputasi buruk selama ini karena kandungan gizi makanan mereka yang kurang seimbang. Ini bisa Anda anggap sebagai celah peluang yang harus dimanfaatkan. Anda bisa mendirikan sebuah rumah makan atau restoran waralaba yang menyajikan makanan cepat saji yang lebih menyehatkan, meski tak sepenuhnya sehat seperti makanan segar. Satu produsen mie instan misalnya menangkap sinyalemen kecemasan masyarakat terhadap keamanan mengkonsumsi mie instan dengan mengeluarkan produk yang berbahan dasar lebih sehat dan cara pengolahan yang lebih baik. Dan produk tersebut mulai mendapat tempat di hati masyarakat.

9. Selamatkan lingkungan hidup di bumi: Pemanasan global, polusi air dan udara, dan pengurangan konsumsi energi hanya beberapa di antaranya.

10. Bangunan berkonsep hijau: Banyak ide yang berkaitan dengan upaya menjadikan hunian kita makin hemat energi dan ramah lingkungan, dari perbaikan kecil seperti pemilihan cat yag dipakai hingga yang besar seperti bagaimana memilih dan memasang panel surya penghasil listrik.

Terdapat banyak program di luar sana untuk membantu perusahaan-perusahaan menanamkan konsep hemat energi dan ramah lingkungan dalam setiap kegiatannya yang pada dasarnya mampu menggenjot keuntungan jangka panjang. (*AP)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/ide/16324-10-ide-startup-yang-ramah-lingkungan.html

7 Alasan Para Eksekutif Korporat Gagal dalam Startup

Views :238 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 26 April 2012 11:37
ceoEksekutif jajaran atas atau menengah dalam perusahaan yang terbiasa bekerja dalam perusahaan besar sering memandang iri para entrepreneur yang bekerja untuk stratup dan bermimpi betapa mudah dan menguntungkannya mengelola sebuah startup kecil tempat Anda bisa melihat gembaran keseluruhannya dan tampaknya Anda memiliki kendali penuh. Di dalam kenyataannya, sangat sedikit sekali pekerja profesional yang berprestasi atau eksekutif sukses yang dulunya bekerja di korporasi besar yang berhasil berkembang maksimal dalam lingkungan startup terutama yang berada pada tahap awal perintisan.

Pekerjaan seorang eksekutif perusahaan besar sangat berbeda dari pekerjaan eksekutif dalam perusahaan skala kecil. Budaya kerjanya berbeda, ketrampilan yang dibutuhkan juga berbeda, dan pengalaman dari satu pihak bisa berbeda jauh dari pengalaman pihak lain.

Michael Frank dalam sebuah artikel Harvard Business  Review yang ditujukan bagi para eksekutif mengemukakan 7 masalah yang harus dihadapi oleh eksekutif korporasi besar yang ingin sukses berwirausaha dalam startup/ usaha baru.

Ketrampilan yang tidak diperlukan
Dalam perusahaan besar, kemampuan untuk menjalin dan membangun pengaruh untuk mengarahkan sumber daya yang ada ke tempat yang diperlukan dianggap penting. Namun tak demikian halnya dalam startup kecil. Ketrampilan ini ‘membunuh’ Anda dalam perusahaan yang lebih kecil karena sumber daya yang terlalu banyak bisa berakibat negatif.

Lupakan staf dan pengawal
Satu hal yang harus disadari oleh para mantan eksekutif korporasi besar jika ingin bertahan dalam lingkungan startup ialah kenyataan bahwa mereka awalnya harus nyaman untuk mengerjakan semua hal sendirian. Dari tukang sapu kantor hingga direktur, semua posisi itu bisa disandang oleh satu orang dalam sebuah startup baru.

Jika Anda mengeluhkan ketiadaan staf atau pegawai yang bisa membantu meringankan beban pekerjaan, risikonya bisa jadi pembengkakan biaya dan pengeluaran yang mengalihkan ushaa dari penciptaan nilai yang lebih krusial.

