Thursday, April 19, 2012

Formula Ampuh Menyusun Business Plan Unggul a la MIT

Views :267 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 19 April 2012 09:16
joe_hadzimaCE News, Jakarta – Business plan merupakan titik awal bagi seorang calon entrepreneur untuk menuangkan keseriusannya dalam membuat sebuah usaha yang nyata dan menguntungkan. Business plan bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan dalam berbisnis di fase awal tetapi melalui inilah, pihak lain akan menilai ide bisnis yang akan atau sedang seorang entrepreneur jalankan. Sebuah business plan yang tersusun dengan baik akan menarik lebih banyak pihak untuk bekerjasama, berinvestasi dan sebagainya.

Dalam presentasinya mengenai seluk beluk business plan (“The Nuts and Bolts of Business Plan”) yang disampaikan oleh Joseph Hadzima dari Massachussets Insititute of Technology Sloan School of Management dalam GIST Startup Boot Camp Indonesia kemarin (18/4), dikemukakan bahwa terdapat beberapa kesamaan pendapat dari para pakar mengenai sebuah business plan yang baik.

Resume
Business plan berperan penting untuk mendapatkan pendanaan. Seperti sebuah resume, ia tidak serta merta mengantarkan sang entrepreneur menuju pendanaan atau jalan yang diinginkan, tetapi ia bisa membuka peluang menuju sebuah wawancara atau pembicaraan yang lebih serius dan lebih mendetil dengan pihak lain yang berpotensi untuk membantu kemajuan usaha atau realisasi ide bisnis.

Bukan tawaran
Rencana bisnis idealnya berfokus pada bisnis dan peluang yang akan digarap. Untuk berbagai alasan, termasuk alasan hukum dan regulasi, rencana bisnis juga tidak seharusnya menawarkan tawaran spesifik yang bernada negosiasi dan dokumen penawaran formal lainnya. Selain itu, pikirkan kembali bahwa business plan adalah resume, ringkasan. Anda tuangkan semua kelebihan yang relevan dengan ide bisnis Anda. Lebih baik hindari untuk mengatakan, “Saya bersedia untuk bekerja dengan Anda untuk pendanaan sebesar Rp X dan liburan selama  Y minggu”.  Dengan begitu, Anda sama saja mengajukan lamaran pekerjaan.


Executive Summary
Anda sangat disarankan untuk menyusun sebuah executive summary yang tebalnya tidak lebih dari dua halaman. Usahakan untuk membuatnya semenarik mungkin untuk dibaca sehingga pembaca bisa dengan cepat menangkap apa isinya. Ia juga harus menarik si pembaca untuk terus membaca hingga akhir dan ingin menghubungi si entrepreneur untuk mengetahui detil lebih lanjut.
Cara yang bisa dilakukan ialah dengan memberikan sebuah grafik ringkas yang menjelaskan revenue/ pemasukan selama 5 tahun mendatang, margin dan keuntungan. Susunlah elevator pitch (ringkasan singkat mengenai bisnis yang bisa dibaca 30 detik saja) yang berhubungan dengan executive summary. Misalnya Anda bertemu seorang pemodal atau pihak lain yang Anda pikir tertarik dengan bisnis Anda, Anda bisa menjelaskan elevator pitch yang sudah dihafalkan.Mungkin ia akan mulai tertarik dengan menanyakan di bidang apa bisnis Anda bergerak, Anda memiliki 30 detik untuk menanggapi ketertarikan langka itu sebelum ia meninggalkan Anda.

Rencana operasional
Business plan seharusnya menjadi inti rencana operasional Anda. Ia harus menyatakan visi bisnis dan fungsinya sebagai sebuah peta jalan/ roadmap yang Anda pada dasarnya berusaha untuk ikuti.

Semua hal harus saling terkait
Business Plan seharusnya secara internal konsisten dan terkait dengan presentasi apapun yang  Anda buat. Ini mungkin terdengar sederhana tetapi banyak entrepreneur muda yang gagal untuk menyampaikan pesan inti yang konsisten dalam berbagai kesempatan. Inkonsistensi membuat orang lain menjadi kesulitan untuk memahami apa yang sedang kita kerjakan atau inginkan. Untuk mengatasi hal ini, cobalah untuk meminta pendapat orang lain yang berkompeten dan netral  mengenai masukan untuk memperbaiki ide bisnis.

