Views :238 Times |
Kamis, 26 April 2012 11:37 |
Eksekutif
jajaran atas atau menengah dalam perusahaan yang terbiasa bekerja dalam
perusahaan besar sering memandang iri para entrepreneur yang bekerja
untuk stratup dan bermimpi betapa mudah dan menguntungkannya mengelola
sebuah startup kecil tempat Anda bisa melihat gembaran keseluruhannya
dan tampaknya Anda memiliki kendali penuh. Di dalam kenyataannya, sangat
sedikit sekali pekerja profesional yang berprestasi atau eksekutif
sukses yang dulunya bekerja di korporasi besar yang berhasil berkembang
maksimal dalam lingkungan startup terutama yang berada pada tahap awal
perintisan.
Pekerjaan seorang eksekutif perusahaan besar sangat berbeda dari pekerjaan eksekutif dalam perusahaan skala kecil. Budaya kerjanya berbeda, ketrampilan yang dibutuhkan juga berbeda, dan pengalaman dari satu pihak bisa berbeda jauh dari pengalaman pihak lain. Michael Frank dalam sebuah artikel Harvard Business Review yang ditujukan bagi para eksekutif mengemukakan 7 masalah yang harus dihadapi oleh eksekutif korporasi besar yang ingin sukses berwirausaha dalam startup/ usaha baru. Ketrampilan yang tidak diperlukan Dalam perusahaan besar, kemampuan untuk menjalin dan membangun pengaruh untuk mengarahkan sumber daya yang ada ke tempat yang diperlukan dianggap penting. Namun tak demikian halnya dalam startup kecil. Ketrampilan ini ‘membunuh’ Anda dalam perusahaan yang lebih kecil karena sumber daya yang terlalu banyak bisa berakibat negatif. Lupakan staf dan pengawal Satu hal yang harus disadari oleh para mantan eksekutif korporasi besar jika ingin bertahan dalam lingkungan startup ialah kenyataan bahwa mereka awalnya harus nyaman untuk mengerjakan semua hal sendirian. Dari tukang sapu kantor hingga direktur, semua posisi itu bisa disandang oleh satu orang dalam sebuah startup baru. Jika Anda mengeluhkan ketiadaan staf atau pegawai yang bisa membantu meringankan beban pekerjaan, risikonya bisa jadi pembengkakan biaya dan pengeluaran yang mengalihkan ushaa dari penciptaan nilai yang lebih krusial. Jangan pernah menyembunyikan kesalahan Dalam perusahaan besar, menyembunyikan kesalahan kita dengan melimpahkannya pada bawahan atau rekan kerja bisa menjadi ‘solusi’ saat keadaan memburuk. Namun di startup, tidak demikian keadaannya. Saat Anda melakukan kesalahan, tak peduli posisi Anda, Anda harus mengakuinya dengan ksatria karena kejujuran dan keberanian untuk mengakui kesalahan sendiri akan memupuk iklim kerja yang penuh kepercayaan dan persatuan, apalagi jika Anda memiliki rekan kerja dalam startup tersebut. Tak ada waktu untuk kelambanan Dalam perusahaan besar, kecepatan dalam melangkah tidak terlalu menjadi masalah krusial dalam menentukan keberhasilan. Ini karena korporasi besar umumnya memiliki lapisan birokrasi yang banyak dan keuangan yang lebih mantap, tetapi di startup yang jauh lebih kecil, Anda tidak bisa melakukannya. Anda harus tetap melaju cepat di depan perusahaan-perusahaan besar tersebut jika tidak ingin terlindas oleh ‘mesin-mesin’ raksasa mereka. Bersikap selektif dalam pemecahan masalah Para manajer dalam perusahaan besar sering mendapatkan peluang untuk memikirkan tantangan di masa depan jika keadaan sedang stabil. Di startup, entrepreneur hanya memiliki sedikit waktu untuk itu, hanya ada sedikit sekali waktu untuk melakukan perencanaan masa depan seperti itu. Membiasakan diri dengan penyusunan anggaran yang berubah-ubah Perusahaan besar biasanya beroperasi dengan anggaran yang disusun setahun sekali, dan sering penyusunan anggaran itu sudah dilakukan berbulan-bulan sebelum mulainya tahun fiskal. Dalam startup, keuangan tidak dijalankan berdasarkan sebuah anggaran tahunan yang sudah dibuat sebelumnya. Bisa jadi anggaran itu terus berubah seiring keadaan, atau dibuat dalam jangka waktu yang lebih pendek, misalnya bulanan. Pahami bahwa pengaruh harian Anda besar pada bisnis Sebagai entrepreneur, perlu disadari adanya tanggung jawab yang lebih besar. Jika keputusan Anda salah, semua usaha bisa runtuh. Jika Anda membuat keputusan yang benar, usaha Anda akan melaju lebih kencang dan meraup lebih banyak untung. Banyak keputusan hidup-mati yang harus dihadapi oleh entrepreneur dalam sebuah startup, ini jarang dihadapi oleh eksekutif dalam perusahaan besar. (*AP) |
Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/47-memulai-bisnis/16362-7-alasan-para-eksekutif-korporat-gagal-dalam-startup.html
No comments:
Post a Comment