Jangan pernah menyembunyikan kesalahan
Dalam perusahaan besar, menyembunyikan kesalahan kita dengan melimpahkannya pada bawahan atau rekan kerja bisa menjadi ‘solusi’ saat keadaan memburuk. Namun di startup, tidak demikian keadaannya. Saat Anda melakukan kesalahan, tak peduli posisi Anda, Anda harus mengakuinya dengan ksatria karena kejujuran dan keberanian untuk mengakui kesalahan sendiri akan memupuk iklim kerja yang penuh kepercayaan dan persatuan, apalagi jika Anda memiliki rekan kerja dalam startup tersebut.

Tak ada waktu untuk kelambanan
Dalam perusahaan besar, kecepatan dalam melangkah tidak terlalu menjadi masalah krusial dalam menentukan keberhasilan. Ini karena korporasi besar umumnya memiliki lapisan birokrasi yang banyak dan keuangan yang lebih mantap, tetapi di startup yang jauh lebih kecil, Anda tidak bisa melakukannya. Anda harus tetap melaju cepat di depan perusahaan-perusahaan besar tersebut jika tidak ingin terlindas oleh ‘mesin-mesin’ raksasa mereka.

Bersikap selektif dalam pemecahan masalah
Para manajer dalam perusahaan besar sering mendapatkan peluang untuk memikirkan tantangan di masa depan jika keadaan sedang stabil. Di startup, entrepreneur hanya memiliki sedikit waktu untuk itu, hanya ada sedikit sekali waktu untuk melakukan perencanaan masa depan seperti itu.

Membiasakan diri dengan penyusunan anggaran yang berubah-ubah
Perusahaan besar biasanya beroperasi dengan anggaran yang disusun setahun sekali, dan sering penyusunan anggaran itu sudah dilakukan berbulan-bulan sebelum mulainya tahun fiskal.  Dalam startup, keuangan tidak dijalankan berdasarkan sebuah anggaran tahunan yang sudah dibuat sebelumnya. Bisa jadi anggaran itu terus berubah seiring keadaan, atau dibuat dalam jangka waktu yang lebih pendek, misalnya bulanan.

Pahami bahwa pengaruh harian Anda besar pada bisnis
Sebagai entrepreneur, perlu disadari adanya tanggung jawab yang lebih besar. Jika keputusan Anda salah, semua usaha bisa runtuh. Jika Anda membuat keputusan yang benar, usaha Anda akan melaju lebih kencang dan meraup lebih banyak untung. Banyak keputusan hidup-mati yang harus dihadapi oleh entrepreneur dalam sebuah startup, ini jarang dihadapi oleh eksekutif dalam perusahaan besar. (*AP)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/16362-7-alasan-para-eksekutif-korporat-gagal-dalam-startup.html

Wednesday, April 25, 2012

Tujuh 'Dosa Besar' dalam Berinvestasi

Rabu, 25/04/2012 07:13 WIB

Metta Pranata - detikFinance


Jakarta - Sebagai seorang investor, siapakah musuh terbesar Anda? Jawabannya, diri Anda sendiri. Mengapa? Karena Anda mudah tergoda dan jatuh ke dalam godaan.

Entah Anda itu termasuk investor yang terlalu sering bertransaksi, atau investor yang underperform dalam pengelolaan dana investasi. Disiplin diri dalam berinvestasi merupakan aset terbaik, sebaliknya kekurangan disiplin diri merupakan resiko terbesar Anda.

Ada tujuh dosa dalam berinvestasi dan mungkin Anda pernah melakukan ketujuhnya. Anda ingin berubah jadi investor yang lebih baik di masa depan? Inilah tujuh hal yang harus Anda hindari menurut penulis Motley Fool - Harvey Jones, dilansir dari Sydney Morning Herald, Rabu (25/4/2012).

1. Kemarahan
Emosi menutup kejernihan penilaian. Saat marah, Anda tidak bisa melihat hal lain dengan jernih. Banyak alasan dan penyebab investor emosi. Mungkin Anda baru saja mengalami perceraian yang mahal, membeli produk investasi terburuk atau melewatkan kesempatan bagus.

Anda marah dan untuk menutupi kerugian, Anda memutuskan lebih agresif. Jadi Anda melakukan hal-hal gila seperti trading valas, logam mulia atau mempertaruhkan uang Anda untuk penambang spekulatif beresiko tinggi. Selalu ada waktu dan tempat untuk investasi agresif, tapi ingat segalanya harus dilakukan dengan kepala dingin.