Ladang Impian
Bagian pemasaran biasanya menjadi titik lemah rencana bisnis. Banyak bagian dalam pemasaran yang terkesan penuh dengan impian karena berisi banyak mimpi indah dan asumsi yang tak berdasar. Jangan lakukan analisis pasar “top down”, misalnya terdapat 60 juta PC, 1% jumlah pemilik PC akan membeli produk Anda seharga 50 dollar sehingga Anda akan meraup penjualan sebesar 30 juta dollar. Alih-alih melakukan hal itu, Anda bisa mencoba menerapkan analisis “bottom up”, misalnya siapa yang akan membeli produk itu dan mengapa, adakah kebutuhan yang begitu kuat yang bisa dipenuhi atau dipuaskan oleh produk atau layanan Anda. Tunjukkan bahwa Anda sebenarnya telah membidik pelanggan potensial tertentu.

Penjualan dan pemasaran
Setelah Anda melakukan analisis pemasaran dengan benar, pastikan strategi penjualan juga berkaitan. Bagian penjualan dalam banyak business plan mengatakan, “Kami akan menjual melalui setiap kanal yang ada”. Itu belum cukup meyakinkan. Tunjukkan bahwa Anda memahami alasan mengapa strategi kanal tertentu adalah yang paling masuk akal bagi analisis pasar Anda.

Proyeksi keuangan
Kebutuhan keuangan sebuah bisnis akan banyak bergantung pada strategi pemasaran dan penjualan. Semuanya harus dihubungkan dengan cara yang koheren. Ingatlah proyeksi ini hanya prediksi semata. Proyeksi tidak akan sepenuhnya benar, kecuali Anda sangat mujur. Namun, proyeksi harus menunjukkan pemahaman mengenai bagaimana semua variabel dalam bisnis saling berinteraksi. Dalam rencana dan dalam setiap presentasi yang Anda susun, Anda perlu menunjukkan bahwa Anda “memiliki” angka-angka itu, bahwa Anda sungguh-sungguh memahami implikasi keuangan dari strategi itu. Karena semua ini adalah proyeksi, jangan sajikan angka-angka dalam jumlah yang memberikan kesan akurat. Keakuratan 5 digit mungkin penting dalam pembuatan produk Anda tetapi tak banyak bermakna dalam sebuah business plan. Jangan terlalu kreatif dalam presentasi mengenai angka karena telah ada format yang ‘pakem’ dan berterima (acceptable). Bantulah pembaca business plan Anda dengan menghitung persentase-persentase pentingseperti margin kotor.


Kualitas tim
Sejumlah investor menimbang peluang pasar atau peluang suatu produk pertama kali dan kemudian melihat kualitas tim. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kualitas tim adalah poin utama yang harus ditekankan. Konsensus umumnya ialah bahwa tim yang berkualitas unggul akan berhasil menemukan cara menyukseskan bisnis mereka.akan lebih mudah untuk mengumpulkan uang jika Anda memiliki sejumlah senjata pamungkas. Jika Anda masih hijau dalam dunia bisnis, berkumpullah dengan para penasihat yang berpengalaman dan bereputasi baik. Sebuah business plan yang disusun dengan baik dan cermat penting artinya dalam menarik para pakar untuk menjadi penasihat Anda.

Poin-poin praktis penting
Panjang rencana idealnya ialah 20-30 halaman. Masukkan rincian dalam satuan terpisah yang bisa diminta jika diperlukan. Investor profesional membaca ratusan business plan setiap tahun dan sering membacanya di peesawat terbang atau dalam kendaraan saat mereka pulang. Pelajaran yang harus dipetik ialah jangan menyusun business plan yang terlalu tebal hingga terlalu repot untuk dibawa dalam perjalanan. Selera orang memang tidak seragam namun banyak orang lebih menyukai rencana bisnis yang dijilid spiral plastik karena tidak perlu melipat dan tetap rata dan bisa ditulisi. Kesan pertama penting sehingga penting untuk menjalankan pemeriksa ejaan dan tata bahasa dalam program pengolah kata Anda. Berikanlah naskah business plan pada seseorang yang kompeten untuk memeriksa kesalahan tata bahasanya dan konsistensi internal.

Akhirnya jika Anda telah menerapkan semua poin di atas, Anda akan memiliki sebuah business plan paling menarik di mata investor dan peluang bisnis yang tak bisa ditolak oleh mereka. Dan bersiaplah jika investor ingin menemui Anda secara langsung, pastikan bahwa Anda bisa dihubungi dengan mudah. Cantumkan nama lengkap Anda, nomor telepon, nomor ponsel, alamat surel, faks, dan sebagainya. Informasi itu semua amat penting dan Anda akan terkejut betapa banyaknya entrepreneur yang tidak mencantumkannya dengan jelas dalam business plan mereka. (*AP)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/berita/berita-ce/16181-formula-ampuh-menyusun-business-plan-unggul-a-la-mit.html

No comments:

Post a Comment