2. Serakah
Inilah dosa terberat investor. Serakah membuat Anda melepaskan investasi jangka panjang dengan imbal hasil layak untuk sebuah investasi saham fluktuatif. Keserakahan membuat beban investasi Anda semakin berat dengan berbagai potongan dan pajak karena Anda 'lari-lari' ke berbagai sektor investasi dan jenis saham.

Serakah itu tidak baik dan sejarah jadi bukti bahayanya keserakahan. Anda harus mampu mengekang insting manusia paling dasar ini jika ingin jadi investor sukses jangka panjang.

3. Lamban
Mungkin lamban merupakan salah satu dosa yang paling ringan. Investor lamban punya beberapa keuntungan. Mereka bisa menghemat biaya perantara dan pajak. Mereka menghindari membuat keputusan yang tergesa-gesa, misalnya menjual atau membeli saham buru-buru.

Tapi lamban berinvestasi bukan strategi pintar jika Anda tidak memanfaatkan waktu itu untuk riset baik buruknya produk investasi sebelum membeli. Atau terlalu malas hingga pengelolaan dana Anda terus-terusan underperform. Mau tetap lamban atau tumbuh, pilihan ada di tangan Anda.

4. Angkuh
Jika Anda pikir keberuntungan mengalir di dalam darah Anda, punya rahasia untuk kaya raya dari modal receh atau bisa menaklukkan pasar setiap tahunnya tanpa kegagalan, bersiaplah untuk terpuruk. Pasar modal itu kejam, tidak ada orang yang tahu segalanya. Jadi apa yang membuat Anda spesial dan merasa paling hebat?

5. Nafsu
Pasti Anda pernah merasakan ini ketika mendengar investasi yang menjanjikan pertumbuhan 10%, saham yang sedang ngetren, tambang emas baru atau dana yang bisa menghasilkan imbal dua kali lipat. Berinvestasilah dengan cerdas. Ingat, itu hanya nafsu sesaat.

6. Iri
Memangnya kenapa jika ada orang yang bisa membeli emas seharga US$ 600 per ons atau untung banyak karena sahamnya sedang naik? Setiap orang harus bisa mendapat penghasilan dari investasinya. Tunggu saja jika belum berhasil, kali ini bukan giliran Anda. Sabar, jangan iri atau buru-buru mengikuti strategi mereka. Nanti juga akan tiba giliran Anda.

7. Rakus
Pasar modal menawarkan berbagai pilihan yang menggiurkan. Dari yang menjanjikan imbal hasil tinggi, eksotisnya minyak, hingga logam mulia yang menyilaukan. Anda harus memilih dengan cermat. Pilih yang sesuai dengan selera investasi Anda dan yang benar-benar Anda mengerti. Lalu tinggal fokus untuk mengembangkannya. Tidak ada yang suka dengan orang rakus.

(ang/ang)
Sumber:
http://finance.detik.com/read/2012/04/25/071353/1900731/479/tujuh-dosa-besar-dalam-berinvestasi

Bisnis Florist, Risiko Tinggi dengan Laba Besar

Views :253 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 25 April 2012 09:13
florist0412Sekilas bisnis florist tampaknya berisiko tinggi bagi pemula. Sifat bunga yang cepat layu jadi penyebabnya, padahal belum tentu ada pesanan datang.

Tapi risiko ini sebenarnya cukup sepadan jika melihat keuntungannya. Harga karangan bunga yang paling murah sudah mencapai Rp500.000. Padahal nilai bahan bakunya tidak sampai lebih dari Rp100.000.

Untuk memulai usaha di kios, bahan baku berupa bunga harus tersedia untuk meyakinkan konsumen. Namun beda lagi jika usaha sudah dipasarkan secara online. Pengusaha florist online dapat membeli bunga jika pesanan sudah datang.

Pengusaha florist biasanya memulai usaha dengan menyetor uang secara periodik pada agen bunga. Mereka hampir dipastikan bisa cepat balik modal karena harga produk florist yang tinggi dan pesanan yang terus berdatangan. (*/dari berbagai sumber/AS)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/16320-bisnis-florist-risiko-tinggi-dengan-laba-besar.html

Mengapa Harus Menyusun Business Plan?

Views :331 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 25 April 2012 11:02
business-analysisMayoritas entrepreneur atau calon entrepreneur setidaknya pernah mencoba untuk menyusun sebuah business plan yang baik. Namun, apakah mereka pernah mempertanyakan alasan penyusunan sebuah business plan? Apakah Anda sendiri sebagai entrepreneur telah memahami alasan penulisan sebuah business plan? Apakah Anda juga sadar konsekuensi apa yang bisa terjadi jika Anda memulai bisnis tanpa sebuah business plan yang tersusun rapi?

Sebuah ungkapan menarik dikemukakan oleh Dwight E. Eisenhower , presiden ke 34 Amerika Serikat, bahwa rencana itu tidak memiliki harga atau manfaat tetapi perencanaan adalah segalanya. Kita bisa simpulkan dari pernyataan Esienhower pula bahwa sebaik apapun rencana yang sudah kita susun tidak akan ada gunanya jika tidak diiringi eksekusi yang baik dan perencanaan juga penting artinya jika Anda menginginkan sebuah bisnis yang berkelanjutan, yang langgeng.

Mari kita menelaah lebih lanjut sejumlah alasan mengapa business plan mesti disusun. Dengan demikian Anda menyadari pentingnya business plan dan jika Anda memutuskan untuk tidak membuat, Anda juga menyadari konsekuensinya kelak. Apapun yang Anda pilih, membuat atau tidak membuat business plan, pastikan itu merupakan pilihan yang sadar, bukan karena mengikuti formalitas belaka atau menuruti kemalasan untuk berpikir ke depan. Berikut merupakan uraian yang disampaikan oleh Joseph Hadzima dari MIT Sloan School.

Pemahaman atas bisnis sendiri
Aneh tetapi nyata, tetapi kita kadang menjumpai seorang entrepreneur yang bahkan kebingungan saat ia harus menjelaskan usaha yang ia jalankan sehari-hari. Dengan menyusun business plan yang baik, ternyata seorang entrepreneur ‘dipaksa’ untuk memahami bisnisnya sendiri sebelum membuat orang lain paham dan tertarik dengan bisnis tersebut.

Kebutuhan untuk pendanaan
Pendanaan atau investasi memerlukan sebuah naskah tertulis untuk bisa ducermati oleh pihak yang ingin berinvestasi. Mungkin pihak tersebut bisa juga mewawancarai Anda secara langsung tetapi keterbatasan waktu dan tempat kadang memaksa mereka untuk membuat keputusan beradasarkan business plan yang mereka baca.

Kemitraan strategis
Saat ingin bermitra, hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah menyodorkan kontak berupa kartu nama tentunya, tetapi kadang itu belum cukup. Calon mitra Anda membutuhkan sesuatu yang bisa mereka teliti agar mereka membuat keputusan yang tepat dan tidak menyesal di kemudian hari. Di sini, salinan business plan bisa Anda serahkan pada mereka.

Penjelasan kepada pemasok/ pelanggan
Seringkali keseriusan seorang pebisnis dalam menjalankan usaha ditentukan apakah ia melakukan perencanaan dalam bisnisnya atau tidak. Bagi para pemasok dan pelanggan, business plan dapat mencerimnkan tingkat kseriusan Anda dalam berbisnis. Mereka tidak mungkin berbisnis dengan perusahaan yang terkesan abai dengan perencanaan masa depannya sendiri. ini karena apa yang terjadi pada Anda bisa juga berpengaruh pada mereka kelak.

Upaya menarik sosok penting
Figur penting seperti Venture Capitalist (VC), mentor, dan sebagainya biasanya merupakan sekumpulan orang-orang sibuk dengan waktu yang terbatas untuk sekadar berbincang mengenai bisnis seseorang. Business plan memudahkan mereka untuk memahami pandangan Anda, visi dna misi bisnis, dan lain sebagainya. (*AP)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencana-bisnis/16328-mengapa-harus-menyusun-business-plan.html

Mengenal Hak yang Melekat pada Properti


Views :112 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 25 April 2012 10:44
rumah_mungil0312Ketika menyebutkan hak apalagi dalam properti, bisa diartikan properti tersebut merupakan “kepunyaan” seseorang, baik pribadi maupun kelompok. Lewat hak pula, si pemilik properti dapat terjamin melakukan segala sesuatu terkait propertinya.

Ada lima jenis hak yang melekat pada suatu properti, yakni hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan hak pengelolaan. Simak pemaparannya berikut ini:

Hak milik

Hak milik, seperti yang tercantum dalam pasal 20 ayat 1 UU Pokok Agraria, adalah hak turun termurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial.

Karakteristik dari hak milik antara lain, hak induk terhadap hak-hak kebendaaan yang lainnya, hak selengkap-lengkapnya ditinjau dari kuantitas, hak yang sifatnya tetap tidak hilang karena hak-hak lainnya, hak yang mengandung inti dari semua hak yang lainnya.

Terkait hak milik, jangka waktunya tidak dibatasi. Obyek hak adalah tanah pertanian dan bukan pertanian (peruntukan). Subyek hak adalah perorangan warga negara Indonesia. Badan hukum yang ditunjuk antara lain bank pemerintah. Hak milik dapat beralih dan dialihkan serta dapat dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan utang.

Hak guna bangunan

Menurut UU Pokok Agraria, pasal 35 ayat 1, hak guna bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri. Obyek hak ini adalah tanah untuk mendirikan bangunan, subyeknya adalah hak perorangan WNI dan badan hukum Indonesia.

Hak guna bangunan atas tanah negara diberikan dengan keputusan pemberian oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau pejabat yang ditunjuk. Biasanya jangka waktu yang diberikan selama 30 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 20 tahun. Permohonan perpanjangan atau pembaruan hak harus diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu HGB tersebut.

Hak guna usaha

Hak guna usaha (HGU) menurut pasal 28 ayat 2 UU Pokok Agraria, adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara. Obyek hak adalah tanah yang diusahakan dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan dengan luas minimum 5 hektar. Sementara untuk perseorangan maksimum 25 hektar. Untuk badan usaha luas maksimum ditetapkan oleh menteri.

Subyek dari hak ini adalah WNI dan badan hukum Indonesia. Jangka waktu penggunaannya adalah maksimum 35 tahun, serta dapat diperpanjang 25 tahun. Permohonan perpanjangan atau pembaruan hak harus diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu HGU tersebut.

Hak guna usaha dapat beralih dan dialihakan, serta dapat dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan utang.

Hak pakai

Menurut pasal 41 dalam UU Pokok Agraria, hak pakai merupakan hak menggunakan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara. Atau tanah milik orang lain yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dngena pemilik tanah.

Subyek dari hak pakai adalah WNI dan Warga Negara Asing (WNA) yang berkedudukan di Indonesia, badan hukum Indonesia, badan hukum asing yang berkantor di Indonesia, perwakilan asing serta badan-badan pemerintah.

Jangka waktu hak pakai atas tanah paling lama 25 tahun dan dapat diperpanjang maksimum 20 tahun.

Hak pengelolaan

Hak pengelolaan memiliki jangka aktu yang tidak terbatas. Obyeknya adalah tanah untuk pertanian dan bukan pertanian. Subyek hak ini adalah pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD. (*/Kompas.com)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/164-umum/16326-mengenal-hak-yang-melekat-pada-properti.html

Tiga Jalan Mengumpulkan Modal Usaha

Views :380 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 25 April 2012 14:36
modal0412Salah satu faktor penting yang diperlukan untuk membuka usaha adalah modal. Modal yang diperlukan untuk usaha biasanya terbagi menjadi tiga: Modal investasi awal, Modal kerja, dan modal operasional. Namun setelah mengetahui hal ini, beberapa orang malah makin pusing. "Menghitung modal sih memang gampang. Masalahnya sekarang, gimana caranya supaya modalnya bisa terkumpul?" begitu mungkin yang Anda pikirkan.

Ini memang bahasan menarik, karena banyak orang kesulitan mengumpulkan modal usaha. Sebagai contoh, kalau seseorang ingin buka usaha laundry dengan memiliki mesin cuci sendiri, dan ia membutuhkan modal dana sebesar Rp 20 juta, sementara dananya sendiri baru Rp 3 juta, dari mana ia bisa mengumpulkan modal?

Ada tiga jalan untuk mengumpulkan modal usaha:

1. Modal sendiri

Pertama jelas, kalau Anda ingin membuka usaha, Anda bisa memakai modal sendiri. Caranya bisa dengan mengambil dari simpanan yang Anda miliki sekarang, entah dari tabungan atau deposito, atau dengan menjual aset yang Anda punya. Sebagai contoh, banyak orang yang menjual sepeda motornya untuk dijadikan modal usaha, atau menjual perhiasan yang dimiliki.

Menjual barang untuk menambah modal usaha adalah hal yang biasa. Yang paling penting, jangan merasa terlalu sayang untuk menjual beberapa aset Anda untuk menambah modal usaha. Contohnya, kalau Anda tidak mempunyai uang untuk modal usaha dan harus menjual perhiasan Anda, ya jual saja. Kelak bila usaha Anda sudah berhasil, Anda toh bisa membeli lagi perhiasan yang lebih bagus.

2. Meminjam

Meminjam uang untuk modal usaha juga sering dilakukan orang. Dengan meminjam, seringkali usaha yang memang Anda impikan bisa lebih cepat terwujud. Hal ini lebih baik daripada menunggu hingga modal terkumpul. Hanya saja, karena modal itu Anda dapatkan dengan meminjam, Anda betul-betul harus memperhatikan arus kas Anda. Ini karena Anda pasti harus mengembalikan uang yang Anda pinjam. Entah dengan mengembalikannya secara bulanan, enam bulanan, atau mungkin tahunan.

Dalam hal meminjam, bahwa banyak orang yang seringkali terlalu fokus kepada bagaimana mereka bisa mendapatkan pinjaman, tetapi tidak memikirkan apa yang bisa mereka lakukan untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Jadi, ketika meminjam, cobalah untuk memikirkan bagaimana caranya Anda bisa mengembalikan pinjaman tersebut.

Tipsnya, ketika Anda memikirkan caranya, jangan terlalu optimistis bahwa pendapatan dari usaha Anda pasti bisa langsung besar di bulan-bulan pertama. Kalau perlu, buatlah perkiraan sepesimis mungkin. Dari perkiraan yang pesimistis tersebut, Anda pasti bisa melakukan penilaian apakah pengembalian yang akan Anda lakukan nantinya bisa lancar atau tidak.

3. Kerja sama

Daripada Anda memakai dana milik Anda sendiri semuanya, atau daripada Anda meminjam, mengapa tidak mencoba menjalin kerja sama dengan orang lain? Dengan menjalin kerja sama, maka risiko usaha Anda bisa lebih kecil karena harus dibagi bersama teman-teman Anda. Cuma, keuntungan yang Anda dapatkan tentu juga harus dibagi. Artinya, risiko dibagi, keuntungan juga harus dibagi.

Sekarang masalahnya, adakah orang yang mau kerjasama dengan Anda? Itu tergantung apakah Anda bisa dengan baik menawarkan keuntungan yang masuk akal pada usaha yang Anda tawarkan. Tetapi, tawaran keuntungan saja belum cukup lho. Anda juga harus bisa memberikan pendekatan yang baik, tidak sombong pada orang-orang yang ingin Anda ajak kerjasama.

Selain itu, bila memungkinkan, penjelasan yang Anda berikan juga harus masuk akal, seadanya, dan tidak melulu memaparkan keuntungan pada orang yang ingin Anda ajak kerjasama.

Nah, sekarang, Anda sudah tahu bagaimana mengumpulkan modal untuk membuka usaha. Mudah-mudahan dari tiga pilihan tersebut di atas, Anda bisa menentukan pilihan mana yang terbaik.

*) Disarikan dari tulisan Safir Seduk, perencana keuangan yang dipublikasikan di Harian Kompas.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/16338-tiga-jalan-mengumpulkan-modal-usaha.html